Yahya Waloni Sudah Dilaporkan Sejak 2019, Pdt Esra: Kok Paul Zhang Ditindak Cepat Sekali? merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Pendeta Esra Alfred Soru menanggapi soal perdebatan bahwa laporan kepada Jozeph Paul Zhang atas penistaan agama begitu cepat ditanggapi kepolisian, namun Yahya Waloni masih bebas hingga sekarang.
Tenggapannya itu dapat dilihat dalam video berjudul ‘Pdt. Esra Soru: Bang Denny Siregar, Yahya Waloni Itu Sudah Dilaporkan Tapi Tak Ada Respon Polisi’ yg diunggah kanal YouTube Esra Alfred Soru pada Jumat, 23 April 2021.
Awalnya, Esra Soru menegaskan bahwa ia sendiri tidak setuju sengan Paul Zhang yg menghina agama lain.
Ia bahkan menegaskan bahwa Paul Zhang memiliki ajaran sesat sebab anti doktrin ala Tritunggal yg dipercayai secara biasa oleh Kristen.
Dengan demikian, maka Esra Soru pun setuju kalau Paul Zhang dilaporkan atas penistaan agama.
“Tapi yg jadi persoalan dalam hal ini adalah kok polisi bertindaknya cepat sekali? Begitu laporan datang, langsung bergerak, pake interpol, orang hingga di luar negeri pun mau ditangkap,” katanya.
“Tapi penista-penista agama di Indonesia nih kan banyak, gitu, bukan cuma dari Kristen kepada Islam, tetapi dari agam-agama lain, khususnya yg dari Islam ke Kristen itu terlalu banyak itu, seperti Yahya Waloni misalnya yg sangat sudah keterlaluan hinaannya, tetapi yah hingga sekarang tetap bebas-bebas aja,” tambahnya.
Esra Soru lalu menyinggung pernyataan Denny Siregar beberapa waktu yg lalu bahwa Yahya Waloni masih bebas berkeliaran sebab tidak ada yg melaporkan.
“Sebenarnya, laporan kepada Yahya ini sudah ada, sudah pernah diberikan, yah. Ada beberapa teman melaporkannya, di antaranya Pak Darius Sahelangi & juga Pak Venny Rohagang,” katanya.
Di layar, Esra Soru pun menampilkan dua bukti surat pelaporan yg ia maksud tersebut.
“Nah lalu, dalam laporan itu, saya pun diminta untuk jadi saksi atau diminta keterangan karena pada waktu itu heboh-hebohnya saya menanggapi Yahya Waloni danmau meladeni perdebatan yg sering ia ajukan sebagai tantangan itu,” ungkapnya.
Esra juga menunjukkan surat pemanggilan dari Bareskrim kepada dirinya. Panggilan tersebut, mengatakan Esra, sudah ia penuhi ketika itu.
“Tapi, setelah dilaporkan hingga hari ini, apa hasilnya? Tidak ada hasil apa-apa. Kasus tersebut hilang begitu saja & Yahya masih tetap tampil di medsos, videonya masih terus beredar yg berisi makian-makian, hinaan-hinaan kepada Kekristenan,” jelasnya.Maka, mengatakan Esra, persoalnnya bukanlah soal tidak adanya laporan, melainkan menganau repons aparat kepada laporan yg sudah masuk.
“Mengapa ketika laporan soal Paul Zhang masuk, dalam waktu seketika direspons begitu hebah oleh kepolisian, langsung libatkan interpol, hingga luar negeri juga mau ditangkap? Tapi si Yahya yg keliling-keliling sini-sana kenapa dibiarkan begitu saj? Sampai di mana polisi menindak laporan ini? Sampai di mana urusannya? Itu setiap kali ditelpon, ‘ya, kami lagi lengkapi berkas, lengkapi data, lengkapi informasi.’ Lengkapi sudah lebih lebih dari dua tahun ini, kok tidak lengkap-lengkap juga,” ungkap Esra Soru.(terkini.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Pendeta Esra Alfred Soru menanggapi soal perdebatan bahwa laporan kepada Jozeph Paul Zhang atas penistaan agama begitu cepat ditanggapi kepolisian, namun Yahya Waloni masih bebas hingga sekarang.
