Dua WNI Jadi Korban, Seruan Anti-asia Targetkan Orang Lansia & Lemah? merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Dua warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat mengaku jadi korban serangan rasial hingga ditampar & dipukul di salah satu stasiun kereta di Philadelphia.
Kedua WNI yg enggan diungkap identitasnya itu mengatakan kepada NBC bahwa mereka sedang menunggu kereta SEPTA di Stasiun City Hall pada Minggu (21/3), ketika tiba-tiba empat remaja menghampiri & mulai mengerjakan perundungan.
"Satu remaja menampar pipi kanan teman saya & saya mulai menangis. Remaja lainnya kemudian memukul kepala bagian kiri saya beberapa kali hingga saya terjatuh," ujar salah satu remaja WNI itu dalam video yg ditayangkan NBC.
NBC juga menayangkan cuplikan video amatir dari kamera ponsel yg menunjukkan satu remaja melontarkan sumpah serapah sembari bertanya alasan anak WNI itu menangis.
Salah satu remaja WNI itu yakin perundungan itu merupakan bentuk serangan berdasarkan rasial karena saat itu, ada sekitar 15-20 orang lain di stasiun, tetapi cuma mereka yg jadi target.
"Mengapa kalian cuma menargetkan orang-orang yg lebih lemah & yg lanjut usia? Sangat tidak adil," mengatakan remaja itu.
SEPTA sendiri mengakui bahwa serangan berdasarkan rasialisme memang meningkat di stasiun-stasiun tempat mereka beroperasi.
"Kepolisian SEPTA juga terus berhubungan dengan aparat keamanan di seluruh negara untuk membahas cara terbaik guna mencegah kekerasan berdasarkan kebencian," ujar juru bicara SEPTA, Andrew Busch, dalam pernyataan yg ditayangkan NBC.
Serangan rasial kepada orang Asia di Amerika Serikat sedang jadi sorotan setelah terjadi pembunuhan yg diduga didorong oleh sentimen anti-Asia di Atlanta pada pekan lalu.(cnnindonesia.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Dua warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat mengaku jadi korban serangan rasial hingga ditampar & dipukul di salah satu stasiun kereta di Philadelphia.
Kedua WNI yg enggan diungkap identitasnya itu mengatakan kepada NBC bahwa mereka sedang menunggu kereta SEPTA di Stasiun City Hall pada Minggu (21/3), ketika tiba-tiba empat remaja menghampiri & mulai mengerjakan perundungan.
"Satu remaja menampar pipi kanan teman saya & saya mulai menangis. Remaja lainnya kemudian memukul kepala bagian kiri saya beberapa kali hingga saya terjatuh," ujar salah satu remaja WNI itu dalam video yg ditayangkan NBC.
NBC juga menayangkan cuplikan video amatir dari kamera ponsel yg menunjukkan satu remaja melontarkan sumpah serapah sembari bertanya alasan anak WNI itu menangis.
Salah satu remaja WNI itu yakin perundungan itu merupakan bentuk serangan berdasarkan rasial karena saat itu, ada sekitar 15-20 orang lain di stasiun, tetapi cuma mereka yg jadi target.
"Mengapa kalian cuma menargetkan orang-orang yg lebih lemah & yg lanjut usia? Sangat tidak adil," mengatakan remaja itu.
SEPTA sendiri mengakui bahwa serangan berdasarkan rasialisme memang meningkat di stasiun-stasiun tempat mereka beroperasi.
"Kepolisian SEPTA juga terus berhubungan dengan aparat keamanan di seluruh negara untuk membahas cara terbaik guna mencegah kekerasan berdasarkan kebencian," ujar juru bicara SEPTA, Andrew Busch, dalam pernyataan yg ditayangkan NBC.
Serangan rasial kepada orang Asia di Amerika Serikat sedang jadi sorotan setelah terjadi pembunuhan yg diduga didorong oleh sentimen anti-Asia di Atlanta pada pekan lalu.(cnnindonesia.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet