Niat Mulia di Balik Heboh Uang Rp17 M Pasutri Tuban Tinggal Rp50 Juta merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Kisah Kampung Miliarder Tuban belum lama ini viral di media sosial. Penghuni Desa Sumurgeneng yg terletak di Kecamatan Jenu itu mendadak jadi kaya raya. Tak terkecuali pasangan suami istri Ali Sutrisno & Siti Nurul.
Pasangan yg sudah lama tinggal di desa tersebut mendapatkan uang ganti rugi lahan yg dibeli PT Pertamina untuk dijadikan kilang minyak. Uang ganti rugi tersebut sontak menciptakan warga Desa Sumurgeneng bergelimang harta.
Rata-rata warga di sana mendapatkan Rp8 miliar, namun Ali & Siti mendapatkan uang totalan Rp15,8 miliar. Dengan uang miliaran rupiah itu, Ali & Siti mengpakainya untuk membeli berbagai macam harta.
"Kemarin Ayah saya mendapatkan Rp15,8 miliar. Saya belikan 4 mobil, sawah serta ladang," ungkap Ali Sutrisno dikutip dari video YouTube OOTD Trans 7.
Ali mengaku sengaja membeli mobil dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada anggota keluarganya. Salah satu mobil diberikan untuk adik. Istrinya juga mendapat satu mobil. Sedangkan Ali menyimpan dua mobil untuk dirinya sendiri.
Pada mulanya Ali tidak dapat membawa mobil, Bunda. Tak ada anggota keluarganya yg memiliki kemampuan untuk menyetir mobil. Ia tergiur untuk karena melihat tetangga saling berbondong-bondong membeli mobil.
Ali memborong mobil dari berbagai macam merek. Harganya berkisar mulai dari Rp180 juta, Rp265 juta, Rp350 juta hingga Rp400 juta. Meski awalnya tidak dapat menyetir mobil, kini ia sudah belajar & sanggup mengemudikannya sedikit demi sedikit.
"Mulanya tidak dapat, sekarang belajar jadi dapat," mengatakan Ali.
Hampir setiap rumah warga kini memiliki mobil yg terparkir di halaman. Padahal mereka sebelumnya tidak memiliki garasi karena belum pernah menampung kendaraan roda empat.
Namun tidak semua warga memilih mengpakai uang mereka untuk mobil. Simak kisah lengkapnya di halaman berikut ini.
Warga Desa Sumurgeneng menjual lahan mereka kepada kilang minyak milik proyek Pertamina, Grass Root Refinery (NGRR), tahun 2020. Pertamina bekerjasama dengan perusahaan asal Rusia, Rosneft untuk membeli lahan warga dengan harga Rp600 ribu hingga Rp800 ribu per meter.
Nilai paling minim yg diterima warga adalah Rp4,5 miliar. Sedangkan nilai tertingginya mencapai Rp26 miliar. Selain menghabiskan uang untuk membeli mobil, ada juga yg memakainya untuk investasi, modal usaha, & biaya pendidikan anak.
Investasi yg mereka lakukan biasanya dalam bentuk tanah. Mereka membeli sawah & ladang baru setelah menjual lahan mereka ke Pertamina. Ada juga yg berinvestasi dengan memakai reksadana & obligasi.
Ali Sutrisno sendiri menghabiskan Rp3,8 miliar untuk membeli ladang. Ia mengaku tetap harap hidup sebagai petani meski sudah kaya raya.
"Saya nikmati lahan yg baru. Makanya saya beli sawah & ladang yg baru. Awalnya jadi petani, ya akhirnya mau jadi petani lagi," ujar Ali.
Lalu, pasutri juga memiliki niat mulia yakni memberangkatkan keluarganya ke Tanah Suci. Total ada 9 orang yg bakal diberangkatkan, termasuk suami, sepupu & orang tuanya.
Namun demikian, belum tahu kapan niat itu akan terwujud. Sebab, saat ini masih masa pandemi COVID-19.
"Ya mau memberangkatkan ke tanah suci. Ini kan impian umat Islam, cita-cita lah. Doanya saja semoga berkah," mengatakan Siti Nurul, dikutip dari detikcom.
Kampung Miliarder / Foto: Ainur Rofiq
Dalam waktu dua bulan, Ali Sutrisno & Siti Nurul sudah menghabiskan miliaran rupiah. Uang mereka kini cuma tersisa Rp50 juta. Uang ganti rugi senilai Rp 15,8 miliar itu dibagi dua bersama adiknya.
Tak cuma menghabiskan uang untuk mobil & investasi, Ali Sutrisno juga membelanjakan beberapa harta untuk perhiasan emas. Siti Nurul memiliki cincin emas dengan berat 5 gram. Mereka juga mengerjakan renovasi rumah.
"Tinggal di rumah yg lama tetapi sudah direnovasi. Sekarang (uang) tinggal sedikit, sisa Rp50 juta dalam dua bulan," mengatakan Ali.
Ali mengaku tidak masalah dengan hal itu lantaran ia masih harap menekuni pekerjaan sebagai petani & mengurus lahan yg baru ia beli. Meski sudah jadi miliarder, warga Desa Sumurgeneng tetap beraktivitas seperti biasa yakni bertani & memelihara hewan ternak.
"Masyarakat Sumurgeneng ini sebenarnya sudah banyak yg kaya. Tak sedikit miliki lahan pertanian yg luas & hasil panennya sering melimpah. Seperti saya ini ya tiap hari ke ladang meski habis terima uang dari pembebasan tanah," mengatakan Wantono, salah satu warga Desa Sumurgeneng.(haibunda.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Kisah Kampung Miliarder Tuban belum lama ini viral di media sosial. Penghuni Desa Sumurgeneng yg terletak di Kecamatan Jenu itu mendadak jadi kaya raya. Tak terkecuali pasangan suami istri Ali Sutrisno & Siti Nurul.
Pasangan yg sudah lama tinggal di desa tersebut mendapatkan uang ganti rugi lahan yg dibeli PT Pertamina untuk dijadikan kilang minyak. Uang ganti rugi tersebut sontak menciptakan warga Desa Sumurgeneng bergelimang harta.
Rata-rata warga di sana mendapatkan Rp8 miliar, namun Ali & Siti mendapatkan uang totalan Rp15,8 miliar. Dengan uang miliaran rupiah itu, Ali & Siti mengpakainya untuk membeli berbagai macam harta.
"Kemarin Ayah saya mendapatkan Rp15,8 miliar. Saya belikan 4 mobil, sawah serta ladang," ungkap Ali Sutrisno dikutip dari video YouTube OOTD Trans 7.
Ali mengaku sengaja membeli mobil dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada anggota keluarganya. Salah satu mobil diberikan untuk adik. Istrinya juga mendapat satu mobil. Sedangkan Ali menyimpan dua mobil untuk dirinya sendiri.
Pada mulanya Ali tidak dapat membawa mobil, Bunda. Tak ada anggota keluarganya yg memiliki kemampuan untuk menyetir mobil. Ia tergiur untuk karena melihat tetangga saling berbondong-bondong membeli mobil.
Ali memborong mobil dari berbagai macam merek. Harganya berkisar mulai dari Rp180 juta, Rp265 juta, Rp350 juta hingga Rp400 juta. Meski awalnya tidak dapat menyetir mobil, kini ia sudah belajar & sanggup mengemudikannya sedikit demi sedikit.
"Mulanya tidak dapat, sekarang belajar jadi dapat," mengatakan Ali.
Hampir setiap rumah warga kini memiliki mobil yg terparkir di halaman. Padahal mereka sebelumnya tidak memiliki garasi karena belum pernah menampung kendaraan roda empat.
Namun tidak semua warga memilih mengpakai uang mereka untuk mobil. Simak kisah lengkapnya di halaman berikut ini.
Warga Desa Sumurgeneng menjual lahan mereka kepada kilang minyak milik proyek Pertamina, Grass Root Refinery (NGRR), tahun 2020. Pertamina bekerjasama dengan perusahaan asal Rusia, Rosneft untuk membeli lahan warga dengan harga Rp600 ribu hingga Rp800 ribu per meter.
Nilai paling minim yg diterima warga adalah Rp4,5 miliar. Sedangkan nilai tertingginya mencapai Rp26 miliar. Selain menghabiskan uang untuk membeli mobil, ada juga yg memakainya untuk investasi, modal usaha, & biaya pendidikan anak.
Investasi yg mereka lakukan biasanya dalam bentuk tanah. Mereka membeli sawah & ladang baru setelah menjual lahan mereka ke Pertamina. Ada juga yg berinvestasi dengan memakai reksadana & obligasi.
Ali Sutrisno sendiri menghabiskan Rp3,8 miliar untuk membeli ladang. Ia mengaku tetap harap hidup sebagai petani meski sudah kaya raya.
"Saya nikmati lahan yg baru. Makanya saya beli sawah & ladang yg baru. Awalnya jadi petani, ya akhirnya mau jadi petani lagi," ujar Ali.
Lalu, pasutri juga memiliki niat mulia yakni memberangkatkan keluarganya ke Tanah Suci. Total ada 9 orang yg bakal diberangkatkan, termasuk suami, sepupu & orang tuanya.
Namun demikian, belum tahu kapan niat itu akan terwujud. Sebab, saat ini masih masa pandemi COVID-19.
"Ya mau memberangkatkan ke tanah suci. Ini kan impian umat Islam, cita-cita lah. Doanya saja semoga berkah," mengatakan Siti Nurul, dikutip dari detikcom.
Kampung Miliarder / Foto: Ainur Rofiq
Dalam waktu dua bulan, Ali Sutrisno & Siti Nurul sudah menghabiskan miliaran rupiah. Uang mereka kini cuma tersisa Rp50 juta. Uang ganti rugi senilai Rp 15,8 miliar itu dibagi dua bersama adiknya.
Tak cuma menghabiskan uang untuk mobil & investasi, Ali Sutrisno juga membelanjakan beberapa harta untuk perhiasan emas. Siti Nurul memiliki cincin emas dengan berat 5 gram. Mereka juga mengerjakan renovasi rumah.
"Tinggal di rumah yg lama tetapi sudah direnovasi. Sekarang (uang) tinggal sedikit, sisa Rp50 juta dalam dua bulan," mengatakan Ali.
Ali mengaku tidak masalah dengan hal itu lantaran ia masih harap menekuni pekerjaan sebagai petani & mengurus lahan yg baru ia beli. Meski sudah jadi miliarder, warga Desa Sumurgeneng tetap beraktivitas seperti biasa yakni bertani & memelihara hewan ternak.
"Masyarakat Sumurgeneng ini sebenarnya sudah banyak yg kaya. Tak sedikit miliki lahan pertanian yg luas & hasil panennya sering melimpah. Seperti saya ini ya tiap hari ke ladang meski habis terima uang dari pembebasan tanah," mengatakan Wantono, salah satu warga Desa Sumurgeneng.(haibunda.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet