Taburkan Racun pada Sate hingga Tewaskan Putri Driver Ojol, Terbongkar Cara Sang Pengirim Licik Lakukan Aksinya merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Bandiman, driver ojol, kehilangan anak kesayangannya, Naba, gara-gara paket sate bakar beracun.
Paket tersebut dikirim perempuan misterius & dibawa pulang oleh Bandiman.
Warga Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta kini cuma dapat meratapi nasibnya.
Terungkap sate itu beracun hingga Naba tewas usai mengonsumsinya.
Bandiman mengatakan, Naba tak sadarkan diri setelah mengeluh pahit ketika memakan sate tersebut.
Istrinya juga muntah-muntah.
"Pas saya makan nggak apa-apa. Ternyata, racunnya ditaruh di bumbu. Anak saya bilang bumbunya pahit. Ia lalu ke dapur & muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Anak saya lantas tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik, Bandi membawa putranya ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
Terkuak pula bahwa racun di bumbu sate itu begitu kuat.
"Meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan di laboratorium, racunnya lebih kuat dibanding pupuk pertanian," beber Bandi, dikutip TribunJatim dari TribunJogja, Rabu (28/4/2021).
Kejadian itu bermula saat Bandiman tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.
Tiba-tiba datang seorang perempuan muda yg bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.
Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm & mengenakan hijab & baju berwarana krem.
"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, & meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujarnya saat ditemui, Selasa (27/4/2021).
Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.
Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate & snack tersebut.
"Saya minta Rp25 ribu, lalu saya dikasih Rp30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yg dituju. Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.
Bandiman pun mengantarkan paket tersebut, namun sehingga di alamat yg dituju, rumah orang yg bernama Tomi tersebut terlihat sepi.
Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.
"Setelah saya hubungi, benar yg mengangkat bernama Tomi & alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yg bernama Hamid di Pakualaman. Lalu tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.
Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.
Sehingganya di rumah, ia berjumpa dengan anaknya, Naba yg baru pulang dari masjid.
Naba membawa bungkusan nasi gudeg untuk berbuka puasa.
"Kebetulan anak saya tidak begitu suka gudeg, anak saya memberikan gudeg ke saya itu & memilih sate yg saya bawa. Tapi saya sempat makan dua tusuk sate, anak saya yg akbar juga, tetapi tidak merasakan apa-apa." jelasnya.
"Anak saya (naba) kemudian disuapin istri saya, pakai lontong dengan bumbu sate. Tiba-tiba anak saya mengeluh pahit & panas. Lalu lari ke kulkas untuk minum, tetapi hingga dapur dia terjatuh, istri saya mutah-mutah," katanya.
Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban.
Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.
"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau mengatakan dokter itu positif kena racun, tetapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," tuturnya.
Istri Bandiman yg bernama Titik Rini (43) juga mengeluhkan hal yg sama, ia sempat memutahkan sate tersebut.
Titik juga sempat mendapat perawatan dokter & keadaannya berangsur membaik & diperbolehkan pulang pada Minggu malam.
Atas kasus tersebut, Bandiman melapor ke kepolisian.
"Kami berharap kasus ini benar-benar hingga tuntas karena ini sudah merenggut nyawa anak saya. Jangan hingga ini terulang pada driver-driver yg lain," tutupnya.
Ahli forensik UGM, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF ikut memberikan tanggapannya.
“NFP kemungkinan akbar memang meninggal dunia karena racun,” tegas dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui tipe racun apa yg terkandung di sate tersebut kalau cuma membaca dari berita.
“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” tambahnya.Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di tubuh korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yg dipakai mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, peristiwa nahas yg menimpa NFP jadi ranah kepolisian sehingga publik diimbau tidak berasumsi.
"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yg ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium,” tandasnya.(grid.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Bandiman, driver ojol, kehilangan anak kesayangannya, Naba, gara-gara paket sate bakar beracun.
Paket tersebut dikirim perempuan misterius & dibawa pulang oleh Bandiman.
Warga Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta kini cuma dapat meratapi nasibnya.
Terungkap sate itu beracun hingga Naba tewas usai mengonsumsinya.
Bandiman mengatakan, Naba tak sadarkan diri setelah mengeluh pahit ketika memakan sate tersebut.
Istrinya juga muntah-muntah.
"Pas saya makan nggak apa-apa. Ternyata, racunnya ditaruh di bumbu. Anak saya bilang bumbunya pahit. Ia lalu ke dapur & muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Anak saya lantas tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik, Bandi membawa putranya ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
Terkuak pula bahwa racun di bumbu sate itu begitu kuat.
"Meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan di laboratorium, racunnya lebih kuat dibanding pupuk pertanian," beber Bandi, dikutip TribunJatim dari TribunJogja, Rabu (28/4/2021).
Kejadian itu bermula saat Bandiman tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.
Tiba-tiba datang seorang perempuan muda yg bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.
Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm & mengenakan hijab & baju berwarana krem.
"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, & meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujarnya saat ditemui, Selasa (27/4/2021).
Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.
Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate & snack tersebut.
"Saya minta Rp25 ribu, lalu saya dikasih Rp30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yg dituju. Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.
Bandiman pun mengantarkan paket tersebut, namun sehingga di alamat yg dituju, rumah orang yg bernama Tomi tersebut terlihat sepi.
Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.
"Setelah saya hubungi, benar yg mengangkat bernama Tomi & alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yg bernama Hamid di Pakualaman. Lalu tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.
Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.
Sehingganya di rumah, ia berjumpa dengan anaknya, Naba yg baru pulang dari masjid.
Naba membawa bungkusan nasi gudeg untuk berbuka puasa.
"Kebetulan anak saya tidak begitu suka gudeg, anak saya memberikan gudeg ke saya itu & memilih sate yg saya bawa. Tapi saya sempat makan dua tusuk sate, anak saya yg akbar juga, tetapi tidak merasakan apa-apa." jelasnya.
"Anak saya (naba) kemudian disuapin istri saya, pakai lontong dengan bumbu sate. Tiba-tiba anak saya mengeluh pahit & panas. Lalu lari ke kulkas untuk minum, tetapi hingga dapur dia terjatuh, istri saya mutah-mutah," katanya.
Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban.
Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.
"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau mengatakan dokter itu positif kena racun, tetapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," tuturnya.
Istri Bandiman yg bernama Titik Rini (43) juga mengeluhkan hal yg sama, ia sempat memutahkan sate tersebut.
Titik juga sempat mendapat perawatan dokter & keadaannya berangsur membaik & diperbolehkan pulang pada Minggu malam.
Atas kasus tersebut, Bandiman melapor ke kepolisian.
"Kami berharap kasus ini benar-benar hingga tuntas karena ini sudah merenggut nyawa anak saya. Jangan hingga ini terulang pada driver-driver yg lain," tutupnya.
Ahli forensik UGM, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF ikut memberikan tanggapannya.
“NFP kemungkinan akbar memang meninggal dunia karena racun,” tegas dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui tipe racun apa yg terkandung di sate tersebut kalau cuma membaca dari berita.
“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” tambahnya.Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di tubuh korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yg dipakai mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, peristiwa nahas yg menimpa NFP jadi ranah kepolisian sehingga publik diimbau tidak berasumsi.
"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yg ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium,” tandasnya.(grid.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet