PT Pelni Pecat Pegawai yg Bikin Pengajian, Netizen : Apa Itu Radikal? merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Kajian islam yg akan digelar secara online oleh pegawai PT Pelni dibatalkan. Karena dituding, penceramah yg akan hadir memiliki paham radikal.
Hal ini pun menciptakan heboh publik di media sosial. Setralah direksi PT Pelni memutuskan acara kajian Islam Ramadan oleh Badan Kerohanian Islam PT Pelni dibatalkan. Dengan alasan harap mencegah radikalisme di lingkungan BUMN.
Bahkan pejabat di PT Pelni hingga dipecat karena diduga ikut terlibat dalam acara pengajian tersebut.
Mengutip dari terkini.id -- jaringan Suara.com, Komisaris PT Pelni Dede Budhyaryo menjelaskan duduk perkaranya.
Dede mengkonfirmasi, memang pejabat yg terlibat sudah dicopot. Sebagai sikap tegas PT Pelni pada radikalisme.
Dede mengatakan, pencopotan pejabat itu sekaligus peringatan bagi pegawai BUMN supaya tidak sembarangan memberi pentas bagi penceramah radikal.
“Selain pejabat yg terkait dengan kepanitiaan acara tersebut sudah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme. Jangan beru ruang sedikitpun BERANGUS,” tulis Dede dalam akun Twitternya, Jumat, 9 April 2021.
“Panitia menyebarkan informasi terkait pembicara Ramadhan belum ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tersebut DIBATALKAN,” sambungnya.
Dalam keterangan tersebut, Dede mengungkapkan alasan mengapa acara kajian Ramadan daring Bakis Pelni itu dibatalkan seluruhnya.
Secara terang-terangan, ia mengatakan bahwa alasannya karena mayoritas pengisi acara merupakan penceramah radikal.
Menanggapi hal tersebut, rupanya banyak netizen yg tak setuju hingga akhirnya mengecam tindakan PT Pelni.
Bahkan akun Twitter resmi Republika juga turut buka suara mengenai keputusan tersebut.
"Ustaz Syafiq Basalamah bersikap tak setuju dengan mereka yg mengkritik pemerintah, malah dilabeli radikal oleh komisaris Pelni. Menurut sobat Republika, Radikal itu seperti apa? #Rolmin," tulis akun @republikaonline.
"beginilah akibatnya kalo relawan jadi komisaris BUMN, dulu kerjanya apa itu org? apa bukan dari pengangguran akut ya, sampe segitu ketika dpt jabatan," timpal akun @AndroidDev77.
"Standar nya aja dulu dari pemerintah atau pelabel radikal biar kite2 tahu garis rambu2 radikal biar kita gak di tuduh radikal, radikul..... Perasaan mereka anti demo .... Patuh pada penguasa tanpa syarat asal mereka diberi kebebasan untuk shalat...," kata akun @Alhamdulillahm7.
Sementara di cuitan terpisah, beberapa netizen juga memang ramai membicarakan tentang pembatalan & pelabelan "ustaz radikal" tersebut.
"Yang enggak radikal menurut si dedek itu klo ga jenggotan, ga cingkrang, rambut gondrong banyak kutu, isi ceramah nya menghina masa kecil Rasulullah, menghina perkawinan Rasulullah dengan syaidah Aisyah," tulis akun @KhaekalMuhamad tampak berapi-api, seperti dikutip terkini.id pada Jumat, 9 April 2021.
"Jenggot saya panjang, celana saya cingkrang, saya sering shalat 5 waktu di masjid, saya sering mengikuti ceramah-ceramah ustadz-ustadz yg dicekal oleh bos akbar Pelni. Apakah saya radikal? Mohon dijawab sesegera mungkin," tanya akun @yusharis.
"Nonton tvone ternyata lg berantem masalah ini. In my opinion, kalimat radikalisme yg dipakai timing & konteksnya tidak jelas. Di tv diklarifikasi radikalisme yg dimaksud adalah pegawai yg melanggar aturan berarti dia radikal, tp tweet diatasnya pas banget membatalkan ceramah," komentar akun @rcindysz.
"Saya bingung. Giliran ada orang mau dengar ceramah malah dibilang terlibat radikal. Susah banget jaman sekarang. Saya tau tengah gencarnya Terorisme & Radikalisme. Tapi jangan disamaratakanlah. Ga semua ustad begitu. RIP Toleransi," ujar akun @kecapmanisee.(suara.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Kajian islam yg akan digelar secara online oleh pegawai PT Pelni dibatalkan. Karena dituding, penceramah yg akan hadir memiliki paham radikal.
Hal ini pun menciptakan heboh publik di media sosial. Setralah direksi PT Pelni memutuskan acara kajian Islam Ramadan oleh Badan Kerohanian Islam PT Pelni dibatalkan. Dengan alasan harap mencegah radikalisme di lingkungan BUMN.
Bahkan pejabat di PT Pelni hingga dipecat karena diduga ikut terlibat dalam acara pengajian tersebut.
Mengutip dari terkini.id -- jaringan Suara.com, Komisaris PT Pelni Dede Budhyaryo menjelaskan duduk perkaranya.
Dede mengkonfirmasi, memang pejabat yg terlibat sudah dicopot. Sebagai sikap tegas PT Pelni pada radikalisme.
Dede mengatakan, pencopotan pejabat itu sekaligus peringatan bagi pegawai BUMN supaya tidak sembarangan memberi pentas bagi penceramah radikal.
“Selain pejabat yg terkait dengan kepanitiaan acara tersebut sudah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme. Jangan beru ruang sedikitpun BERANGUS,” tulis Dede dalam akun Twitternya, Jumat, 9 April 2021.
“Panitia menyebarkan informasi terkait pembicara Ramadhan belum ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tersebut DIBATALKAN,” sambungnya.
Dalam keterangan tersebut, Dede mengungkapkan alasan mengapa acara kajian Ramadan daring Bakis Pelni itu dibatalkan seluruhnya.
Secara terang-terangan, ia mengatakan bahwa alasannya karena mayoritas pengisi acara merupakan penceramah radikal.
Menanggapi hal tersebut, rupanya banyak netizen yg tak setuju hingga akhirnya mengecam tindakan PT Pelni.
Bahkan akun Twitter resmi Republika juga turut buka suara mengenai keputusan tersebut.
"Ustaz Syafiq Basalamah bersikap tak setuju dengan mereka yg mengkritik pemerintah, malah dilabeli radikal oleh komisaris Pelni. Menurut sobat Republika, Radikal itu seperti apa? #Rolmin," tulis akun @republikaonline.
"beginilah akibatnya kalo relawan jadi komisaris BUMN, dulu kerjanya apa itu org? apa bukan dari pengangguran akut ya, sampe segitu ketika dpt jabatan," timpal akun @AndroidDev77.
"Standar nya aja dulu dari pemerintah atau pelabel radikal biar kite2 tahu garis rambu2 radikal biar kita gak di tuduh radikal, radikul..... Perasaan mereka anti demo .... Patuh pada penguasa tanpa syarat asal mereka diberi kebebasan untuk shalat...," kata akun @Alhamdulillahm7.
Sementara di cuitan terpisah, beberapa netizen juga memang ramai membicarakan tentang pembatalan & pelabelan "ustaz radikal" tersebut.
"Yang enggak radikal menurut si dedek itu klo ga jenggotan, ga cingkrang, rambut gondrong banyak kutu, isi ceramah nya menghina masa kecil Rasulullah, menghina perkawinan Rasulullah dengan syaidah Aisyah," tulis akun @KhaekalMuhamad tampak berapi-api, seperti dikutip terkini.id pada Jumat, 9 April 2021.
"Jenggot saya panjang, celana saya cingkrang, saya sering shalat 5 waktu di masjid, saya sering mengikuti ceramah-ceramah ustadz-ustadz yg dicekal oleh bos akbar Pelni. Apakah saya radikal? Mohon dijawab sesegera mungkin," tanya akun @yusharis.
"Nonton tvone ternyata lg berantem masalah ini. In my opinion, kalimat radikalisme yg dipakai timing & konteksnya tidak jelas. Di tv diklarifikasi radikalisme yg dimaksud adalah pegawai yg melanggar aturan berarti dia radikal, tp tweet diatasnya pas banget membatalkan ceramah," komentar akun @rcindysz.
"Saya bingung. Giliran ada orang mau dengar ceramah malah dibilang terlibat radikal. Susah banget jaman sekarang. Saya tau tengah gencarnya Terorisme & Radikalisme. Tapi jangan disamaratakanlah. Ga semua ustad begitu. RIP Toleransi," ujar akun @kecapmanisee.(suara.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet