Kapten Pusamania Borneo FC Ponaryo Astaman menilai mendatangkan marquee player merupakan sebuah kerugian bagi Indonesia, karena menganggap pemain tersebut sudah melewati peak performance-nya.
Ponaryo mengatakan, keputusan PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menerapkan regulasi 2+1+1 terkait keberadaan marquee player berseberangan dengan semangat memberi kesempatan kepada pemain muda untuk tampil.
SIMAK JUGA: PBFC Ambisi Jadi Tim Menakutkan
"Menurut saya secara pribadi, tidak terlalu perlu. Secara teknis marquee player yang terjangkau oleh klub-klub [Indonesia] sekarang sudah lewat peak performance-nya. Dalam arti, tidak dalam level terbaik mereka lagi,” cetus Popon, sapaan Ponaryo, dilansir laman resmi klub.
"Belum lagi dengan adanya marque player otomatis mengurangi jatah pemain lokal juga. Di sinilah ironinya, di saat kita ingin memberi porsi lebih untuk pemain lokal, terutama pemain muda.”
Popon juga tidak sependapat dengan anggapan marquee player akan membuat sepakbola Indonesia bergairah. Ia justru mengkhawatirkan kehadiran pemain berlabel dunia bisa membuat klub mengalami kesulitan finansial.
SIMAK JUGA: Djukanovic: 'Marquee Player' Hanya Untuk Bisnis
"Kalau dari sisi bisnis apa? Tanpa marquee player pun atmosfer sepakbola kita sudah luar biasa, apa yang kurang?” tanya pria yang juga menjabat Presiden asosiasi pemain profesional Indonesia (APPI) itu.
"Belum lagi harga marquee player yang tidak murah. Di saat sekarang klub-klub sedang berpikir menyehatkan neraca keuangan mereka, sangat ironis kalau masih ada klub yang telat membayar gaji di tengah adanya aturan marquee player.”
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Ponaryo Astaman: 'Marquee Player' Tak Menguntungkan
Ponaryo mengatakan, keputusan PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang menerapkan regulasi 2+1+1 terkait keberadaan marquee player berseberangan dengan semangat memberi kesempatan kepada pemain muda untuk tampil.
SIMAK JUGA: PBFC Ambisi Jadi Tim Menakutkan
"Menurut saya secara pribadi, tidak terlalu perlu. Secara teknis marquee player yang terjangkau oleh klub-klub [Indonesia] sekarang sudah lewat peak performance-nya. Dalam arti, tidak dalam level terbaik mereka lagi,” cetus Popon, sapaan Ponaryo, dilansir laman resmi klub.
"Belum lagi dengan adanya marque player otomatis mengurangi jatah pemain lokal juga. Di sinilah ironinya, di saat kita ingin memberi porsi lebih untuk pemain lokal, terutama pemain muda.”
Popon juga tidak sependapat dengan anggapan marquee player akan membuat sepakbola Indonesia bergairah. Ia justru mengkhawatirkan kehadiran pemain berlabel dunia bisa membuat klub mengalami kesulitan finansial.
SIMAK JUGA: Djukanovic: 'Marquee Player' Hanya Untuk Bisnis
"Kalau dari sisi bisnis apa? Tanpa marquee player pun atmosfer sepakbola kita sudah luar biasa, apa yang kurang?” tanya pria yang juga menjabat Presiden asosiasi pemain profesional Indonesia (APPI) itu.
"Belum lagi harga marquee player yang tidak murah. Di saat sekarang klub-klub sedang berpikir menyehatkan neraca keuangan mereka, sangat ironis kalau masih ada klub yang telat membayar gaji di tengah adanya aturan marquee player.”
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Ponaryo Astaman: 'Marquee Player' Tak Menguntungkan