• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Indonesia WAWANCARA EKSKLUSIF - Rachmat Irianto: Ingin Melebihi Prestasi Sang Ayah

Bola

SBOBET
Journalist
Pemain dengan balutan ban kapten di lengan kirinya seakan mendapat garansi sorotan di atas lapangan. Tak terkecuali kapten Timnas Indonesia U-19, Rachmat Irianto, yang berdiri di jantung pertahanan tim.

Tidak hanya bertugas mencegah lawan membobol jala Timnas U-19, Rian, sapaan akrabnya, juga punya tanggung jawab memimpin rekan setimnya berjuang meraih kemenangan. Pengaruhnya di ruang ganti pun berarti krusial.

Goal Indonesia kemudian berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan pemain bernomor punggung 13, yang tengah berjuang di Piala AFF U-18 2017 tersebut.

Rian berkisah soal perjalanannya menjadi pesepakbola, jadi pilar Persebaya Surabaya, mengapteni Timnas U-19 di Piala AFF, hingga tentu saja fakta bahwa dirinya merupakan anak dari bek legendaris, Bejo Sugiantoro. Simak wawancara selengkapnya berikut ini:



SIMAK JUGA: Pesan Bejo Untuk Anaknya Di Prancis

Bisa dikisahkan awal mula Anda menyukai sepakbola?

Sejak saya lahir ayah saya [Bejo Sugiantoro] memang mengharapkan saya jadi pesepakbola. Jadi di Jawa itu ada tradisi turun tanah [untuk anak yang baru lahir]. Ketika tradisi itu dilakukan, saya yang masih kecil dimasukkkan ke kurungan ayam. Di situ disediakan beberapa pilihan, seperti uang, Al-Quran, plus bola kecil tambahan khusus dari orang tua saya.

Kemudian saya diberi tiga kesempatan untuk memilih salah satu dari beragam pilihan tersebut. Uniknya di pilihan kedua dan ketiga saya selalu milih bola kecil. Oalah, yasudah, namanya orang Jawa langsung berkesimpulan kalau di masa depan saya akan jadi pesepakbola.

Lalu kebetulan ayah dulu pernah ikut Sekolah Sepakbola (SSB) Indonesia Muda di Surabaya, akhirnya saya dimasukkan di sana. Saya sejak kecil di sana bahkan sampai sekarang. Kalau Persebaya libur, saya pasti latihan di SSB. Karena ilmu di sana, saya akhirnya jadi pesepakbola.

Apakah ayah yang notabene legenda sepakbola mengarahkan Anda untuk mengikuti jejaknya?

Kalau orang tua sih sebenarnya menyerahkan semuanya pada saya. Terserah saya mau jadi apa, tapi sepakbola selalu jadi tujuan saya. Seleksi pun saya berangkat sendiri, dengan cukup meminta doa saja. Ayah saya berujar, "kamu kalau mau dewasa, dewasa sendiri."

Apakah kerap dipandang sebelah mata karena memiliki status sebagai anak dari pesepakbola legendaris?

Jujur, saya paling tidak suka kalau dibanding-bandingkan dengan ayah. Memang banyak yang bilang kalau saya jadi pesepakbola karena ayah saya. Jujur saya sangat tidak suka dipandang seperti itu. Namun hal tersebut justru jadi motivasi buat saya, tidak jadi beban. Saya juga berharap bisa terus lebih baik dan di atas ayah saya nantinya.


A post shared by Goal Indonesia (@goalcomindonesia) on Sep 10, 2017 at 1:41am PDT


SIMAK JUGA: Timnas U-19 Jaga Emosi

Lalu bagaimana dengan posisi Anda yang sama persis dengan ayah?

Sebenarnya saya tidak kepikiran untuk jadi bek, karena saya memulainya sebagai penyerang. Namun ayah bilang pada saya bahwa dia tidak tega melihat saya "dipukuli" bek lawan. Saya kemudian disarankan meminta pada pelatih saya dahulu untuk mengubah posisi jadi bek tengah.

Padahal saya sebenarnya sudah cukup lama jadi penyerang, dari TK sampai SD kelas enam. Baru saat menginjak bangku SMP, saya pindah posisi jadi stopper sampai sekarang. Ayah juga jadi lebih mudah memberi saran pada saya. Saya sendiri nyaman dengan posisi ini.

Anda sekarang jadi kapten Timnas U-19, apa memang ada hasrat jadi pemimpin tim?

Soal kapten, saya tidak tahu. Saya tidak berambisi untuk itu karena keputusan tersebut murni dari pelatih. Ketika memang dipilih, saya tentu siap. Kalau tidak dipilih ya tidak masalah, saya tetap siap memberikan segalanya untuk tim.

Karena saya tidak tahu pandangan pelatih seperti apa, saya juga sebenarnya tidak menyangka dipilih jadi kapten. Ban kapten sendiri tidak jadi beban buat saya, karena kalau jadi beban malah nanti mainnya bisa hancur. Dibawa enjoy saja.

Siapa pemain paling berkesan yang pernah Anda hadapi?

Yang paling berkesan itu Bambang Pamungkas. Tidak tahu saya mimpi apa itu bisa berhadapan dengan dia (ketika timnas Indonesia U-19 beruji coba melawan Persija Jakarta). Dulu saya berpikir dia merupakan lawan ayah saya, sekarang dia jadi lawan saya.

Ada satu peristiwa unik ketika kami berhadapan di partai uji coba. Waktu itu sedang ada break sepak pojok. Bambang kemudian menanyakan kabar ayah saya, sontak saya jawab, "baik om.". Selepas laga dia tak keberatan memberikan jersey-nya untuk saya. Jujur, saya senang sekali.

Ayah yang saya ceritakan soal pertemuan dengan Bambang Pamungkas, kemudian meminta saya untuk mencontoh sisi baiknya. Seperti kelebihan Bambang melakukan lompatan tinggi, meski posturnya pendek.



SIMAK JUGA: Timnas U-19 Gunduli Filipina

Membela Persebaya Surabaya, apakah Anda bertekad jadi legenda di sana seperti ayah?

Untuk jadi legenda, tentu saja masih sangat jauh. Saya masih terlalu muda. Alasan saya di Persebaya juga karena dekat dari rumah, teman, dan keluarga. Memang rezekinya sekarang di Persebaya, jadi saya jalani dulu saja.

Bagaimana jika Anda mendapat tawaran dari klub lain?

Jika memang ada tawaran dari klub lain, saya akan pikir-pikir dulu. Karena ayah tahu benar sepakbola, saya akan meminta pendapatnya [ketika mendapat tawaran dari tim lain].

Harapan Anda untuk Persebaya dan Bonek sebagai suporternya?

Harapan buat Persebaya tentu saja bisa promosi ke Liga 1 Indonesia. Insya Allah bisa lebih baik lagi ke depannya.

Soal Bonek, menurut saya mereka sekarang sudah lebih dewasa, dewasa sekali. Tidak ada lagi nyanyian-nyanyian rasis, jadi saya suka mendengarnya. Animonya pun semakin luar biasa. Jadi setiap tampil di kandang, saya selalu dibuat merinding. Saya senang dengan kondisi itu,

liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, WAWANCARA EKSKLUSIF - Rachmat Irianto: Ingin Melebihi Prestasi Sang Ayah
 
Top