Buntut Pengeroyokan anggota TNI, Polsek Dibakar & Kapolsek Dipukuli merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Pengeroyokan seorang anggota TNI AL di Arundina, Ciracas pada Selasa (11/12/2018) pukul 15.30 WIB oleh juru parkir berbuntut panjang.
Malam harinya (pasca kejadian) sekelompok orang berbadan tegap menyisir Arundina mencari para pengeroyok yg diduga berjumlah 7 orang.
Para pelaku yg ketakutan akhirnya bersembunyi (mengamankan diri) di Polsek Ciracas. Oleh Polsek, para pelaku & korban pengeroyokan di mediasi untuk berdamai & menyelesaikan cara kekeluargaan.
Akan tetapi, meski proses mediasi berjalan lancar, kelompok yg menyisir Arundina mencari para pelaku tetap ngotot harap berjumpa dengan ke 7 pelaku pengeroyokan.
Karena baru satu pelaku pengeroyokan yg diamankan, sementara pelaku 6 orang belum ditangkap, akhirnya pihak kepolisian meminta waktu hingga 2 hari untuk menangkap pelaku.
Namun hal tersebut tidak terjadi kesepakatan hingga memicu ketegangan & pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.
Tak cuma membakar, para pelaku yg rata-rata berbadan tegap & rambut cepak itu juga memukuli Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar.
Kini, Kapolsek Ciracas dalam perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Belum diketahui luka dibagian mana yg menciptakan Kapolsek tersebut dirawat.
Namun, salah satu anggota kepolisian Aiptu Harsono mengatakan bahwa Kapolsek megalami luka pukul dibagian perut & dana. Karena kondisi tersebut, ia dilarikan kerumah sakit.
"Pak Kapolsek sempat di pukul dibagian dana & bahu. Sekarang sudah dirawat di RS Polri," mengatakan Aiptu Harsono saat ditemui di Mapolsek Ciracas, Rabu (12/12/2018).
Menurutnya, saat ini Agus sedang dirawat di Rumah salah satu ruangan VIP di RS Polri Keramat Jati. Beruntung Wakapolsek Ciracas, AKP Bambang tidak terkena luka parah.
"Kebetulan pak Kapolsek pas kejadian sedang ada disini (Mapolsek) Dia memang sering berjaga disini, sering stand by," ujarnya.
Warga Dengar Ledakan dari Mapolsek
Dari pengakuan warga yg tinggal disekitar Mapolsek, massa mulai berkumpul sekitar pukul 22.00 WIB.
Setelah beberapa lama, pukul 23.30 WIB warga mengaku mendengar suara ledakan. Merekapun yg tinggal disekitar Mapolsek mengaku ketakutan.
"Takut banget kita. Jam setengah dua belas ada ledakan berkali-kali," ucap Heri (36), Rabu (12/12/2018).
Mereka segera keluar rumah untuk melihat apa yg terjadi. Namun sejumlah massa melarang warga mendekat apalagi mengambil gambar ataupun video.
"Pas kita keluar harap lihat, diusir-usirin. Gak boleh mendekat. Bukan, bukan sama Polisi. Tapi sama massa yg tubuhnya gede-gede itu," katanya.
Heri justru tidak melihat anggota kepolisian yg berjaga ataupun menenangkan warga sekitar.
"Gak ada Polisi satupun yg terlihat. Malah mengatakan warga sebrang (permukiman yg sejajar dengan Polsek) polisinya pada lari ke rumah-rumah warga buat berlindung," ungkapnya.
Tak lama kemudian, suasanapun mulai memanas. Terlihat kobaran api & beberapa unit mobil pemadam kebakaran yg datang.
"Sekitar seperapat jam itu api besar, karena kita gak boleh dekat-dekat, kita cuma dapat lihat dari sebrang kali ini," mengatakan Heri.
Kondisi mulai kondusif saat Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Joni Supriyanto & Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis datang ke lokasi.
Saat itu massa yg merusak & membakar Polsek Ciracas langsung berhamburan meninggalkan lokasi.
"Pas Pangdam sama Kapolda datang, orang-orang (massa) itu pada kabur ninggalin lokasi. Mereka pada bawa motor. Langsung pergi kearah sana (Pasar Rebo)," mengatakan Heri.
Ia & warga lain mengaku masih was-was hingga saat ini & takut kejadian terulang lagi.
"Was-was iya. Takut pasti, soalnya kan ini belum selesai. Belum ketangkep semua pelaku pembakarannya. Jadi wajar kita masih takut ada penyerangan lagi," ungkap warga. (radarnonstop.co)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Pengeroyokan seorang anggota TNI AL di Arundina, Ciracas pada Selasa (11/12/2018) pukul 15.30 WIB oleh juru parkir berbuntut panjang.
Malam harinya (pasca kejadian) sekelompok orang berbadan tegap menyisir Arundina mencari para pengeroyok yg diduga berjumlah 7 orang.
Para pelaku yg ketakutan akhirnya bersembunyi (mengamankan diri) di Polsek Ciracas. Oleh Polsek, para pelaku & korban pengeroyokan di mediasi untuk berdamai & menyelesaikan cara kekeluargaan.
Akan tetapi, meski proses mediasi berjalan lancar, kelompok yg menyisir Arundina mencari para pelaku tetap ngotot harap berjumpa dengan ke 7 pelaku pengeroyokan.
Karena baru satu pelaku pengeroyokan yg diamankan, sementara pelaku 6 orang belum ditangkap, akhirnya pihak kepolisian meminta waktu hingga 2 hari untuk menangkap pelaku.
Namun hal tersebut tidak terjadi kesepakatan hingga memicu ketegangan & pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.
Tak cuma membakar, para pelaku yg rata-rata berbadan tegap & rambut cepak itu juga memukuli Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar.
Kini, Kapolsek Ciracas dalam perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Belum diketahui luka dibagian mana yg menciptakan Kapolsek tersebut dirawat.
Namun, salah satu anggota kepolisian Aiptu Harsono mengatakan bahwa Kapolsek megalami luka pukul dibagian perut & dana. Karena kondisi tersebut, ia dilarikan kerumah sakit.
"Pak Kapolsek sempat di pukul dibagian dana & bahu. Sekarang sudah dirawat di RS Polri," mengatakan Aiptu Harsono saat ditemui di Mapolsek Ciracas, Rabu (12/12/2018).
Menurutnya, saat ini Agus sedang dirawat di Rumah salah satu ruangan VIP di RS Polri Keramat Jati. Beruntung Wakapolsek Ciracas, AKP Bambang tidak terkena luka parah.
"Kebetulan pak Kapolsek pas kejadian sedang ada disini (Mapolsek) Dia memang sering berjaga disini, sering stand by," ujarnya.
Warga Dengar Ledakan dari Mapolsek
Dari pengakuan warga yg tinggal disekitar Mapolsek, massa mulai berkumpul sekitar pukul 22.00 WIB.
Setelah beberapa lama, pukul 23.30 WIB warga mengaku mendengar suara ledakan. Merekapun yg tinggal disekitar Mapolsek mengaku ketakutan.
"Takut banget kita. Jam setengah dua belas ada ledakan berkali-kali," ucap Heri (36), Rabu (12/12/2018).
Mereka segera keluar rumah untuk melihat apa yg terjadi. Namun sejumlah massa melarang warga mendekat apalagi mengambil gambar ataupun video.
"Pas kita keluar harap lihat, diusir-usirin. Gak boleh mendekat. Bukan, bukan sama Polisi. Tapi sama massa yg tubuhnya gede-gede itu," katanya.
Heri justru tidak melihat anggota kepolisian yg berjaga ataupun menenangkan warga sekitar.
"Gak ada Polisi satupun yg terlihat. Malah mengatakan warga sebrang (permukiman yg sejajar dengan Polsek) polisinya pada lari ke rumah-rumah warga buat berlindung," ungkapnya.
Tak lama kemudian, suasanapun mulai memanas. Terlihat kobaran api & beberapa unit mobil pemadam kebakaran yg datang.
"Sekitar seperapat jam itu api besar, karena kita gak boleh dekat-dekat, kita cuma dapat lihat dari sebrang kali ini," mengatakan Heri.
Kondisi mulai kondusif saat Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Joni Supriyanto & Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis datang ke lokasi.
Saat itu massa yg merusak & membakar Polsek Ciracas langsung berhamburan meninggalkan lokasi.
"Pas Pangdam sama Kapolda datang, orang-orang (massa) itu pada kabur ninggalin lokasi. Mereka pada bawa motor. Langsung pergi kearah sana (Pasar Rebo)," mengatakan Heri.
Ia & warga lain mengaku masih was-was hingga saat ini & takut kejadian terulang lagi.
"Was-was iya. Takut pasti, soalnya kan ini belum selesai. Belum ketangkep semua pelaku pembakarannya. Jadi wajar kita masih takut ada penyerangan lagi," ungkap warga. (radarnonstop.co)
NB: Semua berita ini diambil dari internet