Pengungsi Asing Berdemo Tuntut Presiden Jokowi, Ngaku Harap Keluar dari Indonesia merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Belasan pengungsi asing di sekitar kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Jakarta Pusat mengerjakan unjuk rasa di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Salah satu tuntutannya adalah adalah meminta bantuan Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo.
Salah satu pengungsi dari Afghanistan, Jumakhan, mengatakan dirinya bersama para pengungsi lain harap menuntut kejelasan status kewarganegaraan, hingga bantuan logistik untuk bertahan hidup.
"Kami harap berjumpa Presiden. Kami harap keluar dari Indonesia naik kapal atau darat, tetapi dicegah. Kenapa tidak boleh? Sedangkan di sini kami tidak dapat bantuan," katanya, diberitakan Antara, Rabu (21/4/2021).
Jumakhan menyebut dia sudah 20 tahun menunggu aksi & bantuan dari Komisi Tinggi PBB untuk pengungsi atau UNHCR.
Namun, tidak ada kejelasan yg mereka dapatkan. Selama 20 tahun ini, Jumakhan & puluhan pengungsi bernaung di tenda & pinggir jalan depan Kantor Menara Ravindo, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat.
Pengungsi lainnya dari Afghanistan, Khan Ibrahim juga menceritakan anaknya yg baru lahir namun tak dapat ia temui karena terkendala biaya rumah sakit.
"Saya tidak dapat kerja di sini, kuliah apalagi, cari uang bagaimana sedangkan saya di sini tidak gratis. Harus bayar 1.500 dolar per bulan," katanya.
Namun, aksi demonstrasi pengungsi ini dihadang polisi & Satpol PP. Mereka digiring kembali ke Menara Ravindo.
Kapolsek Metro Gambir AKBP Kade Budiyarta ikut mengerjakan pendampingan para pencari suaka kembali ke tempat pengungsian mereka.
"Nanti kita bicarakan lagi di depan Menara Ravindo. Kita diskusikan apa yg diminta," mengatakan Budiyarta.(indozone.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Belasan pengungsi asing di sekitar kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Jakarta Pusat mengerjakan unjuk rasa di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Salah satu tuntutannya adalah adalah meminta bantuan Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo.
Salah satu pengungsi dari Afghanistan, Jumakhan, mengatakan dirinya bersama para pengungsi lain harap menuntut kejelasan status kewarganegaraan, hingga bantuan logistik untuk bertahan hidup.
"Kami harap berjumpa Presiden. Kami harap keluar dari Indonesia naik kapal atau darat, tetapi dicegah. Kenapa tidak boleh? Sedangkan di sini kami tidak dapat bantuan," katanya, diberitakan Antara, Rabu (21/4/2021).
Jumakhan menyebut dia sudah 20 tahun menunggu aksi & bantuan dari Komisi Tinggi PBB untuk pengungsi atau UNHCR.
Namun, tidak ada kejelasan yg mereka dapatkan. Selama 20 tahun ini, Jumakhan & puluhan pengungsi bernaung di tenda & pinggir jalan depan Kantor Menara Ravindo, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat.
Pengungsi lainnya dari Afghanistan, Khan Ibrahim juga menceritakan anaknya yg baru lahir namun tak dapat ia temui karena terkendala biaya rumah sakit.
"Saya tidak dapat kerja di sini, kuliah apalagi, cari uang bagaimana sedangkan saya di sini tidak gratis. Harus bayar 1.500 dolar per bulan," katanya.
Namun, aksi demonstrasi pengungsi ini dihadang polisi & Satpol PP. Mereka digiring kembali ke Menara Ravindo.
Kapolsek Metro Gambir AKBP Kade Budiyarta ikut mengerjakan pendampingan para pencari suaka kembali ke tempat pengungsian mereka.
"Nanti kita bicarakan lagi di depan Menara Ravindo. Kita diskusikan apa yg diminta," mengatakan Budiyarta.(indozone.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet