Patahkan Opini Ahok, Andre Rosiade Buka Data Soal Pertamina. Ini Rinciannya merupakan berita Hangat N3 di 2020.
Online - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menyerang direksi Pertamina secara terbuka. Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade meminta Presiden Jokowi mencopot Ahok karena kegaduhan yg ditimbulkan.
Komisi VI DPR merupakan kawan kerja perusahaan-perusahaan BUMN, salah satunya Pertamina.
Andre menilai Ahok sedang mencari perhatian dengan menyerang direksi Pertamina secara terbuka. Dia menyebut serangan yg dilepas Ahok tanpa dasar.
"Statement-statement Pak Ahok ini menciptakan gaduh & cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tetapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina," mengatakan Andre kepada wartawan, Rabu (16/9/2020).
Andre menjelaskan beberapa statement Ahok yg dinilainya tanpa dasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Faktanya, mengatakan Wakil Rakyat Sumbar itu, banyak eksplorasi dalam negeri yg sudah dilakukan Pertamina.
"Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yg kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina mengerjakan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi & eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk hulu migas. Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina mengerjakan studi seismik di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismik yg dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismik terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir," paparnya.
"Hasil studi seismik hingga jadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun. Oleh sebab itu, untuk menambah produksi & cadangan hulu migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yg sudah berproduksi, sehingga dapat langsung menambah cadangan & produksi migas Pertamina. Akuisisi yg dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yg sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yg sudah berproduksi & memiliki cadangan yg besar," sambung Andre.
Selain soal eksplorasi blok migas, Ahok mengatakan Pertamina tidak pernah membangun kilang. Menurut Andre, statement ini tidak benar & tanpa data. Pada 2019, Pertamina membangun beberapa kilang.
"Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih Pak Ahok mengerjakan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina sudah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015-2019. Kilang ini sudah mulai beroperasi Juli 2019 yg menambah produksi Pertamax sehingga mengurangi impor BBM. Selain itu, ada Kilang RDMP Balikpapan sudah mulai dibangun sejak April 2019 & akan selesai pada tahun 2023 sehingga nantinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan jadi 360.000 bpd. Juga ada Kilang Petrokimia di TPPI (revamping aromatic) yg sudah mulai dibangun sejak tahun 2019, & akan selesai di tahun 2022," mengatakan Ketua Gerindra Sumbar ini.
Lalu soal statement Ahok yg mengatakan bahwa Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan, Andre mengatakan, berdasarkan data yg dimilikinya sejak diluncurkan pada Februari 2020 hingga saat ini, sudah terbangun sekitar 500 Pertashop dengan kerja sama bersama pihak swasta ataupun BUMDES, hingga akhir 2020 ditargetkan akan terbangun 4.300 Pertashop di seluruh Indonesia.
"Data soal Pertashop aja Pak Ahok dapat keliru, padahal data tersebut sering di-update. Saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya yg bisikin Pak Ahok supaya Pertamina gaduh terus?" ujar Andre.
Andre juga mengkritik sikap Ahok yg disebutnya merasa paling benar sendiri. Menurut Andre, hal ini tidak elok. Komisaris & direksi di BUMN paling tidak punya satu agenda rapat bersama dalam satu bulan.
Untuk Pertamina, menurut Andre, rapat bersama ini bahkan dilakukan seminggu sekali, setiap Kamis. Seharusnya, dia melanjutkan, Ahok mengoptimalkan rapat tersebut.
"Ahok ini sering teriak soal banyak 'maling' di Pertamina. Saran saya, bila Pak Ahok memang punya bukti, sebaiknya laporkan saja ke pihak yg berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan, & juga Kepolisian. Jangan tuduh sana-sini, tetapi sebenarnya tidak ada bukti. Direksi Pertamina setahu saya sudah mengerjakan banyak upaya untuk membersihkan Pertamina melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum. Bulan lalu Pertamina bekerja sama dengan KPK & sudah berhasil menyelamatkan aset perusahaan sebesar Rp 9,5 T. Selain itu, Pertamina juga sudah mendapat sertifikat ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Suap. Untuk itu saya usul sebaiknya Presiden Jokowi & Menteri BUMN copot saja Pak Ahok daripada terus menciptakan kegaduhan yg tidak perlu," ulas mantan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti ini.
Andre meminta tak ada pihak yg merasa superior seolah-olah paling benar kerjanya, paling bersih, & tidak pernah salah. "Pertamina tidak butuh Superman, tetapi butuh Superteam yg bersama-sama memajukan Pertamina & Industri Migas Nasional," pungkas Andre.(detikcom/artikelasli)
NB: Semua berita ini diambil dari internet
Online - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menyerang direksi Pertamina secara terbuka. Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade meminta Presiden Jokowi mencopot Ahok karena kegaduhan yg ditimbulkan.
Komisi VI DPR merupakan kawan kerja perusahaan-perusahaan BUMN, salah satunya Pertamina.
Andre menilai Ahok sedang mencari perhatian dengan menyerang direksi Pertamina secara terbuka. Dia menyebut serangan yg dilepas Ahok tanpa dasar.
"Statement-statement Pak Ahok ini menciptakan gaduh & cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tetapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina," mengatakan Andre kepada wartawan, Rabu (16/9/2020).
Andre menjelaskan beberapa statement Ahok yg dinilainya tanpa dasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Faktanya, mengatakan Wakil Rakyat Sumbar itu, banyak eksplorasi dalam negeri yg sudah dilakukan Pertamina.
"Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yg kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina mengerjakan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi & eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk hulu migas. Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina mengerjakan studi seismik di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismik yg dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismik terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir," paparnya.
"Hasil studi seismik hingga jadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun. Oleh sebab itu, untuk menambah produksi & cadangan hulu migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yg sudah berproduksi, sehingga dapat langsung menambah cadangan & produksi migas Pertamina. Akuisisi yg dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yg sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yg sudah berproduksi & memiliki cadangan yg besar," sambung Andre.
Selain soal eksplorasi blok migas, Ahok mengatakan Pertamina tidak pernah membangun kilang. Menurut Andre, statement ini tidak benar & tanpa data. Pada 2019, Pertamina membangun beberapa kilang.
"Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih Pak Ahok mengerjakan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina sudah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015-2019. Kilang ini sudah mulai beroperasi Juli 2019 yg menambah produksi Pertamax sehingga mengurangi impor BBM. Selain itu, ada Kilang RDMP Balikpapan sudah mulai dibangun sejak April 2019 & akan selesai pada tahun 2023 sehingga nantinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan jadi 360.000 bpd. Juga ada Kilang Petrokimia di TPPI (revamping aromatic) yg sudah mulai dibangun sejak tahun 2019, & akan selesai di tahun 2022," mengatakan Ketua Gerindra Sumbar ini.
Lalu soal statement Ahok yg mengatakan bahwa Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan, Andre mengatakan, berdasarkan data yg dimilikinya sejak diluncurkan pada Februari 2020 hingga saat ini, sudah terbangun sekitar 500 Pertashop dengan kerja sama bersama pihak swasta ataupun BUMDES, hingga akhir 2020 ditargetkan akan terbangun 4.300 Pertashop di seluruh Indonesia.
"Data soal Pertashop aja Pak Ahok dapat keliru, padahal data tersebut sering di-update. Saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya yg bisikin Pak Ahok supaya Pertamina gaduh terus?" ujar Andre.
Andre juga mengkritik sikap Ahok yg disebutnya merasa paling benar sendiri. Menurut Andre, hal ini tidak elok. Komisaris & direksi di BUMN paling tidak punya satu agenda rapat bersama dalam satu bulan.
Untuk Pertamina, menurut Andre, rapat bersama ini bahkan dilakukan seminggu sekali, setiap Kamis. Seharusnya, dia melanjutkan, Ahok mengoptimalkan rapat tersebut.
"Ahok ini sering teriak soal banyak 'maling' di Pertamina. Saran saya, bila Pak Ahok memang punya bukti, sebaiknya laporkan saja ke pihak yg berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan, & juga Kepolisian. Jangan tuduh sana-sini, tetapi sebenarnya tidak ada bukti. Direksi Pertamina setahu saya sudah mengerjakan banyak upaya untuk membersihkan Pertamina melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum. Bulan lalu Pertamina bekerja sama dengan KPK & sudah berhasil menyelamatkan aset perusahaan sebesar Rp 9,5 T. Selain itu, Pertamina juga sudah mendapat sertifikat ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Suap. Untuk itu saya usul sebaiknya Presiden Jokowi & Menteri BUMN copot saja Pak Ahok daripada terus menciptakan kegaduhan yg tidak perlu," ulas mantan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti ini.
Andre meminta tak ada pihak yg merasa superior seolah-olah paling benar kerjanya, paling bersih, & tidak pernah salah. "Pertamina tidak butuh Superman, tetapi butuh Superteam yg bersama-sama memajukan Pertamina & Industri Migas Nasional," pungkas Andre.(detikcom/artikelasli)
NB: Semua berita ini diambil dari internet