Kantor Pusat BlackBerry di Kanada
KOMPAS.com -- BlackBerry terus-menerus mengalami kerugian. Pada tiga bulan yang berlangsung hingga 1 Maret lalu, perusahaan tersebut melaporkan kerugian sebesar 423 juta dollar AS. Kuartal sebelumnya, angka kerugian mencapai 4,4 miliar dollar AS.
Jika kerugian terus terjadi, CEO BlackBerry John Chen mengatakan, pihaknya berencana berhenti memproduksi smartphone. "Kalau saya tak bisa mendatangkan uang dari bisnis perangkat, saya tak akan terjun di bisnis handset," ujar Chen dalam sebuah wawancara yang dikutip oleh Reuters, Rabu (9/4/2014).
Chen melanjutkan bahwa keputusan untuk melakukan hal tersebut bisa dibuat dalam waktu yang relatif singkat. Dia tak menjelaskan lebih lanjut tentang rencananya, tetapi mengatakan bahwa BlackBerry seharusnya bisa mendatangkan keuntungan, cukup dengan mengapalkan 10 juta perangkat per tahun.
Pada puncak kejayaannya di tahun fiskal 2011 lalu, BlackBerry mengapalkan 52,3 juta perangkat.
Chen yang mulai memimpin BlackBerry pada November tahun lalu mengatakan bahwa pihaknya berminat untuk melakukan investasi atau kerja sama dengan perusahaan lain di industri-industri seperti kesehatan, keuangan, dan hukum yang membutuhkan keamanan tingkat tinggi.
"Kami membangun tim layanan yang berfokus di keamanan. Kami membangun tim perangkat keras yang berfokus di keamanan. Kami akan melakukan kerja sama dan mungkin merger dan akuisisi untuk meningkatkan keamanan," kata Chen yang hendak memfokuskan perusahaan ke kalangan korporat yang menjadi kekuatan tradisionalnya sejak dulu.
Sejak kegiatan mata-mata diungkap ke publik oleh mantan kontraktor NSA Edward Snowden, lanjut Chen, masalah keamanan informasi mendapat sorotan dari kalangan bisnis dan pemerintahan.
Chen mengakui adanya kesalahan strategi yang dilakukan para eksekutif terdahulu. Dia mengatakan sudah menyiapkan rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk BlackBerry.
"Anda harus menjalani hidup dalam jangka-jangka waktu yang pendek. Manajemen yang dulu beranggapan bahwa seluruh dunia akan menghampiri mereka. Saya tak punya kemewahan itu. Saya terus-menerus kehilangan uang," ujar Chen.
Sumber