Suara Lantang Kapitra Bikin Natalius Pigai Terpojok, Isinya Telak merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Politikus PDIP Kapitra Ampera merespons eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yg menyampaikan narasi berbahaya terkait pemerintah melabelkan teroris kepada KKB di Papua.
"Bahaya, itu. Pernyataan yg menstimulasi konflik, tidak pantas diucapkan mantan komisioner Komnas HAM," mengatakan Kapitra saat dihubungi, Sabtu (1/5/2021).
Dia menilai pernyataan Pigai bakal memunculkan konflik horizontal lantaran mengaitkan pelabelan teroris untuk KKB dengan sentimen agama.
"Pigai mencoba membawa masalah ini kepada sektarian agama, padahal terorisme itu malahan mulai & lahir di Eropa. Itu tidak berkaitan dengan agama," mengatakan ketua DPD Himpunan Advokat & Pengacara Indonesia (HAPI) Riau.
Sebab, lahirnya KKb di Papua itu lebih berkaitan pada sikap seorang atau kelompok dalam merespons & memperjuangkan keharapannya.
Di sisi lain, pemerintah tidak sedikit pun menyinggung agama ketika melabelkan teroris kepada KKB. Tetapi, label itu diberikan melalui serangkaian analisis hasil serangan KKB di Bumi Cenderawasih.
Padahal, dalam beberapa kasus dari lainnya KKB di Papua merusak fasilitas publik, membunuh warga, membakar sekolah & rumah ibadah.
Sebelumnya, Natalius Pigai menganggap keputusan pemerintah itu kemenangan bagi kelompok teroris dari Taliban & Negara Islam Irak & Suriah (ISIS) di Indonesia.
"Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Kristen & Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia bubar," begitu pernyataannya.(ast/jpnn)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Politikus PDIP Kapitra Ampera merespons eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yg menyampaikan narasi berbahaya terkait pemerintah melabelkan teroris kepada KKB di Papua.
"Bahaya, itu. Pernyataan yg menstimulasi konflik, tidak pantas diucapkan mantan komisioner Komnas HAM," mengatakan Kapitra saat dihubungi, Sabtu (1/5/2021).
Dia menilai pernyataan Pigai bakal memunculkan konflik horizontal lantaran mengaitkan pelabelan teroris untuk KKB dengan sentimen agama.
"Pigai mencoba membawa masalah ini kepada sektarian agama, padahal terorisme itu malahan mulai & lahir di Eropa. Itu tidak berkaitan dengan agama," mengatakan ketua DPD Himpunan Advokat & Pengacara Indonesia (HAPI) Riau.
Sebab, lahirnya KKb di Papua itu lebih berkaitan pada sikap seorang atau kelompok dalam merespons & memperjuangkan keharapannya.
Di sisi lain, pemerintah tidak sedikit pun menyinggung agama ketika melabelkan teroris kepada KKB. Tetapi, label itu diberikan melalui serangkaian analisis hasil serangan KKB di Bumi Cenderawasih.
Padahal, dalam beberapa kasus dari lainnya KKB di Papua merusak fasilitas publik, membunuh warga, membakar sekolah & rumah ibadah.
Sebelumnya, Natalius Pigai menganggap keputusan pemerintah itu kemenangan bagi kelompok teroris dari Taliban & Negara Islam Irak & Suriah (ISIS) di Indonesia.
"Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Kristen & Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia bubar," begitu pernyataannya.(ast/jpnn)
NB: Semua berita ini diambil dari internet