• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Hukum Kekekalan Logika (Logic's Constantine)

Status
Not open for further replies.

draide

PAUD
Level 1
Sejak topik mengenai Hukum Draide I dan II diblok saya mencoba mengoreksi mengenai kesalahan-kesalahan teori. Dan dapat saya simpulkan beberapa argumen-argumen yang cukup menarik.

Kita sekarang tidak membicarakan cheat terlebih dahulu namun kita berbicara tentang logika. Anda suka logika? Yuk, kita kembali ke logika awal.

Seperti yang pernah saya katakan bahwa, logika awal manusia hanya "Ya" dan "Tidak". Dan dari "Ya" dan "Tidak" maka akan berkembang menjadi logika "Sebab-Akibat", "Aksi-Reaksi", "Mengapa-Karena", dll...

Bagaimanakah hal tersebut bisa terjadi?

Hukum Kekekalan Logika

"Logika tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan namun hanya berubah bentuk dan berkembang"

Dibidang fisika kita mengenal kekekalan energi, sedangkan di bidang logika kita harus mengenal kekekalan logika. Logika manusia sudah ada sejak manusia itu dilahirkan di dunia ini. Dalam perkembangan manusia, logika akan terus berkonversi (berubah wujud) bahkan berkembang dari wujud asalnya.

Saya akan menjelaskan dari tahap per tahap mengenai kekekalan logika.
- Bayi
Merupakan tahap paling dasar dari manusia. Dalam tahap ini, bisa dikatakan manusia berada pada tahap paling "bodoh". Contohnya saja bila kita menyodorkan susu ke si bayi, apabila si bayi lapar maka dia akan meminumnya namun, bila dia sudah kenyang dia akan menolak dengan menangis. Logika "Ya" dan "Tidak" berkembang disini. Dalam otak si bayi sudah tertera logika. Sebagai ilustrasi yang dipikirkan adalah "Jika saya lapar maka saya akan minum dan jika tidak lapar maka saya tidak akan minum." Logika "Ya" adalah dengan diam dan menerima susu. Sedangkan logika "Tidak" adalah dengan menangis (menolak).

- Kanak-kanak
Pada tahap ini, logika si anak sudah berkembang. Mengapa berkembang? Bukankah logika tidak bisa diciptakan? Darimanakah logika yang input ke anak?
Ini merupakan konversi dari logika orang tuanya. Orang tuanya akan memberikan logika yang ada pada dirinya kepada si anak. Sehingga konversi logika orang tua masuk ke logika si anak. Hal ini menyebabkan logika awal si anak tidak hilang, namun berubah menjadi logika orang tuanya. Konversi logika tidak terjadi secara besar-besaran namun melalui proses asimilasi dan akulturasi logika yang lama. Sehingga, anak tidak bisa langsung berpikir seperti orang tuanya namun masih lugu dan masih ada logika awalnya yakni menangis dan sebagainya. Hal inilah yang membuat orang berpikir bahwa masa kanak-kanak harus dijaga dengan baik karena merupakan tahap perkembangan logika yang cukup pesat. Contoh logika kanak-kanak : "Jika saya melihat mama, maka saya akan mengucapkan kata "Mama" atau jika saya melihat papa, maka saya akan mengucapkan kata "Papa" dan jika tidak, maka saya hanya diam."

-Anak-anak
Proses konversi logika semakin pesat dengan lingkungan sekitar dan terutama dengan teman-teman bermainnya. Pada tahap ini asimilasi dan akulturasi logika sudah berkembang terus. Logika si anak bukan hanya dari logika orang tuanya melainkan dapat dari teman bermainnya. Ada pertanyaan : Jika begitu, bukankah logika si orang tua yang diberikan akan berkonversi lagi? Bagaimana kalau dia terpengaruh dengan logika temannya yang bertentangan dengan logikanya?

Memang akan terjadi bentrokan logika. Namun, yang akan terjadi adalah pertentangan logika "sementara". Jika si anak menerima logika yang berbeda dengan logika awalnya maka dia tidak langsung berkonversi. Hal ini disebabkan karena logika yang diberikan oleh orang tuanya lebih kuat dibandingkan dengan logika temannya. Mengapa? Karena setiap harinya dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan orang tua dibanding dengan temannya. Setelah terjadi pembentrokan logika, maka dia akan mempertanyakan logika tersebut. Maka, dia akan bertanya kepada orang tuanya, bolehkah begini papa? bolehkah begini mama?. Hal ini disebabkan si anak lebih percaya pada orang tuanya. Maka, bagi yang mempunyai anak, harap lebih memperhatikan anaknya karena banyak terjadi konversi logika."

Dari penjelasan singkat di atas dapatkah anda mengerti konversi logika terjadi? Bisakah anda menarik kesimpulan dari beberapa fakta di atas?
Coba anda kembangkan dari tahap-tahap tersebut ke tahap remaja dan dewasa. Bukankah akan sama dengan tahap-tahap tersebut?

Kesimpulan :
- Konversi logika terjadi melalui proses asimilasi dan akulturasi yang lama dan tidak mudah.
- Konversi logika dimana logika awal berbentrok dengan logika yang akan diterima, akan lebih lama dan dipertanyakan kepada orang yang mengkonversikan logika awalnya.
- Konversi logika menghasilkan norma dalam hidup.
- Awal dari logika adalah logika itu sendiri dan akan terus berkembang dengan konversi.
- Konversi akan gagal apabila logika awal lebih kuat.

Sudahkah anda mendapat bayang-bayang mengenai kekekalan logika? susah dipahami? kalau ada pertanyaan, silahkan ditanyakan. Topik ini belum selesai, pada pekan mendatang saya akan melanjutkan dengan kekekalan logika mesin (0 dan 1). Terima kasih. Salam dari Draide.
 

steakikan

PAUD
Level 1
Eh, boss, sorry klo tersinggung nich. Apa kamu nich seorang filosopher? Wah, kynya sih iya. Topic nya bermaanfaat kok, jd tenang aja. Cuman mo tanya profesi doank kok.

Oh ya, di atas tuch jd klo si anak lebih sering ama teman, dia lebih percaya ama logika teman donk?
 

draide

PAUD
Level 1
@atas
wew, kok banyak yang bilang wa filosopher sih? :ngacir:
Kalo profesi wa memang banyak, malahan antar profesi kadang bentrok :ngacir: . Yang pastinya saya bukan filosopher, saya hanya menginformasikan informasi yang belum terkuak. Kadang ya memang, wa kasih informasi yang terlalu dalem. Profesi wa masih mahasiswa di universitas widya dharma pontianak, selain itu wa juga udah jadi salah satu Hypnotist di West Borneo Hypnotherapers Federation yang sekarang sedang didirikan. Filosopher? ga de, cuman logika yang kita pergunakan :ngacir:

Jawaban :
Dia (anak) bisa percaya pada logika ortu ataupun teman, tergantung seberapa lama dia bergaul atau berakulturasi. Sebab, konversi logika terjadi secara lama. Karena orang tua yang lebih lama dengan si anak, maka logika orang tua dikonversikan ke anak. Namun, jika anak tersebut kurang perhatian, maka konversi logikanya akan menurut arus teman-temannya. So, kalo punya anak, jaga baik2 tuh.

Sekian dan terima kasih. Salam dari Draide.
 

jaya2025

4 SD
Level 2
SIp, lanjutin teruss.....lumayan nih buat pengetahuan kalau punya anak nanti..biar pinter dan nda dudutz...
 

depox

TK B
Level 2
ah inot mah ikut2an doang..
gw symply oki kalo udah masuk sini baru jadi tempat sampah :)
 
Status
Not open for further replies.
Top