• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Spanyol CATATAN Liga Champions: Dicari, Banteng Penakluk Matador

Bola

SBOBET
Journalist
Siapa bilang dominasi Spanyol di tanah Eropa telah luntur?

Desas-desus tersebut sempat muncul ke permukaan tatkala Bayern Munich dan Borussia Dortmund menciptakan all-German final di partai puncak Liga Champions 2013, kemudian berlanjut dengan kegagalan total timnas Spanyol di Piala Dunia 2014, hingga semakin kaya dan populernya klub-klub Liga Primer Inggris.

"Kami tidak akan bisa melihat lagi yang terbaik dari Barcelona atau timnas Spanyol," kata Sergio Busquets selepas Blaugrana dan La Roja tampil amburadul pada 2014. Mantan bos Real Madrid asal Jerman, Bernd Schuster, seia sekata. "Sepakbola bekerja dalam generasi-generasi. Selama beberapa tahun terakhir, Spanyol punya tim hebat dan memproduksi pemain fantastis. Tetapi tiap siklus selalu memiliki akhir, seperti yang terjadi pada [Serie A] Italia atau [timnas] Brasil,” ujar Schuster seperti dikutip Marca pada tahun lalu.

Kenyataannya tidak demikian. Keberhasilan Barca merengkuh treble di musim 2014/15 mampu mematahkan seluruh keraguan itu. Ditambah dengan kesuksesan Sevilla di Liga Europa dalam dua musim terakhir, maka nyatalah bahwa supremasi Negeri Matador itu belum pudar. Sepakbola Eropa masih dijajah Spanyol.

SUPREMASI SPANYOL | DAFTAR JUARA KOMPETISI EROPA 10 TAHUN TERAKHIR​
MUSIMLIGA CHAMPIONS
LIGA EUROPAPIALA SUPER EROPA
2005/06Barcelona (SPA)Sevilla (SPA)Sevilla (SPA)
2006/07AC Milan (ITA)Sevilla (SPA)AC Milan (ITA)
2007/08Manchester United (ING)Zenit St Peterseburg (RUS)Zenit St Peterseburg (RUS)
2008/09Barcelona (SPA)Shakhtar Donetsk (UKR)Barcelona (SPA)
2009/10Internazionale (ITA)Atletico Madrid (SPA)Atletico Madrid (SPA)
2010/11Barcelona (SPA)Porto (POR)Barcelona (SPA)
2011/12Chelsea (ING)Atletico Madrid (SPA)Atletico Madrid (SPA)
2012/13Bayern Munich (JER)Chelsea (ING)Bayern Munich (JER)
2013/14Real Madrid (SPA)Sevilla (SPA)Real Madrid (SPA)
2014/15Barcelona (SPA)Sevilla (SPA)Barcelona (SPA)​

Klub-klub La Liga Spanyol begitu perkasa di tiga kompetisi Eropa, yakni Liga Champions, Liga Europa, dan Piala Super Eropa. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir saja (2005-2015), dari 30 trofi Eropa yang tersedia, 18 trofi di antaranya masuk ke dalam lemari kaca klub-klub Spanyol! Rinciannya adalah lima gelar Liga Champions, enam Liga Europa, dan tujuh Piala Super Eropa.

Khusus di Liga Champions, sejak format baru dirilis pada 1992/93, klub-klub Spanyol mampu menjuarai delapan dari 23 edisi, termasuk dalam dua edisi terakhir saat Madrid dan Barca menjadi kampiun. Jumlah delapan kali yang dipunyai La Liga itu mengungguli Serie A Italia (5 kali juara), Liga Primer Inggris (4), dan Bundesliga Jerman (3).

Tak ayal, koefisien UEFA milik Spanyol unggul mutlak dibanding negara-negara lain. Sesuai pembaruan terkini pada 27 Agustus 2015, Spanyol memiliki poin koefisien tertinggi, yakni 85,142, terpaut jauh dari Jerman (66,749), Inggris (65,034), dan Italia (60,605).

Soal liga mana yang terbaik, itu tergantung selera dan keyakinan handai-tolan sekalian. Namun, mustahil membantah bahwa Spanyol adalah Reyes de Europa alias Sang Raja Eropa. Dan hegemoni itu sepertinya akan terus berlanjut di musim 2015/16.



Faktor utama pendukung argumen itu adalah, La Liga telah membuat sejarah baru dengan mengirim lima wakilnya ke fase grup Liga Champions musim ini: Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Valencia, dan Sevilla. Ini tak lepas dari peraturan baru UEFA yang mengizinkan juara Liga Europa musim lalu, dalam hal ini Sevilla, untuk berpartisipasi di Liga Champions musim ini. Kehadiran lima matador ini secara otomatis memperbesar kans terciptanya all-Spanish final di musim ini.

Bayangkan, sebuah ajang sepakbola nomor satu di Benua Biru diikuti oleh juara bertahan (Barcelona), juara tersukses (Madrid), kuda hitam kualitas super (Atletico dan Valencia), dan ditambah dengan kedatangan raja Liga Europa (Sevilla). Belum lagi jika kita membicarakan faktor historis apik tim-tim Spanyol di Eropa hingga masih eksisnya duo monster Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di sana. Inikah mimpi buruk bagi klub-klub dari liga lain?

Goal Indonesia sebelumnya sudah menceritakan alasan-alasan mengapa Spanyol begitu berkuasa di Eropa. Kini, saatnya untuk menemukan "racun” untuk membunuh dominasi Spanyol tersebut. Ya, kita sedang mencari banteng tangguh untuk menaklukkan para matador Spanyol.

Pep Guardiola dan pasukannya, calon terkuat perusak dominasi Spanyol.​

Di hampir seluruh bursa taruhan, banteng terkuat itu muncul dalam wujud Bayern Munich. Sejak musim 2011/12, Bayern selalu berhasil menembus minimal babak semi-final. Dipimpin oleh sosok genius sepakbola bernama Pep Guardiola serta diberkahi oleh salah satu skuat terhebat di Eropa, The Bavarians jelas punya segala syarat untuk untuk mengangkat Si Kuping Lebar.

Tuntutan untuk menjadi kampiun Eropa semakin tinggi mengingat musim ini bisa menjadi musim terakhir Guardiola di Bayern sesuai dengan kontraknya. Apalagi, Guardiola masih dibuat penasaran setelah dalam dua musim beruntun keok di semi-final dari wakil Spanyol. Mantan arsitek Barcelona itu akan memeras otaknya lebih keras lagi untuk memastikan Thomas Muller cs. kembali menjadi nomor satu di Eropa, syukur-syukur mengulangi treble di musim 2012/13 yang selama ini menjadi tolok ukur fans Bayern akan arti sebuah kesuksesan bagi klub kesayangannya.

Wakil Jerman lain, Wolfsburg, Bayer Leverkusen, dan Borussia Monchengladbach sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi batu sandungan tim-tim Spanyol. Namun, faktor sejarah dan kedalaman skuat yang tidak sebagus Bayern menjadi penghambat langkah mereka.

Banteng selanjutnya adalah sang jawara Inggris, Chelsea. Sayang, The Blues tengah memasuki fase krisis sebagaimana mereka sudah menelan tiga kekalahan dari lima partai pembuka Liga Primer musim ini. Imbasnya, tenaga dan pikiran armada Jose Mourinho bakal terkuras habis untuk memperbaiki posisi di level domestik sehingga target beprestasi di Liga Champions bakal menjadi prioritas kesekian.

Wakil Inggris seperti Manchester City dan Chelsea harus bersusah payah jika ingin mendobrak Eropa.​

Manchester United "pulang" ke Liga Champions setelah masa transisi cukup mulus bersama Louis van Gaal. Namun, langsung mendamba trofi Eropa seperti di era Sir Alex Ferguson bagaikan mimpi di siang bolong. Sementara itu, Arsenal naga-naganya akan kembali kesulitan untuk berbicara banyak setelah dalam lima musim terakhir The Gunners belum terlepas dari kutukan selalu tereliminasi di babak 16 besar. Bagaimanapun, United dan Arsenal tetap menyimpan potensi yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Jika sudah demikian, wakil terkuat Inggris ada dalam diri Manchester City. Masih menjaga kesempurnaan di Liga Primer dan mendapat suntikan pemain anyar berbanderol selangit seperti Raheem Sterling, Kevin De Bruyne, hingga Nicolas Otamendi, The Citizens sudah layak dan sepantasnya untuk bisa melangkah jauh. Walau begitu, City besutan Manuel Pellegrini akan langsung mendapat ujian sulit mengingat mereka menempati Grup D yang merupakan grup maut berisikan Juventus, Sevilla, dan Gladbach.

Finalis musim lalu, Juventus, berkesempatan menjajal peruntungannya kembali di musim ini. Akan tetapi, penampilan jeblok di Serie A ditambah hilangnya trio kunci Andrea Pirlo, Carlos Tevez, dan Arturo Vidal menyisakan tanda tanya besar terkait kapabilitas Bianconeri untuk tampil oke seperti musim lalu. Meski demikian, peremajaan skuat di musim panas ini bisa memberikan efek tak terduga. Tifosi Juve tentu merindukan momen-momen magis seperti saat ketika armada Massimiliano Allegri mampu menghantam Madrid di semi-final musim lalu.

Italia cuma mengirim dua klub di Liga Champions musim ini, namun potensi kejutan tetap terjaga.​

Italia sendiri hanya memiliki dua wakil dan AS Roma bisa menjadi tumpuan Serie A berikutnya jika Juventus kandas. Partai melawan Barcelona di Grup E dapat dimanfaatkan Roma untuk melatih otot-otot mereka guna mengarungi fase gugur. Sepintas, materi pemain mereka mungkin tidak selevel Barca, Madrid, atau Bayern. Namun, jika konsistensi dapat dipegang dan para penggawa baru seperti Edin Dzeko, Wojciech Szcezesny, dan Mohamed Salah langsung ‘klik’ dengan taktik Rudi Garcia, bukan tidak mungkin Giallorossi bisa mengulangi pencapaian para underdog di masa lalu, misalnya Dortmund di musim 2012/13 dan Atletico di musim 2013/14.

Last but not least adalah Paris Saint-Germain. Tambahan amunisi mewah pada diri Angel Di Maria digadang-gadang bakal menaikkan level PSG dari yang hanya menjadi penggembira di fase knock-out untuk menjadi penantang serius juara Liga Champions. Klub kaya Ligue 1 Prancis itu jelas geregetan setelah mereka dipecundangi Barcelona di perempat-final musim lalu yang tergambarkan jelas dengan berhasil dibodohinya David Luiz oleh nutmeg Luis Suarez.

Banteng-banteng sudah menunjukkan potensinya. Kini tinggal bagaimana para matador meladeni mereka di arena. Ingat, sepakbola mengenal siklus dalam kamusnya. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah roda dominasi Spanyol ini sedang bergulir ke bawah atau masih stabil di atas.

liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, CATATAN Liga Champions: Dicari, Banteng Penakluk Matador
 
Top