Di Balik Ramai & Bisingnya Poster Capres-Cawapres 2024 merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Poster bertuliskan "Deklarasi & Dukungan Capres-Cawapres 2024 Puan Maharani-Moeldoko" ramai beredar di sejumlah grup percakapan Whatsapp sejak Kamis (18/3).
Tertulis dalam gambar tersebut Ketua DPR RI Puan Maharani akan dideklarasikan sebagai calon presiden & Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai wakil presiden 2024.
Dukungan kepada pasangan calon itu, sebagaimana diterangkan dalam poster tersebut, akan berlangsung di Hotel JW Marriott, Surabaya, pada Senin (29/3).
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno juga memastikan keterangan di poster tersebut merupakan kabar bohong.
"Itu jelas-jelas hoaks," mengatakan Hendrawan.
Juru bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Muhammad Rahmad membantah adanya deklarasi pemilihan presiden yg menampilkan Ketua DPR Puan Maharani & Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Menurutnya, itu hasil editan & ditegaskannya hoaks.
"Jelas sekali foto editan yg diambilnya entah dari mana, lalu dibikin poster abal-abal & disebarkan," ujar Rahmad saat dibubungi, Jumat (19/3).
Adanya foto tersebut, mengatakan Rahmad, merupakan upaya untuk mendiskreditkan Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Moeldoko. Pihaknya dengan tegas menolak cara-cara tak elok seperti itu untuk menjatuhkan seseorang.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah keterlibatan pihaknya atas tersebarnya poster kegiatan deklarasi capres-cawapres untuk Pilpres 2024.
Ia menganggap kubu Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yg diketuai oleh Moeldoko-lah yg pantas dicurigai.
Herzaky menyebut para pelaku kudeta Partai Demokrat sering menebar fitnah & kabar bohong.
"Yang kebelet & berambisi harap jadi capres 2024 dengan cara jadi ketua biasa parpol secara paksa itu siapa? Jelas-jelas para mantan kader kami bekerja sama dengan oknum kekuasaannya yg mengerjakannya. Siapa yg berambisi, siapa yg dituduh," mengatakan Herzaky pada Jumat (19/3).
Herzaky mengeklaim, Partai Demokrat kubu Cikeas memilih fokus pada kerja menolong rakyat akibat pandemi Covid-19 & bencana di berbagai pelosok Indonesia. Selain itu, pihaknya berjuang bersama penggiat demokrasi & HAM ataupun masyarakat biasa untuk menjaga demokrasi di Indonesia tetap kondusif.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, muncul tiga poster terkait isu capres-cawapres pada Pilpres 2024, yaitu Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono, Moeldoko-Achsanul Qosasi, & Puan Maharani-Moeldoko.
Pada poster Puan Maharani-Moeldoko tertera bahwa acara digelar di Surabaya pada Senin 29 Maret mendatang. Puan disebut merupakan calon presiden untuk 2024 sedangkan Moeldoko merupakan calon wakil presidennya.
Kampanye Hitam atau Kampanye Humas?
Pakar Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad) Justito Adiprasetio menilai munculnya poster-poster itu menimbulkan sejumlah spekulasi di masyarakat.
Pertama, Justito menduga ada kemungkinan poster tersebut disebarkan oleh para pendukung capres-wawapres itu sendiri. Tapi ada kemungkinan juga kalau poster tersebut adalah bentuk black campaign.
"Tujuannya untuk membangun imaji publik bahwa yg ada di poster tersebut punya ambisi politik jangka panjang," mengatakan Justito, Sabtu (20/3).(republika.co.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Poster bertuliskan "Deklarasi & Dukungan Capres-Cawapres 2024 Puan Maharani-Moeldoko" ramai beredar di sejumlah grup percakapan Whatsapp sejak Kamis (18/3).
Tertulis dalam gambar tersebut Ketua DPR RI Puan Maharani akan dideklarasikan sebagai calon presiden & Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai wakil presiden 2024.
Dukungan kepada pasangan calon itu, sebagaimana diterangkan dalam poster tersebut, akan berlangsung di Hotel JW Marriott, Surabaya, pada Senin (29/3).
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno juga memastikan keterangan di poster tersebut merupakan kabar bohong.
"Itu jelas-jelas hoaks," mengatakan Hendrawan.
Juru bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Muhammad Rahmad membantah adanya deklarasi pemilihan presiden yg menampilkan Ketua DPR Puan Maharani & Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Menurutnya, itu hasil editan & ditegaskannya hoaks.
"Jelas sekali foto editan yg diambilnya entah dari mana, lalu dibikin poster abal-abal & disebarkan," ujar Rahmad saat dibubungi, Jumat (19/3).
Adanya foto tersebut, mengatakan Rahmad, merupakan upaya untuk mendiskreditkan Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Moeldoko. Pihaknya dengan tegas menolak cara-cara tak elok seperti itu untuk menjatuhkan seseorang.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah keterlibatan pihaknya atas tersebarnya poster kegiatan deklarasi capres-cawapres untuk Pilpres 2024.
Ia menganggap kubu Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yg diketuai oleh Moeldoko-lah yg pantas dicurigai.
Herzaky menyebut para pelaku kudeta Partai Demokrat sering menebar fitnah & kabar bohong.
"Yang kebelet & berambisi harap jadi capres 2024 dengan cara jadi ketua biasa parpol secara paksa itu siapa? Jelas-jelas para mantan kader kami bekerja sama dengan oknum kekuasaannya yg mengerjakannya. Siapa yg berambisi, siapa yg dituduh," mengatakan Herzaky pada Jumat (19/3).
Herzaky mengeklaim, Partai Demokrat kubu Cikeas memilih fokus pada kerja menolong rakyat akibat pandemi Covid-19 & bencana di berbagai pelosok Indonesia. Selain itu, pihaknya berjuang bersama penggiat demokrasi & HAM ataupun masyarakat biasa untuk menjaga demokrasi di Indonesia tetap kondusif.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, muncul tiga poster terkait isu capres-cawapres pada Pilpres 2024, yaitu Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono, Moeldoko-Achsanul Qosasi, & Puan Maharani-Moeldoko.
Pada poster Puan Maharani-Moeldoko tertera bahwa acara digelar di Surabaya pada Senin 29 Maret mendatang. Puan disebut merupakan calon presiden untuk 2024 sedangkan Moeldoko merupakan calon wakil presidennya.
Kampanye Hitam atau Kampanye Humas?
Pakar Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad) Justito Adiprasetio menilai munculnya poster-poster itu menimbulkan sejumlah spekulasi di masyarakat.
Pertama, Justito menduga ada kemungkinan poster tersebut disebarkan oleh para pendukung capres-wawapres itu sendiri. Tapi ada kemungkinan juga kalau poster tersebut adalah bentuk black campaign.
"Tujuannya untuk membangun imaji publik bahwa yg ada di poster tersebut punya ambisi politik jangka panjang," mengatakan Justito, Sabtu (20/3).(republika.co.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet