Kisah Novi Dijadikan Umpan untuk Tangkap Pelaku Kejahatan Wanita di Morowali merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Novi (31) sesekali membuang wajahnya ke arah pintu sambil menutup matanya rapat-rapat dengan telapak tangannya. Ia seolah tidak sanggup melihat seorang lelaki kecil bertubuh ringkih digiring aparat Kepolisian di depan matanya.
Novi adalah salah satu korban pelaku dengan modus kejahatan pencurian handphone disertai perlakuan cabul di Morowali, Sulteng.
Hujan masih turun di wilayah Polsek Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, ketika press rilis pelaku handpone cabul itu dimulai. Ruangan jadi sesak, kecuali Novi memilih duduk menyendiri di kursi panjang kayu sebelah kanan kantor itu.
“Saya masih truma. Saya tidak sanggup lihat mukanya,” ujar Novi kepada media ini, Jumat (2/4).
Usai press rilis, ia menceritakan kepada media ini bahwa dia adalah warga sipil yg sengaja dijadikan umpan supaya pelaku dapat segera tertangkap sebab tindakannya mulai meresahkan warga.
Namun ternyata, untuk jadi umpan itu tidak mudah. Novi sendiri mengakuinya. Hanya berbekal dukungan suami & pihak kepolisian, ia memberanikan diri terlibat langsung dalam upaya penangkapan itu.
“Saya bahagia dia sudah tertangkap. Yang menciptakan saya kuat karena dukungan suami & pihak Kepolisian. Mereka sering kasih saya semangat bahwa tindakanku ini akan menyelamatkan perempuan lainnya. Maka itu yg menciptakan saya makin kuat,” kenang dia.
Ia hingga tidak dapat makan selama empat hari karena harus meladeni pelaku setiap waktu. Ia juga tidak masuk kantor selama sepekan karena mengalami stres.
Semua itu ia lakukan supaya pelaku dapat segera tertangkap. Namun hal itu juga tak mudah ia lalui. Ia memberanikan diri berjumpa pelaku di jalan sunyi & melihat pelaku tersebut telanjang di semak-semak. Ia juga harus meladeni telepon pelaku yg setiap waktu mengajak dirinya berhubungan badan dengan bahasa vulgar.
“Coba Anda bayangkan, pelaku menyuruh saya untuk mendesah terus & terus, sedangkan saya punya suami. Dia meneror saya lewat telepon & saya harus meladeni dia supaya kepolisian dapat mengetahui posisinya di mana,” ujarnya.
Pelaku tidak cuma mengajak berhubungan badan lewat telepon, tetapi juga video call dengan sering memperlihatkan kemaluannya di depan korban.
Selama empat hari itu Novi bertahan meladeni aksi pelaku. Tetapi akhirnya menyerah karena sudah merasa akan mencapai titik gila.
“Saking stresnya saya, saya sudah tidak sanggup makan. Suami saya yg menyuap makananku supaya di perutku ada makanan,” kenang dia lagi.
Akhirnya, perjuangan Novi berbuah manis. Pada awal Februari 2021, pelaku akhirnya tertangkap. Dan hari itu, ia sengaja menghadiri langsung press rilis pelaku karena merasa menang. Pencuri cabul itu tertangkap. Aksi kriminalnya diumumkan di media & tidak berdaya di Kantor Polisi.
“Saya bangga karena dapat menyelamatkan perempuan di luar sana dari kejahatan pelaku. Sebab selain saya masih ada dua korban pencurian lainnya. Pelaku juga sebelumnya sudah pernah masuk penjara kasus pemerkosaan. Saya tentu tidak harap ini terjadi dengan perempuan lainnya,” ujar Novi tersenyum.
Kapolsek Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, AKP Ahmad, Jumat (2/4), mengakui kalau pihak kepolisian sangat jarang melibatkan warga sipil dalam upaya penangkapan pelaku. Namun, bagaimanapun peran masyarakat sangat diharapkan untuk menolong pengungkapan kasus. Seperti kasus pencurian handphone dengan modus baru tersebut.
“Peran Novi adalah bagian dari pelibatan masyarakat. Itu sangat menolong karena kepolisian juga masih terbatas,” mengatakan Ahmad.(kumparan.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Novi (31) sesekali membuang wajahnya ke arah pintu sambil menutup matanya rapat-rapat dengan telapak tangannya. Ia seolah tidak sanggup melihat seorang lelaki kecil bertubuh ringkih digiring aparat Kepolisian di depan matanya.
Novi adalah salah satu korban pelaku dengan modus kejahatan pencurian handphone disertai perlakuan cabul di Morowali, Sulteng.
Hujan masih turun di wilayah Polsek Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, ketika press rilis pelaku handpone cabul itu dimulai. Ruangan jadi sesak, kecuali Novi memilih duduk menyendiri di kursi panjang kayu sebelah kanan kantor itu.
“Saya masih truma. Saya tidak sanggup lihat mukanya,” ujar Novi kepada media ini, Jumat (2/4).
Usai press rilis, ia menceritakan kepada media ini bahwa dia adalah warga sipil yg sengaja dijadikan umpan supaya pelaku dapat segera tertangkap sebab tindakannya mulai meresahkan warga.
Namun ternyata, untuk jadi umpan itu tidak mudah. Novi sendiri mengakuinya. Hanya berbekal dukungan suami & pihak kepolisian, ia memberanikan diri terlibat langsung dalam upaya penangkapan itu.
“Saya bahagia dia sudah tertangkap. Yang menciptakan saya kuat karena dukungan suami & pihak Kepolisian. Mereka sering kasih saya semangat bahwa tindakanku ini akan menyelamatkan perempuan lainnya. Maka itu yg menciptakan saya makin kuat,” kenang dia.
Ia hingga tidak dapat makan selama empat hari karena harus meladeni pelaku setiap waktu. Ia juga tidak masuk kantor selama sepekan karena mengalami stres.

Semua itu ia lakukan supaya pelaku dapat segera tertangkap. Namun hal itu juga tak mudah ia lalui. Ia memberanikan diri berjumpa pelaku di jalan sunyi & melihat pelaku tersebut telanjang di semak-semak. Ia juga harus meladeni telepon pelaku yg setiap waktu mengajak dirinya berhubungan badan dengan bahasa vulgar.
“Coba Anda bayangkan, pelaku menyuruh saya untuk mendesah terus & terus, sedangkan saya punya suami. Dia meneror saya lewat telepon & saya harus meladeni dia supaya kepolisian dapat mengetahui posisinya di mana,” ujarnya.
Pelaku tidak cuma mengajak berhubungan badan lewat telepon, tetapi juga video call dengan sering memperlihatkan kemaluannya di depan korban.
Selama empat hari itu Novi bertahan meladeni aksi pelaku. Tetapi akhirnya menyerah karena sudah merasa akan mencapai titik gila.
“Saking stresnya saya, saya sudah tidak sanggup makan. Suami saya yg menyuap makananku supaya di perutku ada makanan,” kenang dia lagi.
Akhirnya, perjuangan Novi berbuah manis. Pada awal Februari 2021, pelaku akhirnya tertangkap. Dan hari itu, ia sengaja menghadiri langsung press rilis pelaku karena merasa menang. Pencuri cabul itu tertangkap. Aksi kriminalnya diumumkan di media & tidak berdaya di Kantor Polisi.
“Saya bangga karena dapat menyelamatkan perempuan di luar sana dari kejahatan pelaku. Sebab selain saya masih ada dua korban pencurian lainnya. Pelaku juga sebelumnya sudah pernah masuk penjara kasus pemerkosaan. Saya tentu tidak harap ini terjadi dengan perempuan lainnya,” ujar Novi tersenyum.
Kapolsek Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, AKP Ahmad, Jumat (2/4), mengakui kalau pihak kepolisian sangat jarang melibatkan warga sipil dalam upaya penangkapan pelaku. Namun, bagaimanapun peran masyarakat sangat diharapkan untuk menolong pengungkapan kasus. Seperti kasus pencurian handphone dengan modus baru tersebut.
“Peran Novi adalah bagian dari pelibatan masyarakat. Itu sangat menolong karena kepolisian juga masih terbatas,” mengatakan Ahmad.(kumparan.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet