Fakta-Fakta Pria Aniaya Perawat RS Siloam, Mengaku Polisi Lalu Minta Maaf merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Pria menganiaya perawat RS Siloam Palembang kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia kini harus berurusan dengan polisi setelah pihak rumah sakit & korban melaporkan penganiayaan yg dialaminya.
Peristiwa penganiayaan perawat RS Siloam Palembang terekam video amatiran yg kemudian video ini viral di media sosial. Dalam video itu terlihat bahwa pelaku emosi & sempat berteriak lantang, kalau ia seorang polisi.
Padahal, berikut fakta-fakta pria pelaku penganiayaan yg bernama Jason Tjakrawinata (38):
1, Mengaku Polisi padahal bukan Anggota Polri
Dalam video, pelaku yg bernama Jason Tjakrawinata mengaku kalau ia polisi. Ucapan itu dilontarkan dengan lantang saat tengah saat berusaha dilerai oleh perawat & petugas keamanan RS SIloam Palembang.
Bahkan ada anggota polri, yg berusaha melerai tersebut, ia masih mengaku anggota polisi. Belakang, Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pun langsung membantah pengakuan tersebut.
Kapolda mengatakan kalau pelaku bukan anggota Polri. "Yang sebenarnya anggota Polri itu yg pakai kaos abu-abu, yg berusaha melerai penganiayaan itu," ujarnya kepada Suarasumsel.id.
2. Menganiaya & Merusak Ponsel Perawat
Selain menganiaya perawat RS Siloam, Cristina, (28), pelaku pun dilaporkan merusak ponsel perawat. Ia merusak ponsel, ketika mengetahui kejadian penganiayaan yg dilakukannya direkam oleh rekan korban.
Kerusakan ponsel perawat ini pun dilaporkan kepada pihak kepolisian resort kota akbar (Polrestabes) Palembang. Korban yg ponselnya dirusak pelaku ini pun, Ardana Reswara Permatasari (31) mengecam tindakan pelaku.
Setelah laporan dari pihak korban & rumah sakit diterima polisi. Unit Pidum Polrestabes Palembang dengan cepat mengamankan pelaku penganiayaan. Pelaku diamankan di rumahnya di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI, Sumatera Selatan.
Saat diamankan, pria ini sungguh tidak berkutik, seperti halnya perilaku emosi & penganiayaan di rumah sakit. Setelah diamankan, polisi digiring ke Mapolrestabes Palembang.
4. Mengaku Emosi
Dalam pengakuannya di hadapan polisi, ia mengaku emosi mengetahui tangan anaknya berdarah. Ia emosi tangan anaknya berdarah, usai infus dicabut oleh pihak perawat.
Emosi yg diakui sesaat itupun akhirnya yg menyulut peristiwa penganiayaan kepada perawat RS Siloam Palembang. Ia pun mengaku perilaku & tindakannya yg dilakukan salah.
Di hadapan polisi, pria pelaku penganiayaan ini pun cuma sanggup menunduk malu & mengakui perbuatannya.
5. Meminta Maaf
Di hadapan penyidik, pelaku pun mengakui kesalahannya & berusaha meminta maaf kepada korban, keluarga, manajemen rumah sakit & sejawat perawat & pasien lainnya.
Atas tindakan arogansi & penganiayaan pelaku mengakibatkan korban hingga menciptakan keadaan rumah sakit jadi ricuh & tidak nyaman bagi perawat & pasien lainnya. Permohonan maaf ini pun sempat terucap di hadapan media yg mewawancarainya.
Dikatakan Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra tersulut karena pelaku letih & emosi sesaat.
"Melihat anak menangis & mengeluarkan darah yg menciptakan si pelaku pun emosi, terjadilah penganiayaan yg dilakukan kepada terhadap perawat RS Siloam," tegas ia. (suara.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Pria menganiaya perawat RS Siloam Palembang kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia kini harus berurusan dengan polisi setelah pihak rumah sakit & korban melaporkan penganiayaan yg dialaminya.
Peristiwa penganiayaan perawat RS Siloam Palembang terekam video amatiran yg kemudian video ini viral di media sosial. Dalam video itu terlihat bahwa pelaku emosi & sempat berteriak lantang, kalau ia seorang polisi.
Padahal, berikut fakta-fakta pria pelaku penganiayaan yg bernama Jason Tjakrawinata (38):
1, Mengaku Polisi padahal bukan Anggota Polri
Dalam video, pelaku yg bernama Jason Tjakrawinata mengaku kalau ia polisi. Ucapan itu dilontarkan dengan lantang saat tengah saat berusaha dilerai oleh perawat & petugas keamanan RS SIloam Palembang.
Bahkan ada anggota polri, yg berusaha melerai tersebut, ia masih mengaku anggota polisi. Belakang, Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri pun langsung membantah pengakuan tersebut.
Kapolda mengatakan kalau pelaku bukan anggota Polri. "Yang sebenarnya anggota Polri itu yg pakai kaos abu-abu, yg berusaha melerai penganiayaan itu," ujarnya kepada Suarasumsel.id.
2. Menganiaya & Merusak Ponsel Perawat
Selain menganiaya perawat RS Siloam, Cristina, (28), pelaku pun dilaporkan merusak ponsel perawat. Ia merusak ponsel, ketika mengetahui kejadian penganiayaan yg dilakukannya direkam oleh rekan korban.
Kerusakan ponsel perawat ini pun dilaporkan kepada pihak kepolisian resort kota akbar (Polrestabes) Palembang. Korban yg ponselnya dirusak pelaku ini pun, Ardana Reswara Permatasari (31) mengecam tindakan pelaku.
Setelah laporan dari pihak korban & rumah sakit diterima polisi. Unit Pidum Polrestabes Palembang dengan cepat mengamankan pelaku penganiayaan. Pelaku diamankan di rumahnya di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI, Sumatera Selatan.
Saat diamankan, pria ini sungguh tidak berkutik, seperti halnya perilaku emosi & penganiayaan di rumah sakit. Setelah diamankan, polisi digiring ke Mapolrestabes Palembang.
4. Mengaku Emosi
Dalam pengakuannya di hadapan polisi, ia mengaku emosi mengetahui tangan anaknya berdarah. Ia emosi tangan anaknya berdarah, usai infus dicabut oleh pihak perawat.
Emosi yg diakui sesaat itupun akhirnya yg menyulut peristiwa penganiayaan kepada perawat RS Siloam Palembang. Ia pun mengaku perilaku & tindakannya yg dilakukan salah.
Di hadapan polisi, pria pelaku penganiayaan ini pun cuma sanggup menunduk malu & mengakui perbuatannya.
5. Meminta Maaf
Di hadapan penyidik, pelaku pun mengakui kesalahannya & berusaha meminta maaf kepada korban, keluarga, manajemen rumah sakit & sejawat perawat & pasien lainnya.
Atas tindakan arogansi & penganiayaan pelaku mengakibatkan korban hingga menciptakan keadaan rumah sakit jadi ricuh & tidak nyaman bagi perawat & pasien lainnya. Permohonan maaf ini pun sempat terucap di hadapan media yg mewawancarainya.
Dikatakan Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra tersulut karena pelaku letih & emosi sesaat.
"Melihat anak menangis & mengeluarkan darah yg menciptakan si pelaku pun emosi, terjadilah penganiayaan yg dilakukan kepada terhadap perawat RS Siloam," tegas ia. (suara.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet