Ada banyak diskusi akhir-akhir ini tentang pembajakan dan bagaimana untuk memerangi hal itu, termasuk beberapa langkah-langkah yang cukup radikal. Tapi saya yakin kebanyakan orang melirik beberapa efek positif dari pembajakan. Jangan salah paham dulu, saya tidak menyarankan bajakan atau mempromosikannya dan saya tidak mengatakan itu baik, saya hanya mengatakan bahwa itu tidak semua seperti hitam dan putih. Pembajakan itu hanya gejala/efek dari sesuatu: apakah itu model bisnis yang buruk, pasar restriktif, atau masalah ekonomi. Dan saya pikir tulisan saya ini akan membuktikan hal ini.
Saya besar di sebuah pulau kecil di Indonesia, sebuah pulau yang terpencil dan seperti yang kita ketahui negara ini baru saja mengalami reformasi dan kembali menjadi demokrasi. Kita sebagai masyarakat, hanya mengingat apa itu demokrasi dan bagaimana pasar bebas bekerja. kita hanya menonton terobosan teknologi terbaru yang terjadi dalam 30 tahun terakhir didunia barat, sementara negara kita sendiri dan rakyat tetap kurang informasi dan teknologi juga sdm yang kurang berkompeten.
PC pertama saya adalah MMX Pentium yang memiliki prosesor 166 Mhz, 2 GB hard drive dan 64 Mb RAM jika saya tidak salah. Pada saat itu sebagian besar dari orang-orang sekitar memiliki 386 dan 486 mesin yang menjalankan DOS, sehingga Windows 95 adalah sesuatu banget.
Sekarang inilah faktanya: bahwa salinan Windows 95 saya digunakan adalah bajakan. Itu didapat dari seorang teman yang memilikinya dalam bentuk cd. Ini bukan karena teman-teman saya pembajak atau ingin melakukan kejahatan, itu karena tidak ada alternatif lain. Windows tidak dijual secara merata di negeri ini - Kalau adapun itu tidak secara sah.
Beberapa tahun kemudian ketika Windows 98 keluar hal yang sama terjadi di seluruh lagi. Teman-teman datang kembali membagi-bagikan sekumpulan disk/cd kepada teman lainnya. kita kembali menginstal OS tersebut pada PC kita.
[float='left']
[Images dari google]
[/float] Pada saat XP dirilis, Microsoft akhirnya tertarik di negara kita, adanya fakta pemerintah bekejasama/MoU dalam penggunaan operating system Microsoft pada insitusi pemerintah, dan kemudahan untuk mahasiswa dan siswa disekolah dalam mendapatkan OS ini dengan harga yang miring. Akhirnya ada banyak cara yang sah untuk membeli OS baru. Tapi di sini yang saya tangkap: harga OS nya juga semahal PC itu sendiri, sehingga pengeluaran untuk ini akan menjadi dua kali lipat. Jika anda masih bertanya kenapa masih tidak mau membeli OS dan software yang legal dengan harga miring, walaupun harga miring itu masih sama nilainya dengan sekitar 10 bulan senilai gaji masyarakat disini. Bayangkan biaya OS Windows dan aplikasi lengkap sekitar $2.000.
Saya cukup beruntung karena saya mendapat salinan asli dari XP dibundel atau sudah terpasang langsung dengan PC baru saya saat membeli. Namun, satu tahun kemudian ketika motherboard habis terbakar dan saya harus membeli hardware baru, dan saya kembali minta salinan kepada teman-teman lainnya.
Selama 5-6 tahun saya menggunakan PC yang dengan versi bajakan Windows untuk men-download game dan software - semua secara ilegal. Mulai dari Half-Life dan Warcraft hingga Creative Suite dari Adobe. Sekali lagi ini terjadi bukan hanya karena harga, meskipun bisa membeli Adobe CS dengan harga gila yang saya pikir lebih baik dikirim ke keluarga dikampung atau keluarga yang masih kurang mampu, juga karena kebanyakan software ini tidak tersedia di toko-toko disekitar sini.
Dikarenakan pembajakan, saya punya pengetahuan, skill dan informasi yang tidak mungkin untuk didapat dengan mudah. Dengan pembajakan juga yang saya mempelajari bagaimana menggunakan Photoshop, cara mengedit film, cara menginstal sistem operasi/OS.
Dan saya bukan satu-satunya yang melakukan ini. Semua teman-teman saya yang telah bekerja di bidang IT juga bermulai dengan menggunakan software bajakan. Bagaimana bisa dibandingkan 12 tahun belajar untuk menggunakan perangkat lunak yang biaya ribuan dolar, ketika pendapatan bulanan rata-rata adalah sekitar $200? Bagaimana lagi rekan-rekan dinegri ini bisa berkembang memakai software-software professional yang ada dan bisa dipakai untuk mendapatkan lapangan kerja atau membuat lapangan kerja kalau harganya masih diatas pendapatan perbulan?
Dan ada satu hal lagi: karena pembajakanlah yang sebagian besar dari kita memiliki pekerjaan saat ini. Tanpa bajakan atau tanpa belajar OS dan software-software ini, saya dan teman-teman saya tidak akan bisa bekerja di dunia IT, atau pengembang game, atau menjadi IT Professional. Saya berani bilang kalau tidak dengan pembajakan, negara ini akan tetap keterbelakang.
Saya tahu saya telah mengatakan beberapa hal yang melanggar hukum, tapi intinya adalah tidak satupun dari kita membajak lagi ketika kita sudah mampu dan berkecukupan sebagai rasa penghargaan kepada pencipta/pembuat dari software yang pernah kita bajak. Kenapa? Karena kita selalu tahu membajak itu tidak benar, tapi kita tidak memiliki pilihan lain. Tapi sekarang ketika kita semua memiliki pekerjaan, bila software/os tersebut akhirnya tersedia secara merata dengan harga terjangkau, dan ketika perusahaan software dunia telah mengubah model bisnis mereka untuk memberikan harga yang lebih murah untuk mahasiswa dan institusi pendidikan (Windows dengan harga $39 ?) Pasti kita semua memilih untuk membeli perangkat lunak, musik dan film secara resmi. Oh, dan bahwa teman saya yang selalu membajak sistem operasi untuk saya? Dia sekarang menjadi IT Manager di perusahaan swasta di Indonesia.
Membajak software-software atau OS ini dilakukan biasanya bukan untuk keserakahan atau ketamakan. Dan software bajakan ini akan menjadi faktor sangat penting untuk pengembangan generasi di daerah-daerah tertinggal. Tentu saja perangkat lunak yang murah dan mudah didapat akan menjadi kemudahan tersendiri, namun keadaan saat ini masih belum terjadi dilingkungan kita secara merata, apalagi Indonesia dibelah oleh lautan/selat dengan ribuan pulau.
Yang masih membajak saat ini tapi sudah mampu membeli dan mudah didapat disekitarmu, tolong beli versi aslinya nya, hargai hasil karya orang lain!
Saya benar-benar ingin tahu apa pendapat kamu tentang tulisan saya ini, dan mudah-mudahan saya mendapatkan respon dengan pendapat yang cerdas dalam diskusi di sini.
Wanna-be writer
dono
Saya besar di sebuah pulau kecil di Indonesia, sebuah pulau yang terpencil dan seperti yang kita ketahui negara ini baru saja mengalami reformasi dan kembali menjadi demokrasi. Kita sebagai masyarakat, hanya mengingat apa itu demokrasi dan bagaimana pasar bebas bekerja. kita hanya menonton terobosan teknologi terbaru yang terjadi dalam 30 tahun terakhir didunia barat, sementara negara kita sendiri dan rakyat tetap kurang informasi dan teknologi juga sdm yang kurang berkompeten.
PC pertama saya adalah MMX Pentium yang memiliki prosesor 166 Mhz, 2 GB hard drive dan 64 Mb RAM jika saya tidak salah. Pada saat itu sebagian besar dari orang-orang sekitar memiliki 386 dan 486 mesin yang menjalankan DOS, sehingga Windows 95 adalah sesuatu banget.
Sekarang inilah faktanya: bahwa salinan Windows 95 saya digunakan adalah bajakan. Itu didapat dari seorang teman yang memilikinya dalam bentuk cd. Ini bukan karena teman-teman saya pembajak atau ingin melakukan kejahatan, itu karena tidak ada alternatif lain. Windows tidak dijual secara merata di negeri ini - Kalau adapun itu tidak secara sah.
Beberapa tahun kemudian ketika Windows 98 keluar hal yang sama terjadi di seluruh lagi. Teman-teman datang kembali membagi-bagikan sekumpulan disk/cd kepada teman lainnya. kita kembali menginstal OS tersebut pada PC kita.
[float='left']
[Images dari google]
[/float] Pada saat XP dirilis, Microsoft akhirnya tertarik di negara kita, adanya fakta pemerintah bekejasama/MoU dalam penggunaan operating system Microsoft pada insitusi pemerintah, dan kemudahan untuk mahasiswa dan siswa disekolah dalam mendapatkan OS ini dengan harga yang miring. Akhirnya ada banyak cara yang sah untuk membeli OS baru. Tapi di sini yang saya tangkap: harga OS nya juga semahal PC itu sendiri, sehingga pengeluaran untuk ini akan menjadi dua kali lipat. Jika anda masih bertanya kenapa masih tidak mau membeli OS dan software yang legal dengan harga miring, walaupun harga miring itu masih sama nilainya dengan sekitar 10 bulan senilai gaji masyarakat disini. Bayangkan biaya OS Windows dan aplikasi lengkap sekitar $2.000.
Saya cukup beruntung karena saya mendapat salinan asli dari XP dibundel atau sudah terpasang langsung dengan PC baru saya saat membeli. Namun, satu tahun kemudian ketika motherboard habis terbakar dan saya harus membeli hardware baru, dan saya kembali minta salinan kepada teman-teman lainnya.
Selama 5-6 tahun saya menggunakan PC yang dengan versi bajakan Windows untuk men-download game dan software - semua secara ilegal. Mulai dari Half-Life dan Warcraft hingga Creative Suite dari Adobe. Sekali lagi ini terjadi bukan hanya karena harga, meskipun bisa membeli Adobe CS dengan harga gila yang saya pikir lebih baik dikirim ke keluarga dikampung atau keluarga yang masih kurang mampu, juga karena kebanyakan software ini tidak tersedia di toko-toko disekitar sini.
Dikarenakan pembajakan, saya punya pengetahuan, skill dan informasi yang tidak mungkin untuk didapat dengan mudah. Dengan pembajakan juga yang saya mempelajari bagaimana menggunakan Photoshop, cara mengedit film, cara menginstal sistem operasi/OS.
Dan saya bukan satu-satunya yang melakukan ini. Semua teman-teman saya yang telah bekerja di bidang IT juga bermulai dengan menggunakan software bajakan. Bagaimana bisa dibandingkan 12 tahun belajar untuk menggunakan perangkat lunak yang biaya ribuan dolar, ketika pendapatan bulanan rata-rata adalah sekitar $200? Bagaimana lagi rekan-rekan dinegri ini bisa berkembang memakai software-software professional yang ada dan bisa dipakai untuk mendapatkan lapangan kerja atau membuat lapangan kerja kalau harganya masih diatas pendapatan perbulan?
Dan ada satu hal lagi: karena pembajakanlah yang sebagian besar dari kita memiliki pekerjaan saat ini. Tanpa bajakan atau tanpa belajar OS dan software-software ini, saya dan teman-teman saya tidak akan bisa bekerja di dunia IT, atau pengembang game, atau menjadi IT Professional. Saya berani bilang kalau tidak dengan pembajakan, negara ini akan tetap keterbelakang.
Saya tahu saya telah mengatakan beberapa hal yang melanggar hukum, tapi intinya adalah tidak satupun dari kita membajak lagi ketika kita sudah mampu dan berkecukupan sebagai rasa penghargaan kepada pencipta/pembuat dari software yang pernah kita bajak. Kenapa? Karena kita selalu tahu membajak itu tidak benar, tapi kita tidak memiliki pilihan lain. Tapi sekarang ketika kita semua memiliki pekerjaan, bila software/os tersebut akhirnya tersedia secara merata dengan harga terjangkau, dan ketika perusahaan software dunia telah mengubah model bisnis mereka untuk memberikan harga yang lebih murah untuk mahasiswa dan institusi pendidikan (Windows dengan harga $39 ?) Pasti kita semua memilih untuk membeli perangkat lunak, musik dan film secara resmi. Oh, dan bahwa teman saya yang selalu membajak sistem operasi untuk saya? Dia sekarang menjadi IT Manager di perusahaan swasta di Indonesia.
Membajak software-software atau OS ini dilakukan biasanya bukan untuk keserakahan atau ketamakan. Dan software bajakan ini akan menjadi faktor sangat penting untuk pengembangan generasi di daerah-daerah tertinggal. Tentu saja perangkat lunak yang murah dan mudah didapat akan menjadi kemudahan tersendiri, namun keadaan saat ini masih belum terjadi dilingkungan kita secara merata, apalagi Indonesia dibelah oleh lautan/selat dengan ribuan pulau.
Yang masih membajak saat ini tapi sudah mampu membeli dan mudah didapat disekitarmu, tolong beli versi aslinya nya, hargai hasil karya orang lain!
Saya benar-benar ingin tahu apa pendapat kamu tentang tulisan saya ini, dan mudah-mudahan saya mendapatkan respon dengan pendapat yang cerdas dalam diskusi di sini.
Wanna-be writer
dono