Tiga hari lalu agen sekaligus istri Mauro Icardi, Wanda Nara, ditanya apakah ada kaitannya antara kering gol sang penyerang dalam tujuh laga Serie A terakhir dan buntunya negosiasi kontrak baru.
"Mauro kurang mendapat dukungan pada periode ini," ujarnya. Jika saya harus memilih antara kontrak baru dan pemain yang bisa memberinya lima umpan bagus, saya memilih yang kedua."
Rabu siang waktu setempat, Inter mengambil opsi ketiga yang sama sekali tidak terpikirkan oleh siapapun: mencabut ban kapten Icardi.
Pilihan Editor
Langkah yang diambil klub ini tidak bisa dianggap remeh.
Inter pernah mengabaikan ide tindakan serupa pada 2016, ketika itu loyalis I Nerazzurri memberinya label 'sampah' karena mengeluarkan kritik pada ultras klub dalam buku autobiografinya, 'Sempre Avanti'.
"Tidak ada alasan," demikian pernyataan tegas fans ketika itu. "Kami menganggapnya masih muda, dan (seperti kebanyakan) bertindak bodoh, tetapi sejatinya dia sosok yang baik."
"Tetapi, dia adalah individu yang tidak bisa dibiarkan mengenakan ban kapten. Tidak untuk kami, dan Inter tidak layak mendapatkan ini."
"Urusan Anda dengan kami sudah selesai. Kami sudah habis. LEPAS BAN KAPTEN, BADUT."
Tetapi Inter membela Icardi. Dan sekarang ketika negosiasi kontrak tak kunjung menemui titik terang, tidak seorangpun menduga Icardi bakal kehilangan status kapten tim.
Kontrak Icardi yang akan habis pada musim panas 2021, menjadi biang kerok.
Pekan lalu, pelatih Luciano Spalletti meminta para petinggi klub untuk menuntaskan segalanya, dan mengklaim masalah ini terkait dengan aksinya di kotak penalti lawan.
"Performa Icardi terpengaruh oleh situasi belakangan ini," ujar Spalletti. "Dia harus membebaskan diri dari gosip-gosip di sekitarnya."
"Para direktur setuju untuk mulai membicarakan kontrak baru, sekarang tugas mereka adalah menyelesaikannya."
Pernyataan Spalletti tidak sepenuhnya disambut gembira. Beppe Marotta menilai performa menurun Icardi tidak ada urusannya dengan persoalan di luar lapangan.
"Tidak ada alasan untuk berpikir dia terpengaruh oleh situasi tertentu yang telah diurus oleh istrinya Wanda," tegasnya.
Tetapi apa yang terjadi adalah Wanda berulang kali membuat para petinggi Inter kecewa karena mereka ingin negosiasi berjalan tanpa publikasi dan tanpa kontroversi.
"Saya ingin Mauro lebih dilindungi oleh tim," ujar Wanda pada Tiki Taka akhir pekan lalu. "Karena terkadang hal-hal buruk datangnya dari klub sendiri."
Dan Wanda juga yang mengatakan Ivan Perisic yang meminta dijual pada bursa transfer Januari lalu, "Jika dia ingin pergi, mungkin karena dia punya masalah psikologis."
Pernyataan tersebut seiring dengan klaim Icardi tidak mendapat dukungan baik dari rekan setimnya, hingga memantik reaksi keras tidak hanya di jajaran direksi tetapi juga ke kamar ganti Inter.
Salah satu pertandanya adalah Marcelo Brozovic yang 'menyukai' kabar yang memastikan Samir Handanovic menggantikan Icardi sebagai kapten.
Ini bukan skandal online pertama di kubu Inter. Tahun lalu Icardi unfollow Brozovic di media sosial dan respon bintang Kroasia itu mengindikasikan adanya perpecahan di kamar ganti.
Spalletti kemudian keluar untuk menepis gosip tersebut namun beberapa hari kemudian komunikasi sang pelatih dengan sebuah grup fans Roma bocor ke media dengan mantan juru taktik Giallorossi itu dituding mengatakan, "Situasi di sini selalu terpisah satu langkah dari kekacauan."
Harapan berikutnya adalah kedatangan mantan CEO Juventus Marotta akan menghentikan fenomena 'Pazza Inter' ('Kegilaan Inter').
Akan tetapi Marotta yang biasanya fokus dan selalu memilih kata-kata saat memburu target transfer justru tampak terpengaruh kegilangan serupa.
Dia berbicara pada publik soal keputusan klub menjatuhkan sanksi denda untuk Radja Nainggolan yang terlambat datang ke sesi latihan, begitu juga ketika Perisic mengungkap keinginan meninggalkan Inter. Kondisi ini membuat Spalletti kecewa.
Sekarang, paling mengejutkan di antara semua kegilaan itu adalah ketika Icardi dipermalukan secara terbuka hingga sang striker menolak bermain di laga lawan Rapid Vienna di Liga Europa.
