Indonesia Punya Harta Karun Energi Terbesar Kedua di Dunia, Tapi Sayang Bos Pertamina Nicke Bilang Begini merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Berdasarkan data Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia yakni mencapai 23.965,5 mega watt (MW), di bawah Amerika Serikat yg memiliki sumber daya sebesar 30.000 MW.
Namun sayangnya, pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih minim, yakni baru 2.130,7 MW atau cuma 8,9% dari total sumber daya yg ada.\ Lalu, apa yg menyebabkan pemanfaatan panas bumi di Tanah Air ini masih belum optimal?
Dikutip dari CNNIndonesia, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati bilang, belum optimalnya pengembangan panas bumi khususnya untuk pembangkit listrik atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) karena masih adanya masalah tarif listrik panas bumi.
Dia berpendapat, tarif yg ada saat ini tidak masuk ke dalam keekonomian proyek. Apalagi, imbuhnya, tarif listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini juga dikaitkan dengan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik per wilayah, sehingga menyulitkan bagi pengembang untuk menyesuaikan dengan BPP tersebut.
Selain itu, sama halnya dengan sektor minyak & gas bumi (migas), PLTP juga memerlukan kegiatan pengeboran di awal pengembangannya, sehingga membutuhkan investasi yg besar. "Dalam 1-2 tahun ini tidak ada pembangunan baru (PLTP) karena masalah tarif. Tarif EBT dikaitkan BPP per wilayah, ini jadi stop. Perlu ada regulasi supaya geothermal (panas bumi) masuk keekonomiannya dulu," ungkapnya dalam acara CNBC Energy Conference: Membedah Urgensi RUU Energi Baru & Terbarukan, Senin (26/04/2021).
Di industri migas sudah terdapat skema pengembalian biaya produksi oleh pemerintah kepada kontraktor atau produsen migas atau diketahui dengan istilah 'cost recovery'. Untuk itu, menurutnya skema yg sama perlu diterapkan di industri panas bumi. Tak mesti sama, namun dapat juga melalui ikut serta pemerintah dalam membiayai atau ikut mengebor panas bumi. "Ini perlu terobosan seperti itu, pemerintah ada government drilling, sehingga potensi geothermal dapat dioptimalkan," ujarnya.
Menurutnya, PLTP merupakan salah satu sumber pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan yg dapat dipakai untuk menopang beban dasar (base load) seperti halnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ke depannya, bila pemerintah ada rencana mengurangi PLTU, maka PLTU dapat cocok menggantikannya.
Isu belum optimalnya pengembangan panas bumi ini juga jadi pertanyaan salah satu anggota Komisi VII DPR RI, yakni Maman Abdurrahman. Dia mempertanyakan mengapa pengembangan PLTP saat ini agak "sunset"? Padahal beberapa tahun lalu pengembangan PLTP masih berjalan. "Dulu geothermal oke, kok sekarang turun? Misal Pertamina produksi geothermal, siapa yg beli? Kan PLN, seperti apa sih kondisi geothermal kita? Kok sekarang agak sunset?" tanyanya di dalam forum yg sama.
Berdasarkan data Pertamina, Pertamina kini mengoperasikan 672 MW PLTP & Joint Operation Contract (JOC) PLTP 1.205 MW, & dalam eksplorasi & pengembangan sebesar 495 MW.(bizlaw.co.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Berdasarkan data Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia yakni mencapai 23.965,5 mega watt (MW), di bawah Amerika Serikat yg memiliki sumber daya sebesar 30.000 MW.
Namun sayangnya, pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih minim, yakni baru 2.130,7 MW atau cuma 8,9% dari total sumber daya yg ada.\ Lalu, apa yg menyebabkan pemanfaatan panas bumi di Tanah Air ini masih belum optimal?
Dikutip dari CNNIndonesia, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati bilang, belum optimalnya pengembangan panas bumi khususnya untuk pembangkit listrik atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) karena masih adanya masalah tarif listrik panas bumi.
Dia berpendapat, tarif yg ada saat ini tidak masuk ke dalam keekonomian proyek. Apalagi, imbuhnya, tarif listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini juga dikaitkan dengan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik per wilayah, sehingga menyulitkan bagi pengembang untuk menyesuaikan dengan BPP tersebut.
Selain itu, sama halnya dengan sektor minyak & gas bumi (migas), PLTP juga memerlukan kegiatan pengeboran di awal pengembangannya, sehingga membutuhkan investasi yg besar. "Dalam 1-2 tahun ini tidak ada pembangunan baru (PLTP) karena masalah tarif. Tarif EBT dikaitkan BPP per wilayah, ini jadi stop. Perlu ada regulasi supaya geothermal (panas bumi) masuk keekonomiannya dulu," ungkapnya dalam acara CNBC Energy Conference: Membedah Urgensi RUU Energi Baru & Terbarukan, Senin (26/04/2021).
Di industri migas sudah terdapat skema pengembalian biaya produksi oleh pemerintah kepada kontraktor atau produsen migas atau diketahui dengan istilah 'cost recovery'. Untuk itu, menurutnya skema yg sama perlu diterapkan di industri panas bumi. Tak mesti sama, namun dapat juga melalui ikut serta pemerintah dalam membiayai atau ikut mengebor panas bumi. "Ini perlu terobosan seperti itu, pemerintah ada government drilling, sehingga potensi geothermal dapat dioptimalkan," ujarnya.
Menurutnya, PLTP merupakan salah satu sumber pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan yg dapat dipakai untuk menopang beban dasar (base load) seperti halnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ke depannya, bila pemerintah ada rencana mengurangi PLTU, maka PLTU dapat cocok menggantikannya.
Isu belum optimalnya pengembangan panas bumi ini juga jadi pertanyaan salah satu anggota Komisi VII DPR RI, yakni Maman Abdurrahman. Dia mempertanyakan mengapa pengembangan PLTP saat ini agak "sunset"? Padahal beberapa tahun lalu pengembangan PLTP masih berjalan. "Dulu geothermal oke, kok sekarang turun? Misal Pertamina produksi geothermal, siapa yg beli? Kan PLN, seperti apa sih kondisi geothermal kita? Kok sekarang agak sunset?" tanyanya di dalam forum yg sama.
Berdasarkan data Pertamina, Pertamina kini mengoperasikan 672 MW PLTP & Joint Operation Contract (JOC) PLTP 1.205 MW, & dalam eksplorasi & pengembangan sebesar 495 MW.(bizlaw.co.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet