Para akademisi Israel saat ini sedang mengembangkan sebuah software yang dapat membuat sebuah ponsel dapat mendeteksi sinyal elektrik. Dengan software tersebut sebuah ponsel juga dapat mengirimkan malware kepada sebuah komputer walaupun ponsel tersebut secara fisik tidak terhubung dengan komputer dan dapat digunakan tanpa menggunakan jaringan internet.
Profesor Yuval Elovici dari Ben Gurion University mengatakan kepada The Times of Israel timnya menggunakan teknik yang dinamakan Air Gap Network Hacking, yaitu dengan mengirimkan malware dari jarak jauh kepada sebuah ponsel dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang berasal dari server atau komputer tanpa koneksi internet. Serangan tersebut bisa digunakan hingga dalam jarak 6 meter dari target penyerangan.
Menurut Elovici, teknik ini sendiri bukan teknik baru, teknik ini sendiri digunakan untuk menyerang server Iran dengan menggunakan Stuxnet. Saat itu jaringan Iran diserang menggunakan Stuxnet. Virus ini menginfeksi server yang digunakan untuk mengontrol sistem sentrifugal program nuklir Iran.
Teknik ini sendiri pernah didemonstrasikan oleh Elovici dan timnya di depan Presiden Israel, Shimon Peres, saat kunjungan presiden tersebut ke laboratorium siber Ben Gurion University pada bulan lalu.
Menurut Elovici, saat ini untuk menghindari serangan ini sangat sulit, dan cara satu-satunya untuk menghindari serangan siber dengan teknik ini sebaiknya dengan mematikan ponsel. Mungkin cara ini bukan cara yang praktis namun itulah cara satu-satunya untuk menghindari serangan.
Profesor Yuval Elovici dari Ben Gurion University mengatakan kepada The Times of Israel timnya menggunakan teknik yang dinamakan Air Gap Network Hacking, yaitu dengan mengirimkan malware dari jarak jauh kepada sebuah ponsel dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang berasal dari server atau komputer tanpa koneksi internet. Serangan tersebut bisa digunakan hingga dalam jarak 6 meter dari target penyerangan.
Menurut Elovici, teknik ini sendiri bukan teknik baru, teknik ini sendiri digunakan untuk menyerang server Iran dengan menggunakan Stuxnet. Saat itu jaringan Iran diserang menggunakan Stuxnet. Virus ini menginfeksi server yang digunakan untuk mengontrol sistem sentrifugal program nuklir Iran.
Teknik ini sendiri pernah didemonstrasikan oleh Elovici dan timnya di depan Presiden Israel, Shimon Peres, saat kunjungan presiden tersebut ke laboratorium siber Ben Gurion University pada bulan lalu.
Menurut Elovici, saat ini untuk menghindari serangan ini sangat sulit, dan cara satu-satunya untuk menghindari serangan siber dengan teknik ini sebaiknya dengan mematikan ponsel. Mungkin cara ini bukan cara yang praktis namun itulah cara satu-satunya untuk menghindari serangan.