Rasa kagum tak bisa ditutupi pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro terhadap klub La Liga Spanyol, Deportivo Alaves. Menurutnya, kesebelasan tersebut mempunyai tata kelola yang baik meski tak punya banyak uang.
Seto telah tiba ke tanah air beberapa hari lalu, usai menjalani program kepelatihan AFC Pro di kota Vitoria-Gasteiz, Spanyol. Ia terbang ke sana bersama sejumlah pelatih Indonesia yang juga mengambil kursus tersebut.
Selama berada di sana, Seto mendapatkan sejumlah ilmu berharga. Ia pun menilai klub-klub Indonesia perlu belajar banyak dari Alaves dalam mengelola dan membentuk pemain secara benar.
Pilihan Editor
"Sangat jauh bila dibandingkan dengan sepakbola Indonesia. Mereka bukanlah tim bergelimang uang, dan pembinaan usia dini sungguh luar biasa. Alaves di Eropa termasuk tim kecil dengan metodologi yang bagus, kita harus banyak belajar dari sana," kata Seto dikutip dari laman resmi klub.
Lebih lanjut, Seto menjelaskan Alaves mempunyai akademi mulai dari usia 11 sampai 23 tahun. Para pelatih yang melatih di sana semuanya memegang lisensi UEFA Pro dan memiliki fasilitas penunjang yang memadai.
"Pelatih kiper di sana, berlisensi UEFA Pro juga berlisensi khusus penjaga gawang. Di Indonesia belum ada yang AFC Pro," ujarnya.
"Mereka memiliki pemusatan latihan, gym untuk para pemain, semuanya lengkap untuk kelompok umur," tambahnya.
Pria berusia 44 tahun tersebut percaya klub Indonesia bakal bisa seperti Alaves beberaa tahun lagi. Asalkan ada niat untuk membangun persepakbola nasional ke arah tersebut.
"Harapan saya hal tersebut bisa terjadi di Indonesia, mungkin saja ketika saya menginjak usia 75 tahun," ujarnya sambil tersenyum.
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, Cerita Pelatih PSS Sleman Soal Tata Kelola Sepakbola Deportivo Alaves
Seto telah tiba ke tanah air beberapa hari lalu, usai menjalani program kepelatihan AFC Pro di kota Vitoria-Gasteiz, Spanyol. Ia terbang ke sana bersama sejumlah pelatih Indonesia yang juga mengambil kursus tersebut.
Selama berada di sana, Seto mendapatkan sejumlah ilmu berharga. Ia pun menilai klub-klub Indonesia perlu belajar banyak dari Alaves dalam mengelola dan membentuk pemain secara benar.
Pilihan Editor
- Hasil & Klasemen Liga-Liga Top Eropa 2018/19
- Pesawat Yang Ditumpangi Emiliano Sala Ditemukan
- Tragedi Emiliano Sala - Jasad Ditemukan Di Puing Pesawat
- Debut, Shinji Kagawa Ukir Sejarah Di Turki
"Sangat jauh bila dibandingkan dengan sepakbola Indonesia. Mereka bukanlah tim bergelimang uang, dan pembinaan usia dini sungguh luar biasa. Alaves di Eropa termasuk tim kecil dengan metodologi yang bagus, kita harus banyak belajar dari sana," kata Seto dikutip dari laman resmi klub.
Lebih lanjut, Seto menjelaskan Alaves mempunyai akademi mulai dari usia 11 sampai 23 tahun. Para pelatih yang melatih di sana semuanya memegang lisensi UEFA Pro dan memiliki fasilitas penunjang yang memadai.
"Pelatih kiper di sana, berlisensi UEFA Pro juga berlisensi khusus penjaga gawang. Di Indonesia belum ada yang AFC Pro," ujarnya.
"Mereka memiliki pemusatan latihan, gym untuk para pemain, semuanya lengkap untuk kelompok umur," tambahnya.
Pria berusia 44 tahun tersebut percaya klub Indonesia bakal bisa seperti Alaves beberaa tahun lagi. Asalkan ada niat untuk membangun persepakbola nasional ke arah tersebut.
"Harapan saya hal tersebut bisa terjadi di Indonesia, mungkin saja ketika saya menginjak usia 75 tahun," ujarnya sambil tersenyum.
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, Cerita Pelatih PSS Sleman Soal Tata Kelola Sepakbola Deportivo Alaves