5 Kejanggalan Kasus Sate Beracun, Anak Driver Ojol Tewas Usai Buka Puasa, Musibah Order-an Offline merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Berikut 5 kejanggalan kasus sate beracun yg menewaskan .
Kejanggalan mulai terlihat sejak driver ojol bernama Bandiman mendapat permintaan order offline dari seorang wanita.
Makanan yg dikirim tanpa melalui aplikasi tersebut juga akhirnya tidak diterima di alamat tujuan.
Tuan rumah merasa tidak memesan makanan apapun & meminta Bandiman membawa sate tersebut cuma-cuma.
Simak ulasan selengkapnya:
1. Tidak mau pesan lewat aplikasi
Musibah yg dialami driver ojol bernama Bandiman berawal usai Ia istirahat & menunaikan salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta Minggu (25/4/2021).
Tiba-tiba, sore itu Bandiman dihampiri oleh perempuan tak diketahui & dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya."
"Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.
2. Pakai nama Pak Hamid
Tanpa curiga, sore itu juga Bandiman bergegas menuju rumah penerima paket yg berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut" ucapnya.
Bukan menyebut namanya, si perempuan justru meminta Bandiman mengatakan kalau paket makanan tersebut dari seorang pria bernama Pak Hamid.
"Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap Bandiman.
3. Penerima tidak merasa memesan makanan
Sehingganya di rumah tujuan penerima paket, Bandiman lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yg diberikan oleh perempuan yg ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy. Namun terjadi proses konfirmasi yg cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, lah ini paket sudah hingga alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa anda saja pak, buat buka puasa," terang Bandiman.
4. Mengeluh rasa sate pahit
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandiman kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.
Sehingganya di rumah, sang istri bernama Titik Rini & NFP kemudian membuka paket sate bakar yg dibawa oleh Bandiman.
Bandiman, beserta istri & NFP kemudian memakan sate tersebut.
Tak berselang lama, NFP yg memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yg pahit.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur & sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
5. Anak Bandiman Tewas
Akibat panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya.
Adapun bocah naas yg meninggal dunia karena menyantap sate dari ayahnya berinisial NFP, berusia 10 tahun.
NFP tinggal di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul & meninggal pada Minggu (25/4/2021).
NFP masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul.
Keterangan kepala sekolah
Kepala Sekolah SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Jawadi mengatakan, dirinya mendapat kabar kalau anak didiknya sudah meninggal dunia sekitar pukul 18.15 WIB.
Ia ditelepon oleh seorang staf sekolah di SD Muhamadiyah IV Karangkajen yg mengabarkan bahwa murid berinisial NFP dinyatakan meninggal karena keracunan.
Saat itu juga, Jawadi meminta para guru untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Begitu dipastikan ternyata memang betul. NFP sudah meninggal karena keracunan," katanya, saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (26/4/2021)
Jawadi sempat tak percaya, karena menurut pengetahuannya kalau seseorang keracunan makanan tidak mungkin bereaksi sangat cepat.
"Kalau keracunan makanan itu gak mungkin langsung meninggal. Anak itu kan meninggalnya pas ketika di jalan menuju rumah sakit. Tapi ya sekarang masih diselidiki polisi," jelas Jawadi.
Jawadi menuturkan, pada Minggu sore, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian yg diadakan di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.
Saat menjelang magrib, NFP izin pulang karena berniat untuk buka puasa bersama bapak & ibunya di rumah.
"Magrib itu bapaknya pulang bawa makanan, bawa sate. Setelah itu dimakan bersama-sama, & tak lama ibu & NFP itu keracunan," tuturnya.
Ditemui terpisah, orang tua NFP, Bandiman masih terlihat syok atas kejadian yg menimpa keluarganya pada Minggu sore.
Komentar Pakar UGM
Kasus kematian NFP (8), siswa SD yg meninggal setelah memakan sate menarik perhatian.
Diduga, NFP & ibunya memakan sate yg berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
“Betul, NFP memang meninggal karena racun,” ungkap dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengakui, sulit untuk mengetahui tipe racun apa yg terkandung di sate itu kalau cuma membaca dari berita.
“Kita harus tahu gejalnya dulu. Harus lengkap,” tuturnya lagi.
Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan pada korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yg dipakai mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, apa yg terjadi menimpa NFP harus menunggu pernyataan resmi dari aparat & sebaiknya tidak berasumsi.
“Tetap harus nunggu dari hasil lab ya, biar dapat dipastikan,” tandasnya.
Ada 4 Saksi yg diperiksa
Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto mengatakan pihaknya masih menunggu hasil laboratorium makanan.
Sisa sate yg dikonsumsi oleh Naba sudah dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan & Kalibrasi Yogyakarta.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi,"katanya, Selasa (27/04/2021).
Polsek Sewon tidak mengerjakan autopsi jenazah bocah 8 tahun itu.
Hal itu karena pihak keluarga keberatan.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya mengerjakan pendalaman pemeriksaan.
Salah satunya dengan mengambil keterangan dari saksi-saksi.
Hingga saat ini sudah ada sekitar empat saksi yg diperiksa.
Saksi tersebut berasal dari keluarga korban & juga dari penerima makanan yg asli (Tomy).
"Saksi sudah kami ambil keterangan, dari keluarga korban termasuk orangtua, kemudian penerima makanan itu. Kan istrinya di rumah, kemarin ayah korban kan berjumpa dengan istri Tomy dulu sebelum akhirnya dibawa pulang,"terangnya.
Jajarannya juga sudah mengerjakan olah tempat kejadian perkara, termasuk di letak perdana Bandiman, ayah korban menerima pesanan offline.
"Kami sudah cek ke sana dengan INAFIS juga dengan puskemas. Kita cek apakah ada kemungkinan CCTV yg merekam, karena di sana banyak sekali pohon-pohon,"tambahnya.(suryamalang.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet

Online - Berikut 5 kejanggalan kasus sate beracun yg menewaskan .
Kejanggalan mulai terlihat sejak driver ojol bernama Bandiman mendapat permintaan order offline dari seorang wanita.
Makanan yg dikirim tanpa melalui aplikasi tersebut juga akhirnya tidak diterima di alamat tujuan.
Tuan rumah merasa tidak memesan makanan apapun & meminta Bandiman membawa sate tersebut cuma-cuma.
Simak ulasan selengkapnya:
1. Tidak mau pesan lewat aplikasi
Musibah yg dialami driver ojol bernama Bandiman berawal usai Ia istirahat & menunaikan salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta Minggu (25/4/2021).
Tiba-tiba, sore itu Bandiman dihampiri oleh perempuan tak diketahui & dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya."
"Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.
2. Pakai nama Pak Hamid
Tanpa curiga, sore itu juga Bandiman bergegas menuju rumah penerima paket yg berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut" ucapnya.
Bukan menyebut namanya, si perempuan justru meminta Bandiman mengatakan kalau paket makanan tersebut dari seorang pria bernama Pak Hamid.
"Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap Bandiman.
3. Penerima tidak merasa memesan makanan
Sehingganya di rumah tujuan penerima paket, Bandiman lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yg diberikan oleh perempuan yg ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy. Namun terjadi proses konfirmasi yg cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, lah ini paket sudah hingga alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa anda saja pak, buat buka puasa," terang Bandiman.
4. Mengeluh rasa sate pahit
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandiman kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.
Sehingganya di rumah, sang istri bernama Titik Rini & NFP kemudian membuka paket sate bakar yg dibawa oleh Bandiman.
Bandiman, beserta istri & NFP kemudian memakan sate tersebut.
Tak berselang lama, NFP yg memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yg pahit.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur & sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
5. Anak Bandiman Tewas
Akibat panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya.
Adapun bocah naas yg meninggal dunia karena menyantap sate dari ayahnya berinisial NFP, berusia 10 tahun.
NFP tinggal di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul & meninggal pada Minggu (25/4/2021).
NFP masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul.
Keterangan kepala sekolah
Kepala Sekolah SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Jawadi mengatakan, dirinya mendapat kabar kalau anak didiknya sudah meninggal dunia sekitar pukul 18.15 WIB.
Ia ditelepon oleh seorang staf sekolah di SD Muhamadiyah IV Karangkajen yg mengabarkan bahwa murid berinisial NFP dinyatakan meninggal karena keracunan.
Saat itu juga, Jawadi meminta para guru untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Begitu dipastikan ternyata memang betul. NFP sudah meninggal karena keracunan," katanya, saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (26/4/2021)
Jawadi sempat tak percaya, karena menurut pengetahuannya kalau seseorang keracunan makanan tidak mungkin bereaksi sangat cepat.
"Kalau keracunan makanan itu gak mungkin langsung meninggal. Anak itu kan meninggalnya pas ketika di jalan menuju rumah sakit. Tapi ya sekarang masih diselidiki polisi," jelas Jawadi.
Jawadi menuturkan, pada Minggu sore, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian yg diadakan di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.
Saat menjelang magrib, NFP izin pulang karena berniat untuk buka puasa bersama bapak & ibunya di rumah.
"Magrib itu bapaknya pulang bawa makanan, bawa sate. Setelah itu dimakan bersama-sama, & tak lama ibu & NFP itu keracunan," tuturnya.
Ditemui terpisah, orang tua NFP, Bandiman masih terlihat syok atas kejadian yg menimpa keluarganya pada Minggu sore.
Komentar Pakar UGM
Kasus kematian NFP (8), siswa SD yg meninggal setelah memakan sate menarik perhatian.
Diduga, NFP & ibunya memakan sate yg berisi racun sehingga bereaksi cepat ke dalam tubuh.
“Betul, NFP memang meninggal karena racun,” ungkap dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengakui, sulit untuk mengetahui tipe racun apa yg terkandung di sate itu kalau cuma membaca dari berita.
“Kita harus tahu gejalnya dulu. Harus lengkap,” tuturnya lagi.
Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan pada korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yg dipakai mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, apa yg terjadi menimpa NFP harus menunggu pernyataan resmi dari aparat & sebaiknya tidak berasumsi.
“Tetap harus nunggu dari hasil lab ya, biar dapat dipastikan,” tandasnya.
Ada 4 Saksi yg diperiksa
Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto mengatakan pihaknya masih menunggu hasil laboratorium makanan.
Sisa sate yg dikonsumsi oleh Naba sudah dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan & Kalibrasi Yogyakarta.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi,"katanya, Selasa (27/04/2021).
Polsek Sewon tidak mengerjakan autopsi jenazah bocah 8 tahun itu.
Hal itu karena pihak keluarga keberatan.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya mengerjakan pendalaman pemeriksaan.
Salah satunya dengan mengambil keterangan dari saksi-saksi.
Hingga saat ini sudah ada sekitar empat saksi yg diperiksa.
Saksi tersebut berasal dari keluarga korban & juga dari penerima makanan yg asli (Tomy).
"Saksi sudah kami ambil keterangan, dari keluarga korban termasuk orangtua, kemudian penerima makanan itu. Kan istrinya di rumah, kemarin ayah korban kan berjumpa dengan istri Tomy dulu sebelum akhirnya dibawa pulang,"terangnya.
Jajarannya juga sudah mengerjakan olah tempat kejadian perkara, termasuk di letak perdana Bandiman, ayah korban menerima pesanan offline.
"Kami sudah cek ke sana dengan INAFIS juga dengan puskemas. Kita cek apakah ada kemungkinan CCTV yg merekam, karena di sana banyak sekali pohon-pohon,"tambahnya.(suryamalang.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet