Ini Alasan Sandi Berani Laporkan Dugaan Korupsi Damkar Depok merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Nama Sandi, petugas honorer Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok mendadak viral di media sosial. Penyebabnya adalah Sandi berani mengungkap adanya dugaan praktik korupsi di tempatnya bekerja.
Banyak pertanyaan, apa penyebab Sandi berani melaporkan dugaan korupsi di tempatnya bekerja? Sandi mengatakan salah satu penyebabnya adalah tuntutan pekerjaan, tetapi alat pendukung kerja seperti sepatu tidak cukup aman.
Selain itu, masalah hak-hak remunerasi yg menurutnya tidak adil. Sandi mengaku honornya dipotong sebesar Rp 200 ribu sejak tahun 2016. Sandi ini merupakan honorer di Damkar Depok sejak Oktober 2015.
"Kami dituntut bekerja 100 persen, akan tetapi dapat pikirkan sendiri, apakah memberikan layak kepada kami 100 persen hak kami ?" ujar Sandi kepada wartawan, Kamis (15/4).
"Dan alat-alat yg untuk mendukung kami bekerja di lapangan," lanjut Sandi.
Khusus alat pendukung kerja yg dianggap Sandi ada dugaan korupsinya adalah pengadaan sepatu PDL. Menurut Sandi harga sepatu PDL yg dia pakai saat dicek di media online cuma Rp 400 ribu. Dia tidak menyebut apa spesifikasi merek sepatu yg dimaksud.
"Pertama, harganya, harganya pagu anggarannya Rp 850 ribu (per sepatu) akan tetapi untuk sepatunya sendiri kadang kita ngecek tidak ada pengamannya," mengatakan Sandi.
"Bisa cek saja di online. Saya sudah dapat juga kan datanya ternyata pagunya sekian harganya. Saya lihat di online dengan gambar yg persis kualitas yg sama merek yg sama itu kisaran Rp 400 ribu," ujar dia.
Sandi mengatakan pembelian sepatu itu dianggarkan pada tahun 2018. Berdasarkan situs https://sirup.lkpp.go.id/, anggaran Dinas Damkar Depok senilai Rp 199.750.000 untuk membeli 235 sepatu.
Sandi berharap kasus dugaan korupsi ini segera ditindaklanjuti Kejari Depok. Dia belum banyak menceritakan hal lainnya saat ini karena masih sibuk diperiksa Kejari Depok. (kumparan.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Nama Sandi, petugas honorer Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok mendadak viral di media sosial. Penyebabnya adalah Sandi berani mengungkap adanya dugaan praktik korupsi di tempatnya bekerja.
Banyak pertanyaan, apa penyebab Sandi berani melaporkan dugaan korupsi di tempatnya bekerja? Sandi mengatakan salah satu penyebabnya adalah tuntutan pekerjaan, tetapi alat pendukung kerja seperti sepatu tidak cukup aman.
Selain itu, masalah hak-hak remunerasi yg menurutnya tidak adil. Sandi mengaku honornya dipotong sebesar Rp 200 ribu sejak tahun 2016. Sandi ini merupakan honorer di Damkar Depok sejak Oktober 2015.
"Kami dituntut bekerja 100 persen, akan tetapi dapat pikirkan sendiri, apakah memberikan layak kepada kami 100 persen hak kami ?" ujar Sandi kepada wartawan, Kamis (15/4).
"Dan alat-alat yg untuk mendukung kami bekerja di lapangan," lanjut Sandi.
Khusus alat pendukung kerja yg dianggap Sandi ada dugaan korupsinya adalah pengadaan sepatu PDL. Menurut Sandi harga sepatu PDL yg dia pakai saat dicek di media online cuma Rp 400 ribu. Dia tidak menyebut apa spesifikasi merek sepatu yg dimaksud.
"Pertama, harganya, harganya pagu anggarannya Rp 850 ribu (per sepatu) akan tetapi untuk sepatunya sendiri kadang kita ngecek tidak ada pengamannya," mengatakan Sandi.
"Bisa cek saja di online. Saya sudah dapat juga kan datanya ternyata pagunya sekian harganya. Saya lihat di online dengan gambar yg persis kualitas yg sama merek yg sama itu kisaran Rp 400 ribu," ujar dia.
Sandi mengatakan pembelian sepatu itu dianggarkan pada tahun 2018. Berdasarkan situs https://sirup.lkpp.go.id/, anggaran Dinas Damkar Depok senilai Rp 199.750.000 untuk membeli 235 sepatu.
Sandi berharap kasus dugaan korupsi ini segera ditindaklanjuti Kejari Depok. Dia belum banyak menceritakan hal lainnya saat ini karena masih sibuk diperiksa Kejari Depok. (kumparan.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet