Anies Klaim Corona di Jakarta Sudah Landai, tapi Bodetabek Masih Tinggi. Ini Datanya merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - DKI Jakarta kembali memperpanjang masa PSBB Ketat hingga 10 Oktober, karena masih berpotensi terjadinya kenaikan angka kasus positif COVID-19 kalau pelonggaran diberlakukan.
Meski angka penularan corona di Jakarta dianggap terkendali, namun lain halnya dengan daerah penyangga (Bodetabek). Hal tersebut jadi salah satu pertimbangan untuk memperpanjang kembali PSBB Ketat.
“Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus COVID-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman & Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta sudah melandai & terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam paparan yg dihinggakan pada Kamis (24/9).
Ia menjelaskan, tanda-tanda pelandaian kasus positif di Jakarta seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat PSBB Ketat. Hal tersebut dapat dilihat pada 12 hari perdana di bulan September, di mana pertambahan kasus aktif sebanyak 3.864 atau 49 persen.
Perkembangan keadaan & penanganan COVID-19 di DKI Jakarta. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
Pada periode PSBB Ketat atau 12 hari berikutnya, penambahan kasus aktif masih terjadi hingga 1.453 kasus, namun persentasenya berkurang jadi 12 persen. Meski begitu, hal tersebut bukanlah tujuan utama, karena yg diharapkan adalah memutus habis mata rantai penularan corona di Jakarta.
"Pelandaian grafik kasus aktif bukanlah tujuan akhir. Kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan. Pemerintah terus tingkatkan 3T & warga perlu berada di rumah dulu, cuma bepergian bila perlu sekali & terapkan 3M," imbau Gubernur Anies.
NB: Semua berita ini diambil dari internet
Online - DKI Jakarta kembali memperpanjang masa PSBB Ketat hingga 10 Oktober, karena masih berpotensi terjadinya kenaikan angka kasus positif COVID-19 kalau pelonggaran diberlakukan.
Meski angka penularan corona di Jakarta dianggap terkendali, namun lain halnya dengan daerah penyangga (Bodetabek). Hal tersebut jadi salah satu pertimbangan untuk memperpanjang kembali PSBB Ketat.
“Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus COVID-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman & Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta sudah melandai & terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat, sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam paparan yg dihinggakan pada Kamis (24/9).
Ia menjelaskan, tanda-tanda pelandaian kasus positif di Jakarta seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat PSBB Ketat. Hal tersebut dapat dilihat pada 12 hari perdana di bulan September, di mana pertambahan kasus aktif sebanyak 3.864 atau 49 persen.
Perkembangan keadaan & penanganan COVID-19 di DKI Jakarta. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
Pada periode PSBB Ketat atau 12 hari berikutnya, penambahan kasus aktif masih terjadi hingga 1.453 kasus, namun persentasenya berkurang jadi 12 persen. Meski begitu, hal tersebut bukanlah tujuan utama, karena yg diharapkan adalah memutus habis mata rantai penularan corona di Jakarta.
"Pelandaian grafik kasus aktif bukanlah tujuan akhir. Kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan. Pemerintah terus tingkatkan 3T & warga perlu berada di rumah dulu, cuma bepergian bila perlu sekali & terapkan 3M," imbau Gubernur Anies.
NB: Semua berita ini diambil dari internet