Tenggapannya itu dapat dilihat dalam video berjudul ‘Pdt. Esra Soru: Bang Denny Siregar, Yahya Waloni Itu Sudah Dilaporkan Tapi Tak Ada Respon Polisi’ yg diunggah kanal YouTube Esra Alfred Soru pada Jumat, 23 April 2021.
Awalnya, Esra Soru menegaskan bahwa ia sendiri tidak setuju sengan Paul Zhang yg menghina agama lain.
Ia bahkan menegaskan bahwa Paul Zhang memiliki ajaran sesat sebab anti doktrin ala Tritunggal yg dipercayai secara biasa oleh Kristen.
Dengan demikian, maka Esra Soru pun setuju kalau Paul Zhang dilaporkan atas penistaan agama.
“Tapi yg jadi persoalan dalam hal ini adalah kok polisi bertindaknya cepat sekali? Begitu laporan datang, langsung bergerak, pake interpol, orang hingga di luar negeri pun mau ditangkap,” katanya.
“Tapi penista-penista agama di Indonesia nih kan banyak, gitu, bukan cuma dari Kristen kepada Islam, tetapi dari agam-agama lain, khususnya yg dari Islam ke Kristen itu terlalu banyak itu, seperti Yahya Waloni misalnya yg sangat sudah keterlaluan hinaannya, tetapi yah hingga sekarang tetap bebas-bebas aja,” tambahnya.
Esra Soru lalu menyinggung pernyataan Denny Siregar beberapa waktu yg lalu bahwa Yahya Waloni masih bebas berkeliaran sebab tidak ada yg melaporkan.
“Sebenarnya, laporan kepada Yahya ini sudah ada, sudah pernah diberikan, yah. Ada beberapa teman melaporkannya, di antaranya Pak Darius Sahelangi & juga Pak Venny Rohagang,” katanya.
Di layar, Esra Soru pun menampilkan dua bukti surat pelaporan yg ia maksud tersebut.
“Nah lalu, dalam laporan itu, saya pun diminta untuk jadi saksi atau diminta keterangan karena pada waktu itu heboh-hebohnya saya menanggapi Yahya Waloni danmau meladeni perdebatan yg sering ia ajukan sebagai tantangan itu,” ungkapnya.
Esra juga menunjukkan surat pemanggilan dari Bareskrim kepada dirinya. Panggilan tersebut, mengatakan Esra, sudah ia penuhi ketika itu.
“Tapi, setelah dilaporkan hingga hari ini, apa hasilnya? Tidak ada hasil apa-apa. Kasus tersebut hilang begitu saja & Yahya masih tetap tampil di medsos, videonya masih terus beredar yg berisi makian-makian, hinaan-hinaan kepada Kekristenan,” jelasnya.Maka, mengatakan Esra, persoalnnya bukanlah soal tidak adanya laporan, melainkan menganau repons aparat kepada laporan yg sudah masuk.
“Mengapa ketika laporan soal Paul Zhang masuk, dalam waktu seketika direspons begitu hebah oleh kepolisian, langsung libatkan interpol, hingga luar negeri juga mau ditangkap? Tapi si Yahya yg keliling-keliling sini-sana kenapa dibiarkan begitu saj? Sampai di mana polisi menindak laporan ini? Sampai di mana urusannya? Itu setiap kali ditelpon, ‘ya, kami lagi lengkapi berkas, lengkapi data, lengkapi informasi.’ Lengkapi sudah lebih lebih dari dua tahun ini, kok tidak lengkap-lengkap juga,” ungkap Esra Soru.(terkini.id)
NB: Semua berita ini diambil dari internet