Bantah Yesus Tokoh Radikal, Ferdinand Skakmatt Anggota DPR merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Ferdinand Hutahaean tidak sepakat dengan pernyataan politisi Partai Demokrat Benny K Harman yg menyebutkan bahwa Yesus Kristus merupakan tokoh radikal di zamannya.
Sebelumnya, anggota DPR dari fraksi Demokrat, Benny K Harman mengatakan bahwa Yesus berani melawan kesewenang-wenangan penguasa yg membelenggu kebebasan umat-Nya.
"Yesus itu tokoh sangat radikal di zamannya. Dia melawan tradisi kesewenang-wenangan penguasa yg membelenggu kebebasan umat-Nya." tulis Benny K Harman di akun twitternya, @BennyHarmanID 2 April 2021.
"Atas konsistensi sikap-Nya, Ia rela disiksa, didera, dicemeti, & dipaku di kayu salib hingga wafat. Hari ini kita peringati wafat-Nya itu.#Liberte" tambahnya.
Menanggapi hal ini, mantan politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean tidak sepakat. Ia mengaku sedih membaca cuitan Benny K Harman ini.
Ferdinand mengatakan, Yesus tidak sedang melawan penguasa, melainkan melawan tokoh agama & meluruskan masyarakat Yahudi yg dinilai sudah sesat.
"Bang BKH, sy sedih baca cuitan ini. Kalimat ini sama sekali tdk mencerminkan perjalan hidup Yesus. Dlm hidupnya, Yesus tdk sdg melawan penguasa tp melawan tokoh agama & meluruskan masyarakat Yahudi yg dinilai sdh sesat. Makanya atas itulah dia dihukum bkn krn melawan penguasa." balas Ferdinand di akun twitternya, @FerdinandHutahaean3 pada 3 April 2021.
Ferdinand menilai, sebutan radikal untuk Yesus yg melawan penguasa itu salah.
"Yesus diburu olh pakar taurat Yahudi krn dianggap melawan taurat & bertentangan dgn hukum2 Yahudi. Yesus tak punya sejarah melawan penguasa saat itu baik penguasa Yahudi maupun Romawi. Jd sebutan radikal krn melawan penguasa itu salah, tdk ada faktanya @BennyHarmanID," tambahnya.
"Ada banyak hukum taurat yg diperbaharui olh Yesus, krn itulah muncul Kitab Perjanjian Baru. Dan terkait penguasa, Yesus berkata bahwa tdk ada penguasa/pemerintah yg tdk bersumber dr Tuhan, & bayarlah apa yg hrs anda berikan kpd penguasa. Itu yg tertulis." tulis Ferdinand lagi.
"Yesus dihukum Salib atas 2 pengadilan, perdana pengadilan pakar taurat & penguasa Yahudi, tp krn saat itu Romawi yg berkuasa, mk Yesus dihadapkan lg Pilatus penguasa Romawi di Yudea. Yesus tak sedikitpun menghujat melawan penguasa saat diadili tp berkata mengampuni mrk." tambahnya.
"Dari ribuan ayat dlm Perjanjian Lama & Perjanjian Baru, tak satupun disana ada kalimat yg menyerang penguasa, melawan penguasa atau pemerintah." Ferdinand menambahkan.
"Tp Yesus meluruskan kesesatan yg terjadi dikalangan Yahudi, merubah hukum2 lama dgn yg baru. Jgn bikin cerita tak faktual ttg Yesus," pungkasnya.(beritadiy.pikiran-rakyat.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Ferdinand Hutahaean tidak sepakat dengan pernyataan politisi Partai Demokrat Benny K Harman yg menyebutkan bahwa Yesus Kristus merupakan tokoh radikal di zamannya.
Sebelumnya, anggota DPR dari fraksi Demokrat, Benny K Harman mengatakan bahwa Yesus berani melawan kesewenang-wenangan penguasa yg membelenggu kebebasan umat-Nya.
"Yesus itu tokoh sangat radikal di zamannya. Dia melawan tradisi kesewenang-wenangan penguasa yg membelenggu kebebasan umat-Nya." tulis Benny K Harman di akun twitternya, @BennyHarmanID 2 April 2021.
"Atas konsistensi sikap-Nya, Ia rela disiksa, didera, dicemeti, & dipaku di kayu salib hingga wafat. Hari ini kita peringati wafat-Nya itu.#Liberte" tambahnya.
Menanggapi hal ini, mantan politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean tidak sepakat. Ia mengaku sedih membaca cuitan Benny K Harman ini.
Ferdinand mengatakan, Yesus tidak sedang melawan penguasa, melainkan melawan tokoh agama & meluruskan masyarakat Yahudi yg dinilai sudah sesat.
"Bang BKH, sy sedih baca cuitan ini. Kalimat ini sama sekali tdk mencerminkan perjalan hidup Yesus. Dlm hidupnya, Yesus tdk sdg melawan penguasa tp melawan tokoh agama & meluruskan masyarakat Yahudi yg dinilai sdh sesat. Makanya atas itulah dia dihukum bkn krn melawan penguasa." balas Ferdinand di akun twitternya, @FerdinandHutahaean3 pada 3 April 2021.
Ferdinand menilai, sebutan radikal untuk Yesus yg melawan penguasa itu salah.
"Yesus diburu olh pakar taurat Yahudi krn dianggap melawan taurat & bertentangan dgn hukum2 Yahudi. Yesus tak punya sejarah melawan penguasa saat itu baik penguasa Yahudi maupun Romawi. Jd sebutan radikal krn melawan penguasa itu salah, tdk ada faktanya @BennyHarmanID," tambahnya.
"Ada banyak hukum taurat yg diperbaharui olh Yesus, krn itulah muncul Kitab Perjanjian Baru. Dan terkait penguasa, Yesus berkata bahwa tdk ada penguasa/pemerintah yg tdk bersumber dr Tuhan, & bayarlah apa yg hrs anda berikan kpd penguasa. Itu yg tertulis." tulis Ferdinand lagi.
"Yesus dihukum Salib atas 2 pengadilan, perdana pengadilan pakar taurat & penguasa Yahudi, tp krn saat itu Romawi yg berkuasa, mk Yesus dihadapkan lg Pilatus penguasa Romawi di Yudea. Yesus tak sedikitpun menghujat melawan penguasa saat diadili tp berkata mengampuni mrk." tambahnya.
"Dari ribuan ayat dlm Perjanjian Lama & Perjanjian Baru, tak satupun disana ada kalimat yg menyerang penguasa, melawan penguasa atau pemerintah." Ferdinand menambahkan.
"Tp Yesus meluruskan kesesatan yg terjadi dikalangan Yahudi, merubah hukum2 lama dgn yg baru. Jgn bikin cerita tak faktual ttg Yesus," pungkasnya.(beritadiy.pikiran-rakyat.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet