Pengembangan Vaksin Nusantara Dihentikan, Ini Kata RSUP dr Kariadi merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Penelitian Vaksin Nusantara yg dilakukan oleh regu Universitas Diponegoro (Undip) & RSUP dr Kariadi dihentikan. Masih belum jelas apa alasan pasti penghentian penelitian vaksin Covid -19 tersebut. Pihak RSUP dr Kariadi juga belum dapat memberikan keterangan lebih rinci terkait hal itu.
“Kita sendiri hingga sekarang belum dapat berkomunikasi dengan peneliti & dokter dari Vaksin Nusantara,” terang Humas RSUP dr Kariadi, Parna, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Kamis (25/3/2021).
Ia menegaskan, penelitian Vaksin Nusantara juga sudah tidak dilakukan di RSUP dr Kariadi lagi. “Sudah tidak di sini, dengan berbagai pertimbangan,” ujarnya. “Saya sendiri juga belum mendapatkan informasi, alasannya kenapa?” sambungnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng Yulianto Prabowo. Yuli – sapaan akrabnya--mengatakan, kalau penghentian penelitian vaksin tersebut merupakan otoritas dari pemerintah pusat.
“Kita (Pemprov Jateng) cuma memfasilitasi kebutuhan penelitian, salah satunya tempat,” katanya. Ia juga tidak dapat menjelaskan alasan penghentian proyek penelitian vaksin Covid – 19 tersebut.
Sebelumnya, Vaksin Nusantara sempat digadang-gadang lebih ampuh ketimbang vaksin yg saat ini sudah tersebar. “Dinkes sangat dukung produk anak bangsa, bila ada kendala harus dapat diselesaikan,” ujarnya.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, regu peneliti sudah bersurat ke Kemenkes terkait penghentian sementara pengembangan Vaksin Nusantara. “RS Kariadi sebagai site penelitian yg mengusulkan untuk menunda uji klinis tahap kedua karena akan melengkapi persyaratan dari BPOM,” mengatakan Nadia saat dihubungi wartawan.
Dalam surat yg beredar, penghentian sementara diminta regu peneliti untuk melengkapi dokumen Cara Pembuatan Obat yg Baik (CPOB) supaya Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM) mengizinkan uji klinis tahap kedua. Surat itu diteken oleh Plt Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang Dodik Tugasworo Pramukarso pada 10 Maret lalu.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga memberikan apresiasi terkait adanya penelitian tersebut. Bahkan, saat penelitian tersebut terjegal karena tidak lolos uji klinis BPOM, Ganjar sempat menemui dokter & pihak RSUP dr Kariadi untuk memberikan support. “Kita sering memberikan kepercayaan kepada produk anak bangsa, tidak terkecuali Vaksin Nusantara,” mengatakan Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga berpesan apabila dalam teknis penelitian & uji klinis terdapat masalah, dapat diselesaikan secara baik.
Seperti diketahui, Undip Semarang & RSUP dr Kariadi mengerjakan pengembangan vaksin Covid-19 lokal bernama Vaksin Nusantara. Vaksin tersebut sudah lolos uji klinis fase pertama. Vaksin Nusantara merupakan vaksin personal berbasis sel dendritik, & diklaim sebagai yg perdana di Indonesia. Cara kerja vaksin ini adalah, calon penerima vaksin akan diambil sel darah putihnya, & sel dendritiknya. Setelah itu, sel dendritik autolog dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2. Sel dendritik yg sudah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori kepada SARS-CoV-2.(radarsemarang.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Penelitian Vaksin Nusantara yg dilakukan oleh regu Universitas Diponegoro (Undip) & RSUP dr Kariadi dihentikan. Masih belum jelas apa alasan pasti penghentian penelitian vaksin Covid -19 tersebut. Pihak RSUP dr Kariadi juga belum dapat memberikan keterangan lebih rinci terkait hal itu.
“Kita sendiri hingga sekarang belum dapat berkomunikasi dengan peneliti & dokter dari Vaksin Nusantara,” terang Humas RSUP dr Kariadi, Parna, kepada Jawa Pos Radar Semarang, Kamis (25/3/2021).
Ia menegaskan, penelitian Vaksin Nusantara juga sudah tidak dilakukan di RSUP dr Kariadi lagi. “Sudah tidak di sini, dengan berbagai pertimbangan,” ujarnya. “Saya sendiri juga belum mendapatkan informasi, alasannya kenapa?” sambungnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng Yulianto Prabowo. Yuli – sapaan akrabnya--mengatakan, kalau penghentian penelitian vaksin tersebut merupakan otoritas dari pemerintah pusat.
“Kita (Pemprov Jateng) cuma memfasilitasi kebutuhan penelitian, salah satunya tempat,” katanya. Ia juga tidak dapat menjelaskan alasan penghentian proyek penelitian vaksin Covid – 19 tersebut.
Sebelumnya, Vaksin Nusantara sempat digadang-gadang lebih ampuh ketimbang vaksin yg saat ini sudah tersebar. “Dinkes sangat dukung produk anak bangsa, bila ada kendala harus dapat diselesaikan,” ujarnya.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, regu peneliti sudah bersurat ke Kemenkes terkait penghentian sementara pengembangan Vaksin Nusantara. “RS Kariadi sebagai site penelitian yg mengusulkan untuk menunda uji klinis tahap kedua karena akan melengkapi persyaratan dari BPOM,” mengatakan Nadia saat dihubungi wartawan.
Dalam surat yg beredar, penghentian sementara diminta regu peneliti untuk melengkapi dokumen Cara Pembuatan Obat yg Baik (CPOB) supaya Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM) mengizinkan uji klinis tahap kedua. Surat itu diteken oleh Plt Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang Dodik Tugasworo Pramukarso pada 10 Maret lalu.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga memberikan apresiasi terkait adanya penelitian tersebut. Bahkan, saat penelitian tersebut terjegal karena tidak lolos uji klinis BPOM, Ganjar sempat menemui dokter & pihak RSUP dr Kariadi untuk memberikan support. “Kita sering memberikan kepercayaan kepada produk anak bangsa, tidak terkecuali Vaksin Nusantara,” mengatakan Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga berpesan apabila dalam teknis penelitian & uji klinis terdapat masalah, dapat diselesaikan secara baik.
Seperti diketahui, Undip Semarang & RSUP dr Kariadi mengerjakan pengembangan vaksin Covid-19 lokal bernama Vaksin Nusantara. Vaksin tersebut sudah lolos uji klinis fase pertama. Vaksin Nusantara merupakan vaksin personal berbasis sel dendritik, & diklaim sebagai yg perdana di Indonesia. Cara kerja vaksin ini adalah, calon penerima vaksin akan diambil sel darah putihnya, & sel dendritiknya. Setelah itu, sel dendritik autolog dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2. Sel dendritik yg sudah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori kepada SARS-CoV-2.(radarsemarang.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet