Klarifikasi Pernyataan Jokowi Soal Bipang Ambawang, Mendag Minta Maaf & Jelaskan Konteks Promosi Kuliner merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal Bipang Ambawang. Pernyataan tersebut ramai di media sosial karena Jokowi menyebut babi panggang asal Pontianak, Kalimantan Barat itu sebagai salah satu masakan khas daerah yg juga biasa dibawa untuk oleh-oleh mudik.
"Berkaitan dengan pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan. Pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yg mengajak masyarakat Indonesia untuk mensayangi & membeli produk lokal," ujar Lutfi lewat keterangan video, Sabtu, 8 Mei 2021.
Ia menjelaskan, pernyataan Jokowi itu ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yg terdiri dari beragam suku agama & budaya masakan Nusantara dari berbagai daerah. Pidato itu dihinggakan dalam video rangka peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia yg diselenggarakan Kementerian Perdagangan.
"Jadi sekali lagi, masakan khas daerah yg disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan masakan Nusantara yg memang sangat beragam, tentu masakan tersebut dikonsumsi & disukai oleh masyarakat yg beragam pula," ujar Lutfi.
Ia menyebut, Kemendag selaku penanggungjawab acara tersebut meminta maaf kalau pernyataan itu menyebabkan kehebohan. "Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan bapak presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya kalau terjadi kesalahpahaman karena niat kami cuma harap kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk masakan khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar dia.
Potongan video Jokowi soal bipang awalnya diunggah oleh akun Twitter @BossTemlen. Video itu sudah di-retweet ribuan kali. Narasi pada caption video tersebut mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan bipang Ambawang pada saat Lebaran.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut merupakan potongan video pidato Jokowi yg diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021. Video bertajuk '05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia' itu berisi acara peringatan bangga dengan produk lokal.
Selain Jokowi, ada sejumlah menteri yg juga berbicara dalam video tersebut. Jokowi awalnya mengingatkan bahwa saat ini pemerintah melarang mudik Lebaran demi keselamatan warga.
"Bapak/Ibu & Saudara-saudara sekalian, sebentar lagi Lebaran. Namun, karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama," mengatakan Jokowi dalam video tersebut.
Dia lantas mengimbau warga memesan masakan khas daerah secara daring. Salah satu yg dia sebut ialah bipang Ambawang, yg merupakan babi panggang khas Kalimantan Barat.
"Untuk Bapak/Ibu & Saudara-saudara yg rindu masakan khas daerah atau yg biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, & lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar hingga ke rumah," ujar Jokowi.(tempo.co)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal Bipang Ambawang. Pernyataan tersebut ramai di media sosial karena Jokowi menyebut babi panggang asal Pontianak, Kalimantan Barat itu sebagai salah satu masakan khas daerah yg juga biasa dibawa untuk oleh-oleh mudik.
"Berkaitan dengan pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan. Pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yg mengajak masyarakat Indonesia untuk mensayangi & membeli produk lokal," ujar Lutfi lewat keterangan video, Sabtu, 8 Mei 2021.
Ia menjelaskan, pernyataan Jokowi itu ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yg terdiri dari beragam suku agama & budaya masakan Nusantara dari berbagai daerah. Pidato itu dihinggakan dalam video rangka peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia yg diselenggarakan Kementerian Perdagangan.
"Jadi sekali lagi, masakan khas daerah yg disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan masakan Nusantara yg memang sangat beragam, tentu masakan tersebut dikonsumsi & disukai oleh masyarakat yg beragam pula," ujar Lutfi.
Ia menyebut, Kemendag selaku penanggungjawab acara tersebut meminta maaf kalau pernyataan itu menyebabkan kehebohan. "Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan bapak presiden, kami meminta maaf sebesar-besarnya kalau terjadi kesalahpahaman karena niat kami cuma harap kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk masakan khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar dia.
Potongan video Jokowi soal bipang awalnya diunggah oleh akun Twitter @BossTemlen. Video itu sudah di-retweet ribuan kali. Narasi pada caption video tersebut mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan bipang Ambawang pada saat Lebaran.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut merupakan potongan video pidato Jokowi yg diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021. Video bertajuk '05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia' itu berisi acara peringatan bangga dengan produk lokal.
Selain Jokowi, ada sejumlah menteri yg juga berbicara dalam video tersebut. Jokowi awalnya mengingatkan bahwa saat ini pemerintah melarang mudik Lebaran demi keselamatan warga.
"Bapak/Ibu & Saudara-saudara sekalian, sebentar lagi Lebaran. Namun, karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama," mengatakan Jokowi dalam video tersebut.
Dia lantas mengimbau warga memesan masakan khas daerah secara daring. Salah satu yg dia sebut ialah bipang Ambawang, yg merupakan babi panggang khas Kalimantan Barat.
"Untuk Bapak/Ibu & Saudara-saudara yg rindu masakan khas daerah atau yg biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, & lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar hingga ke rumah," ujar Jokowi.(tempo.co)
NB: Semua berita ini diambil dari internet