Panas Soal Radikalisme, Ini Kata Ma'ruf Amin merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Akhir-akhir ini, berbagai kegaduhan terjadi Indonesia. Sebut saja aksi teror yg terjadi di Mabes Polri, bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar, serta penangkapan sejumlah oknum yg diduga tergabung dalam organisasi terorisme & radikalisme.
Banyak spekulasi yg bermunculan dari berbagai pihak yg menyudutkan satu agama tertentu. Tak khayal, Islam jadi sorotan lantaran embel-embel yg dipakai oleh para pelaku kegaduhan tersebut.
Melihat kisruh yg sedang terjadi, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin minta untuk dakwah Islam dilakukan dengan cara yg sejuk bernarasi kerukunan.
Pernyataan tersebut dihinggakan Wapres Ma'ruf ketika menutup Muktamar Mathla'ul Anwar ke-20 secara virtual, Sabtu, 3 April 2021.
“Saya meminta Mathla'ul Anwar terus menjaga komitmen & khittah-nya dengan terus mengajarkan Islam yg wasathiyah, yaitu Islam yg ramah bukan Islam yg marah,” katanya.
Dilansir Pkiran-Rakyat.com dari PMJ News, Ma'ruf Amin menuturkan bahwa ajaran Islam yg rahmatan lil 'alamin harus dihinggakan dengan penuh kelembutan & kedamaian, bukan mengedepankan konflik apalagi dengan mengpakai cara kekerasan.
“Dakwah Islam harus kita jalankan dengan cara & narasi yg sejuk, narasi kerukunan, bukan narasi konflik apalagi dengan cara kekerasan. Dakwah wasathy juga merupakan tradisi dakwah yg diajarkan oleh KH Mas Abdurrahman,” tuturnya.
Ma'ruf Amin berharap Mathla’ul Anwar menjalankan tugas keulamaan, yaitu membangun kemaslahatan & kemanfaatan serta menghilangkan kerusakan-kerusakan & bahaya.
Menurutnya, salah satu bahaya yg tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah Covid-19 sebagai bahaya global & upaya menangkal bahaya Covid-19 merupakan kewajiban.
“Karena itu jadi kewajiban kita semua untuk menangkal bahaya tersebut,” katanya.
Wapres Ma'ruf Amin mengimbau umat Islam untuk menjauhi cara berpikir sempit serta tidak terbuka kepada perubahan.
Menurut Ma’ruf Amin, pola berpikir begitu jadi kendala perkembangan peradaban saat ini.
Ma'ruf memberikan contoh, cara berpikir sempit yg nyata saat ini, salah satunya tidak percaya dengan Covid-19.
Selain itu, juga percaya teori-teori konspirasi tentang sesuatu hal tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat & memanfaatkan ilmu pengetahuan.
(pikiran-rakyat.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet
Online - Akhir-akhir ini, berbagai kegaduhan terjadi Indonesia. Sebut saja aksi teror yg terjadi di Mabes Polri, bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar, serta penangkapan sejumlah oknum yg diduga tergabung dalam organisasi terorisme & radikalisme.
Banyak spekulasi yg bermunculan dari berbagai pihak yg menyudutkan satu agama tertentu. Tak khayal, Islam jadi sorotan lantaran embel-embel yg dipakai oleh para pelaku kegaduhan tersebut.
Melihat kisruh yg sedang terjadi, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin minta untuk dakwah Islam dilakukan dengan cara yg sejuk bernarasi kerukunan.
Pernyataan tersebut dihinggakan Wapres Ma'ruf ketika menutup Muktamar Mathla'ul Anwar ke-20 secara virtual, Sabtu, 3 April 2021.
“Saya meminta Mathla'ul Anwar terus menjaga komitmen & khittah-nya dengan terus mengajarkan Islam yg wasathiyah, yaitu Islam yg ramah bukan Islam yg marah,” katanya.
Dilansir Pkiran-Rakyat.com dari PMJ News, Ma'ruf Amin menuturkan bahwa ajaran Islam yg rahmatan lil 'alamin harus dihinggakan dengan penuh kelembutan & kedamaian, bukan mengedepankan konflik apalagi dengan mengpakai cara kekerasan.
“Dakwah Islam harus kita jalankan dengan cara & narasi yg sejuk, narasi kerukunan, bukan narasi konflik apalagi dengan cara kekerasan. Dakwah wasathy juga merupakan tradisi dakwah yg diajarkan oleh KH Mas Abdurrahman,” tuturnya.
Ma'ruf Amin berharap Mathla’ul Anwar menjalankan tugas keulamaan, yaitu membangun kemaslahatan & kemanfaatan serta menghilangkan kerusakan-kerusakan & bahaya.
Menurutnya, salah satu bahaya yg tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah Covid-19 sebagai bahaya global & upaya menangkal bahaya Covid-19 merupakan kewajiban.
“Karena itu jadi kewajiban kita semua untuk menangkal bahaya tersebut,” katanya.
Wapres Ma'ruf Amin mengimbau umat Islam untuk menjauhi cara berpikir sempit serta tidak terbuka kepada perubahan.
Menurut Ma’ruf Amin, pola berpikir begitu jadi kendala perkembangan peradaban saat ini.
Ma'ruf memberikan contoh, cara berpikir sempit yg nyata saat ini, salah satunya tidak percaya dengan Covid-19.
Selain itu, juga percaya teori-teori konspirasi tentang sesuatu hal tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat & memanfaatkan ilmu pengetahuan.
(pikiran-rakyat.com)
NB: Semua berita ini diambil dari internet