Bambang Nurdiansyah akan menularkan ilmu yang didapatkannya usai mengikuti kursus kepelatihan AFC Pro di Spanyol, beberapa waktu lalu kepada anak-anak yang berada di Indonesia. Hal ini disampaikannya ketika menggelar coaching clinic, di Lapangan ISCI, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (17/2).
Puluhan anak-anak dari tiga kelompok usia (9 tahun ke bawah, 10-13 tahun, dan 14-17 tahun) antusias mengikuti pelatihan. Mereka terlihat antusias mengikuti coaching clinic yang diselenggarakan Indonesia Football Academy (IFA).
Pria yang karib disapa Banur tersebut menyatakan metode yang diberikan untuk anak-anak tersebut berasal dari kurikulum Filanesia (Filosofi Sepakbola Indonesia). Ini lantaran PSSI memang sedang gencar menerapkan metode tersebut di bawah komando direktur teknik PSSI, Danurwindo.
Pilihan Editor
"Saya kemarin ke Spanyol ke Alaves. Kelompok usia 10-13 tahun saja pelatihnya lisensi A Pro UEFA. Jadi tidak ada yang instant, saya ajarkan kurikulum Filanesia di sini, Filanesia itu keluar kan karena sudah ada risetnya," kata Banur yang menjadi direktur teknik IFA.
"Sepakbola di Indonesia itu dari zaman ke zaman tidak kekurangan bibit dan talenta. Tapi bibit saja tidak cukup kalau tidak dibenahi kepelatihanya, karena pelatih yang bagus dan mempunyai wawasan akan melahirkan pemain yang bagus. Itu dulu dasarnya yang harus dibenahi," sambungnya.
Danurwindo yang turut hadir mengatakan coaching clinic tersebut bagus untuk menampung bakat pesepakbola usia dini sesuai kurikulum Filanesia. Agar nantinya potensi para pesepakbola muda bisa tersalurkan lewat adanya pertandingan dan kompetisi.
"Untuk membangun sepakbola harus dimulai dari usia muda. IFA adalah wadah untuk membina pemain usia muda, ini yang membantu sepakbola usia muda di Indonesia. Tapi dengan catatan, harus memiliki organisasi dengan baik, kualitas latihan dan pelatih, lalu juga ada pertandingan sehingga potensi pemain muda ini bisa berkembang," kata Danurwindo.
Sementara, deputi operasional IFA, Muhammad Indra Wahyudi, mengatakan tujuan akademi sepakbola ini sesuai dengan metode Filanesia yang diusung PSSI. Agar nantinya Indonesia memiliki pemain berkualitas baik di dalam dan luar lapangan.
"Dari awal, tujuan besar IFA menciptakan pemain Indonesia yang berkarakter di dalam dan luar lapangan. Di dalam lapangan pendidikan teknisnya oleh coach Banur yang punya lisensi tertinggi di Asia. Di luar lapangan kita mendidik bagaimana pemain punya karakter positif seperti disiplin, tanggung jawab, leadership, bisa handle pressure. Itu yang kita bina," ujarnya.
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Bambang Nurdiansyah Tularkan Ilmu Filanesia Ke Puluhan Anak-Anak
Puluhan anak-anak dari tiga kelompok usia (9 tahun ke bawah, 10-13 tahun, dan 14-17 tahun) antusias mengikuti pelatihan. Mereka terlihat antusias mengikuti coaching clinic yang diselenggarakan Indonesia Football Academy (IFA).
Pria yang karib disapa Banur tersebut menyatakan metode yang diberikan untuk anak-anak tersebut berasal dari kurikulum Filanesia (Filosofi Sepakbola Indonesia). Ini lantaran PSSI memang sedang gencar menerapkan metode tersebut di bawah komando direktur teknik PSSI, Danurwindo.
Pilihan Editor
- Piala AFF U-22 2019: Jadwal Timnas Indonesia
- Tembus 30 Gol, Lionel Messi Catat Rekor Impresif
- Sudah Cetak Enam Gol, Krzysztof Piatek Buat Sejarah Baru Di AC Milan
- Sir Alex Ferguson Kembali Latih Manchester United
"Saya kemarin ke Spanyol ke Alaves. Kelompok usia 10-13 tahun saja pelatihnya lisensi A Pro UEFA. Jadi tidak ada yang instant, saya ajarkan kurikulum Filanesia di sini, Filanesia itu keluar kan karena sudah ada risetnya," kata Banur yang menjadi direktur teknik IFA.
"Sepakbola di Indonesia itu dari zaman ke zaman tidak kekurangan bibit dan talenta. Tapi bibit saja tidak cukup kalau tidak dibenahi kepelatihanya, karena pelatih yang bagus dan mempunyai wawasan akan melahirkan pemain yang bagus. Itu dulu dasarnya yang harus dibenahi," sambungnya.
Danurwindo yang turut hadir mengatakan coaching clinic tersebut bagus untuk menampung bakat pesepakbola usia dini sesuai kurikulum Filanesia. Agar nantinya potensi para pesepakbola muda bisa tersalurkan lewat adanya pertandingan dan kompetisi.
"Untuk membangun sepakbola harus dimulai dari usia muda. IFA adalah wadah untuk membina pemain usia muda, ini yang membantu sepakbola usia muda di Indonesia. Tapi dengan catatan, harus memiliki organisasi dengan baik, kualitas latihan dan pelatih, lalu juga ada pertandingan sehingga potensi pemain muda ini bisa berkembang," kata Danurwindo.
Sementara, deputi operasional IFA, Muhammad Indra Wahyudi, mengatakan tujuan akademi sepakbola ini sesuai dengan metode Filanesia yang diusung PSSI. Agar nantinya Indonesia memiliki pemain berkualitas baik di dalam dan luar lapangan.
"Dari awal, tujuan besar IFA menciptakan pemain Indonesia yang berkarakter di dalam dan luar lapangan. Di dalam lapangan pendidikan teknisnya oleh coach Banur yang punya lisensi tertinggi di Asia. Di luar lapangan kita mendidik bagaimana pemain punya karakter positif seperti disiplin, tanggung jawab, leadership, bisa handle pressure. Itu yang kita bina," ujarnya.
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Bambang Nurdiansyah Tularkan Ilmu Filanesia Ke Puluhan Anak-Anak