Ironisnya, kabar ini datang hanya 24 jam setelah Marotta berdamai dengan Spalletti di sebuah acara makan bersama direktur klub seperti Piero Ausilio dan Giovanni Gardini di Appiano Gentile, yang berujung keputusan klub untuk bersatu 'melawan Wanda', seperti yang disebut Gazzetta dello Sport.
Apa yang terjadi sekarang membuat segalanya sulit diprediksi. Spalletti baru-baru ini mengakui Icardi sangat kecewa karena statusnya sebagai kapten tim dicabut.
"Ini keputusan sulit dan tidak mudah untuk mengumumkannya," klaim Spalletti. "Ada situasi yang harus diselesaikan dan saya pernah mengatakannya pekan lalu. Apa yang terjadi sekarang membenarkan itu."
"Kami telah mengambil keputusan di waktu yang tepat, meski harus diakui menyakitkan."
Bisa dikatakan Icardi adalah orang yang paling tersakiti. Tiga tahun lalu saat status kaptennya terancam, dia mengiba maaf dari fans melalui surat terbuka.
"Andai saya punya sedikit otak, saya tidak akan bersedia menyerang curva," jelasnya. "Saya tidak ingin menyerang atau melecehkan siapapun."
"Ban kapten ini mewakili impian kecil saya, kebahagiaan yang dipersembahkan untuk keluarga terlebih dahulu sebelum saya sendiri."
Keputusan Inter dipastikan mengguncang Icardi dan insting pertama sang pemain tentu saja mencari jalan keluar meninggalkan klub yang sudah lama dijadikan bahan ancaman oleh istrinya pada klub.
Wanda berulangkali mengatakan, Icardi tidak pernah kekurangan tim peminat apalagi klausul bebas kontraknya hanya seharga 110 juta.
Sementara itu, dua bulan lalu Icardi menegaskan Wanda akan mengurus segala urusan hingga kariernya berakhir.
Hingga detik ini, posisinya adalah tidak ada seorangpun yang ingin memutus petualangan Icardi di San Siro dengan cara yang pahit.
Tetapi kita sekarang dihadapkan pada sebuah prospek, Icardi duduk manis di tribun sementara Spalletti dan pasukan La Beneamata berjuang keras memburu satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Ada ungkapan yang menyebut semua fair dalam cinta dan perang, tetapi Marotta, Spalletti dan Inter bahkan Icardi sendiri mungkin bakal menyesali peran masing-masing dalam keretakan yang tak terelakkan sekarang ini.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Kekacauan Bernama Wanda Nara: Mauro Icardi Tinggalkan Inter Milan?
"Mauro kurang mendapat dukungan pada periode ini," ujarnya. Jika saya harus memilih antara kontrak baru dan pemain yang bisa memberinya lima umpan bagus, saya memilih yang kedua."
Rabu siang waktu setempat, Inter mengambil opsi ketiga yang sama sekali tidak terpikirkan oleh siapapun: mencabut ban kapten Icardi.
Pilihan Editor
- Sergio Ramos Torehkan Rekor Penampilan Untuk Real Madrid
- Manchester United 0-2 PSG: Lima Pelajaran Berharga Yang Bisa Dipetik Ole Gunnar Solskjaer
- Kalah Dari Paris Saint-Germain, Ini Sederet Catatan Kelam Manchester United
- Sorot Sepekan (6-12 Februari): Chelsea Hancur Lebur Di Manchester
Langkah yang diambil klub ini tidak bisa dianggap remeh.
Inter pernah mengabaikan ide tindakan serupa pada 2016, ketika itu loyalis I Nerazzurri memberinya label 'sampah' karena mengeluarkan kritik pada ultras klub dalam buku autobiografinya, 'Sempre Avanti'.
"Tidak ada alasan," demikian pernyataan tegas fans ketika itu. "Kami menganggapnya masih muda, dan (seperti kebanyakan) bertindak bodoh, tetapi sejatinya dia sosok yang baik."
"Tetapi, dia adalah individu yang tidak bisa dibiarkan mengenakan ban kapten. Tidak untuk kami, dan Inter tidak layak mendapatkan ini."
"Urusan Anda dengan kami sudah selesai. Kami sudah habis. LEPAS BAN KAPTEN, BADUT."
Tetapi Inter membela Icardi. Dan sekarang ketika negosiasi kontrak tak kunjung menemui titik terang, tidak seorangpun menduga Icardi bakal kehilangan status kapten tim.
Kontrak Icardi yang akan habis pada musim panas 2021, menjadi biang kerok.
Pekan lalu, pelatih Luciano Spalletti meminta para petinggi klub untuk menuntaskan segalanya, dan mengklaim masalah ini terkait dengan aksinya di kotak penalti lawan.
"Performa Icardi terpengaruh oleh situasi belakangan ini," ujar Spalletti. "Dia harus membebaskan diri dari gosip-gosip di sekitarnya."
"Para direktur setuju untuk mulai membicarakan kontrak baru, sekarang tugas mereka adalah menyelesaikannya."
Pernyataan Spalletti tidak sepenuhnya disambut gembira. Beppe Marotta menilai performa menurun Icardi tidak ada urusannya dengan persoalan di luar lapangan.
"Tidak ada alasan untuk berpikir dia terpengaruh oleh situasi tertentu yang telah diurus oleh istrinya Wanda," tegasnya.
Tetapi apa yang terjadi adalah Wanda berulang kali membuat para petinggi Inter kecewa karena mereka ingin negosiasi berjalan tanpa publikasi dan tanpa kontroversi.
"Saya ingin Mauro lebih dilindungi oleh tim," ujar Wanda pada Tiki Taka akhir pekan lalu. "Karena terkadang hal-hal buruk datangnya dari klub sendiri."
Dan Wanda juga yang mengatakan Ivan Perisic yang meminta dijual pada bursa transfer Januari lalu, "Jika dia ingin pergi, mungkin karena dia punya masalah psikologis."
Pernyataan tersebut seiring dengan klaim Icardi tidak mendapat dukungan baik dari rekan setimnya, hingga memantik reaksi keras tidak hanya di jajaran direksi tetapi juga ke kamar ganti Inter.
Salah satu pertandanya adalah Marcelo Brozovic yang 'menyukai' kabar yang memastikan Samir Handanovic menggantikan Icardi sebagai kapten.
Ini bukan skandal online pertama di kubu Inter. Tahun lalu Icardi unfollow Brozovic di media sosial dan respon bintang Kroasia itu mengindikasikan adanya perpecahan di kamar ganti.
Spalletti kemudian keluar untuk menepis gosip tersebut namun beberapa hari kemudian komunikasi sang pelatih dengan sebuah grup fans Roma bocor ke media dengan mantan juru taktik Giallorossi itu dituding mengatakan, "Situasi di sini selalu terpisah satu langkah dari kekacauan."
Harapan berikutnya adalah kedatangan mantan CEO Juventus Marotta akan menghentikan fenomena 'Pazza Inter' ('Kegilaan Inter').
Akan tetapi Marotta yang biasanya fokus dan selalu memilih kata-kata saat memburu target transfer justru tampak terpengaruh kegilangan serupa.
Dia berbicara pada publik soal keputusan klub menjatuhkan sanksi denda untuk Radja Nainggolan yang terlambat datang ke sesi latihan, begitu juga ketika Perisic mengungkap keinginan meninggalkan Inter. Kondisi ini membuat Spalletti kecewa.
Sekarang, paling mengejutkan di antara semua kegilaan itu adalah ketika Icardi dipermalukan secara terbuka hingga sang striker menolak bermain di laga lawan Rapid Vienna di Liga Europa.
Ironisnya, kabar ini datang hanya 24 jam setelah Marotta berdamai dengan Spalletti di sebuah acara makan bersama direktur klub seperti Piero Ausilio dan Giovanni Gardini di Appiano Gentile, yang berujung keputusan klub untuk bersatu 'melawan Wanda', seperti yang disebut Gazzetta dello Sport.
Apa yang terjadi sekarang membuat segalanya sulit diprediksi. Spalletti baru-baru ini mengakui Icardi sangat kecewa karena statusnya sebagai kapten tim dicabut.
"Ini keputusan sulit dan tidak mudah untuk mengumumkannya," klaim Spalletti. "Ada situasi yang harus diselesaikan dan saya pernah mengatakannya pekan lalu. Apa yang terjadi sekarang membenarkan itu."
"Kami telah mengambil keputusan di waktu yang tepat, meski harus diakui menyakitkan."
Bisa dikatakan Icardi adalah orang yang paling tersakiti. Tiga tahun lalu saat status kaptennya terancam, dia mengiba maaf dari fans melalui surat terbuka.
"Andai saya punya sedikit otak, saya tidak akan bersedia menyerang curva," jelasnya. "Saya tidak ingin menyerang atau melecehkan siapapun."
"Ban kapten ini mewakili impian kecil saya, kebahagiaan yang dipersembahkan untuk keluarga terlebih dahulu sebelum saya sendiri."
Keputusan Inter dipastikan mengguncang Icardi dan insting pertama sang pemain tentu saja mencari jalan keluar meninggalkan klub yang sudah lama dijadikan bahan ancaman oleh istrinya pada klub.
Wanda berulangkali mengatakan, Icardi tidak pernah kekurangan tim peminat apalagi klausul bebas kontraknya hanya seharga 110 juta.
Sementara itu, dua bulan lalu Icardi menegaskan Wanda akan mengurus segala urusan hingga kariernya berakhir.
Hingga detik ini, posisinya adalah tidak ada seorangpun yang ingin memutus petualangan Icardi di San Siro dengan cara yang pahit.
Tetapi kita sekarang dihadapkan pada sebuah prospek, Icardi duduk manis di tribun sementara Spalletti dan pasukan La Beneamata berjuang keras memburu satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Ada ungkapan yang menyebut semua fair dalam cinta dan perang, tetapi Marotta, Spalletti dan Inter bahkan Icardi sendiri mungkin bakal menyesali peran masing-masing dalam keretakan yang tak terelakkan sekarang ini.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Kekacauan Bernama Wanda Nara: Mauro Icardi Tinggalkan Inter Milan?