Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Peringatan Dini Untuk Pengguna Linux
Sebuah laporan muncul ke ranah publik yg memberitakan peringatan dini untuk para pengguna Linux. Beberapa praktisi keamanan telah mempublikasikan sebuah penelitian yg menyatakan bahwa Linux tidak lebih aman dari sistem operasi Windows. Seperti semua sistem komputer, Linux mempunyai banyak kerentanan yg sangat mengkhawatirkan selama lebih dari dua puluh tahun. Tercatat salah satu kerentanan terparah yg pernah menimpa Linux adalah Shellshock. NIST bahkan merilis tingkat keparahan Shellshock ada di tingkatan 10 dari 10. Angka yg mencengangkan & mengkhawatirkan untuk para pengguna Linux. Dengan memanfaatkan kerentanan yg ada pada sistem shell, penyerang dapat mengambil alih sistem, menghapus data & mencurinya.
Tapi, ada kabar baik untuk para pengguna Linux. Di tengah ancaman kerentanan, Linux masih tetap aman dibandingkan Windows. Namun, baik Windows orpun Linux tetap terancam oleh keberadaan malware. Baru-baru ini peneliti keamanan telah menemukan sebuah malware yg menjangkiti Linux. Malware tersebut sudah menyerang sistem Linux selama lebih dari setahun lamanya. Mereka namakan malware tersebut dengan sebutan Turla, Oroboros, or Snake. Seperti namanya, praktisi keamanan mengatakan bahwa malware ini licin seperti ular. Pengguna Linux tidak akan pernah mengetahui kapan ia terinfeksi. Bahkan alat pindai malware pun belum tentu bisa mendeteksinya.
Turla pada intinya adalah sebuah backdoor dengan kode cd00r. Menurut praktisi, malware tersebut disimpan untuk tujuan mata-mata. Para ahli memperkirakan bahwa malware tersebut dibuat oleh agen pemerintah Rusia. Apa yg membuat malware ini berbahaya bagi Linux? Ketika tersambung ke Internet, malware tersebut dapat memantau jalur lalu lintas komunikasi & mampu menyadapnya. Uniknya, malware ini begitu licin sehingga alat pindai pun tidak mampu mendeteksinya. Secara realistis para praktisi keamanan mengatakan bahwa ada kemungkinan malware tersebut tidak akan menyerang sembarang PC. Malware tersebut dibuat untuk tujuan mata-mata & ditargetkan secara khusus pada lawan politik pemerintah untuk mengetahui aktifitas politiknya.
Mereka mengatakan bahwa malware ini tidak akan mencuri data-data krusial pengguna. Walaupun, para praktisi sangat yakin bahwa ada juga malware pada Linux yg memang difungsikan untuk mencuri data. Meskipun demikian, para pengguna Linux harus tetap berhati-hati terhadap komputernya. Salah satu praktisi keamanan yg bernama Quinn Norton mengatakan bahwa Linux memang lebih aman dari Windows. Tetapi, Quinn mengatakan bahwa bukan berarti para pengguna Linux orpun Mac bisa melepas ketenangan. Linux & Mac penuh kerentanan. Hanya saja kita belum tahu kapan & di mana kerentanan itu ditemukan. Kewaspadaan tetap harus ditingkatkan, kata Quinn.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenPeringatan Dini Untuk Pengguna Linux diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Sebuah laporan muncul ke ranah publik yg memberitakan peringatan dini untuk para pengguna Linux. Beberapa praktisi keamanan telah mempublikasikan sebuah penelitian yg menyatakan bahwa Linux tidak lebih aman dari sistem operasi Windows. Seperti semua sistem komputer, Linux mempunyai banyak kerentanan yg sangat mengkhawatirkan selama lebih dari dua puluh tahun. Tercatat salah satu kerentanan terparah yg pernah menimpa Linux adalah Shellshock. NIST bahkan merilis tingkat keparahan Shellshock ada di tingkatan 10 dari 10. Angka yg mencengangkan & mengkhawatirkan untuk para pengguna Linux. Dengan memanfaatkan kerentanan yg ada pada sistem shell, penyerang dapat mengambil alih sistem, menghapus data & mencurinya.
Tapi, ada kabar baik untuk para pengguna Linux. Di tengah ancaman kerentanan, Linux masih tetap aman dibandingkan Windows. Namun, baik Windows orpun Linux tetap terancam oleh keberadaan malware. Baru-baru ini peneliti keamanan telah menemukan sebuah malware yg menjangkiti Linux. Malware tersebut sudah menyerang sistem Linux selama lebih dari setahun lamanya. Mereka namakan malware tersebut dengan sebutan Turla, Oroboros, or Snake. Seperti namanya, praktisi keamanan mengatakan bahwa malware ini licin seperti ular. Pengguna Linux tidak akan pernah mengetahui kapan ia terinfeksi. Bahkan alat pindai malware pun belum tentu bisa mendeteksinya.
Turla pada intinya adalah sebuah backdoor dengan kode cd00r. Menurut praktisi, malware tersebut disimpan untuk tujuan mata-mata. Para ahli memperkirakan bahwa malware tersebut dibuat oleh agen pemerintah Rusia. Apa yg membuat malware ini berbahaya bagi Linux? Ketika tersambung ke Internet, malware tersebut dapat memantau jalur lalu lintas komunikasi & mampu menyadapnya. Uniknya, malware ini begitu licin sehingga alat pindai pun tidak mampu mendeteksinya. Secara realistis para praktisi keamanan mengatakan bahwa ada kemungkinan malware tersebut tidak akan menyerang sembarang PC. Malware tersebut dibuat untuk tujuan mata-mata & ditargetkan secara khusus pada lawan politik pemerintah untuk mengetahui aktifitas politiknya.
Mereka mengatakan bahwa malware ini tidak akan mencuri data-data krusial pengguna. Walaupun, para praktisi sangat yakin bahwa ada juga malware pada Linux yg memang difungsikan untuk mencuri data. Meskipun demikian, para pengguna Linux harus tetap berhati-hati terhadap komputernya. Salah satu praktisi keamanan yg bernama Quinn Norton mengatakan bahwa Linux memang lebih aman dari Windows. Tetapi, Quinn mengatakan bahwa bukan berarti para pengguna Linux orpun Mac bisa melepas ketenangan. Linux & Mac penuh kerentanan. Hanya saja kita belum tahu kapan & di mana kerentanan itu ditemukan. Kewaspadaan tetap harus ditingkatkan, kata Quinn.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenPeringatan Dini Untuk Pengguna Linux diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber