<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span><b>1.Buaya</b></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Seperti telah kita ketahui bersama baha buaya merupakan salah satu hewan purba yang tersisa si bumi ini. Buaya merupakan hewan Karnivora yang dapat hidup di air dan daratan. Indonesia memiliki 7 spesies buaya dari total seluruh spesies buaya yang ada di Dunia.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Spesies buaya yang terdapat di Indonesia antara lain :</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b># Buaya muara (Crocodylus porosus) :</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL57u5XuxhI/AAAAAAAAAj0/M3Ame-awOwA/s320/buaya-muara-crocodylus-porosus.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya muara merupakan spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan terganas di antara jenis-jenis buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga memiliki habitat persebaran yang sangat luas, bahkan terluas dibandingkan spesies buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai dari Teluk Benggala (India, Sri Langka, dan Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji. Indonesia menjadi habitat terfavorit bagi buaya muara selain Australia.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya irian (Crocodylus novaeguineae)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL57zdcLDMI/AAAAAAAAAj4/U6_XAZ2Nnio/s1600/240px-Neuguinea-krokodil-0272.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya irian hanya terdapat di pulau Irian (Indonesia dan Papua Nugini). Bentuk tubuh buaya yang hidup di air tawar ini menyerupai buaya muara hanya berukuran lebih kecil dan berwarna lebih hitam.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya mindoro (Crocodylus mindorensis)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="252" src="http://3.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL574uwc2ZI/AAAAAAAAAj8/mfNjS07ed2c/s320/2236910500044985534jgJXyr_ph.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya mindoro semula termasuk anak jenis (subspesies) dari buaya irian (Crocodylus novaeguineae) tapi kini buaya ini di anggap sebagai jenis tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi bagian timur dan tenggara.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya kalimantan (Crocodylus raninus)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="212" src="http://2.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL57_Wz84KI/AAAAAAAAAkA/408s_LinJy8/s320/kumkum2.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya kalimantan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan buaya muara. Lantaran itu buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan ini statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58Gfg50jI/AAAAAAAAAkE/L1tQP4c5Dic/s1600/buaya.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya Siam diperkirakan berasal dari Siam. Buaya siam selain di Indonesia dapat dijumpai pula di Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja. Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa dan Kalimantan.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58MIiE_ZI/AAAAAAAAAkI/Y7HytDpNOuk/s320/gggg.jpg" width="247" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya sahul sebenarnya sama atau masih dianggap satu jenis dengan buaya irian. Namun oleh beberapa ahli taksonomi buaya sahul yang hanya tersebar di Papua bagian selatan ini diusulkan untuk menjadi spesies tersendiri.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="182" src="http://1.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58QlEespI/AAAAAAAAAkM/6GBNJ9eyoak/s320/buaya-senyulong-tomistoma-schlegelii.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya senyulong tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Yang membedakan buaya senyulong dengan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang relatif sempit.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>2.Komodo</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="215" src="http://1.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58Ytddn2I/AAAAAAAAAkQ/Ww9anNC6Jw8/s320/indo_0054.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Komodo, atau yang biasa disebut gengan <b>biawak komodo (Varanus komodoensis)</b>, merupakan kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai 2-3 meter dan berat mencapai 70-140 kg. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Komodo merupakan dinasaurus purba yang hanya hidup (endemik) di Indonesia saja, tepatnya di <b>Taman Nasional Pulau Komodo</b>. Walaupun begitu komodo juga dapat ditemukan di dua pulau lain disekitar pulau komodo yakni, pulau Rinca dan Pulau Padar.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Rahasia Kadal Komodo hingga dapat bertahan selama 40 juta tahun ialah karena ia memiliki sistem pertahanan hidup alami yang terdapat pada kuku serta air liurnya. Air liur komodo s angat mematikan karena mengandung 66 jenis bakteri mematikan. Rhasia lain mengapa komodo dapat bertahan selama ini ualah karean cara bereproduksi komodo sangat istemewa. Komodo dapat bertelur tanpa adanya pejantan (partenogenesis).</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>3.Coelacanth (Raja Ikan Laut Purba)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58lRb2rII/AAAAAAAAAkU/v9cx_dq6PE0/s1600/CoelacanthDist.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span><b>Ikan raja laut atau Coelacanth</b> merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis <b>(Indonesia Coelacanth)</b> dan Latimeria chalumnae (<b>Comoro Coelacanth</b>). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai<b>nenek moyang tetrapoda</b>, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meski terkadang ikan purba ini bisa berada dikedalaman laut 200 meter.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Pada tahun 1998, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan <b>Pulau Manado Tua, Sulawesi </b>Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdiskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis <b>( Coelacanth Sulawesi)</b>.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Antara ikan raja laut spesies Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro) dan Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi) mempunyai ciri-ciri yang serupa. Ekor ikan purba ini berbentuk seperti kipas dengan mata yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat mencapai 80-100 kg. Perbedaannya terdapat pada warna kulit Latimeria menadoensis yang berwarna coklat sedangkan Latimeria chalumnae berwarna biru baja.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>4. Arwana</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="199" src="http://1.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58oxHmQ4I/AAAAAAAAAkY/wq6ajD0rQ7g/s320/Golden-Red-Arwana.png" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Menurut <b>kelompok kuno Osteoglossids</b>, ikan ini sudah ada pada periode Jurassic. Saat ini, mereka bisa ditemukan di <b>Amazon,</b> dan di beberapa bagian<b>Afrika, Asia dan Australia</b></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan eksotis, arowana adalah predator rakus yang memakan binatang kecil yang dapat mereka tangkap, termasuk burung dan kelelawar yang mereka tangkap dalam penerbangan pertengahan (mereka bisa melompat hingga <b>2 meter </b>(6 '6 ") ke udara) .</span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span>Di Cina, arowana terkenal sebagai "Ikan Naga" karena penampilan mereka, dan mereka dianggap Pembawa keberuntungan/Nasib Baik.</span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span> </span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span> </span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span> </span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span><a href="http://www.terheran.com/2012/04/spesies-hewan-purba-yang-masih-hidup-di.html">sumber </a></span></span></span></span></div>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b># Buaya muara (Crocodylus porosus) :</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL57u5XuxhI/AAAAAAAAAj0/M3Ame-awOwA/s320/buaya-muara-crocodylus-porosus.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya muara merupakan spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan terganas di antara jenis-jenis buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga memiliki habitat persebaran yang sangat luas, bahkan terluas dibandingkan spesies buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai dari Teluk Benggala (India, Sri Langka, dan Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji. Indonesia menjadi habitat terfavorit bagi buaya muara selain Australia.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya irian (Crocodylus novaeguineae)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL57zdcLDMI/AAAAAAAAAj4/U6_XAZ2Nnio/s1600/240px-Neuguinea-krokodil-0272.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya irian hanya terdapat di pulau Irian (Indonesia dan Papua Nugini). Bentuk tubuh buaya yang hidup di air tawar ini menyerupai buaya muara hanya berukuran lebih kecil dan berwarna lebih hitam.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya mindoro (Crocodylus mindorensis)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="252" src="http://3.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL574uwc2ZI/AAAAAAAAAj8/mfNjS07ed2c/s320/2236910500044985534jgJXyr_ph.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya mindoro semula termasuk anak jenis (subspesies) dari buaya irian (Crocodylus novaeguineae) tapi kini buaya ini di anggap sebagai jenis tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi bagian timur dan tenggara.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya kalimantan (Crocodylus raninus)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="212" src="http://2.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL57_Wz84KI/AAAAAAAAAkA/408s_LinJy8/s320/kumkum2.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya kalimantan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan buaya muara. Lantaran itu buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan ini statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58Gfg50jI/AAAAAAAAAkE/L1tQP4c5Dic/s1600/buaya.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya Siam diperkirakan berasal dari Siam. Buaya siam selain di Indonesia dapat dijumpai pula di Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja. Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa dan Kalimantan.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58MIiE_ZI/AAAAAAAAAkI/Y7HytDpNOuk/s320/gggg.jpg" width="247" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya sahul sebenarnya sama atau masih dianggap satu jenis dengan buaya irian. Namun oleh beberapa ahli taksonomi buaya sahul yang hanya tersebar di Papua bagian selatan ini diusulkan untuk menjadi spesies tersendiri.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>#Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="182" src="http://1.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58QlEespI/AAAAAAAAAkM/6GBNJ9eyoak/s320/buaya-senyulong-tomistoma-schlegelii.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Buaya senyulong tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Yang membedakan buaya senyulong dengan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang relatif sempit.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>2.Komodo</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="215" src="http://1.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58Ytddn2I/AAAAAAAAAkQ/Ww9anNC6Jw8/s320/indo_0054.jpg" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Komodo, atau yang biasa disebut gengan <b>biawak komodo (Varanus komodoensis)</b>, merupakan kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai 2-3 meter dan berat mencapai 70-140 kg. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Komodo merupakan dinasaurus purba yang hanya hidup (endemik) di Indonesia saja, tepatnya di <b>Taman Nasional Pulau Komodo</b>. Walaupun begitu komodo juga dapat ditemukan di dua pulau lain disekitar pulau komodo yakni, pulau Rinca dan Pulau Padar.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Rahasia Kadal Komodo hingga dapat bertahan selama 40 juta tahun ialah karena ia memiliki sistem pertahanan hidup alami yang terdapat pada kuku serta air liurnya. Air liur komodo s angat mematikan karena mengandung 66 jenis bakteri mematikan. Rhasia lain mengapa komodo dapat bertahan selama ini ualah karean cara bereproduksi komodo sangat istemewa. Komodo dapat bertelur tanpa adanya pejantan (partenogenesis).</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>3.Coelacanth (Raja Ikan Laut Purba)</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58lRb2rII/AAAAAAAAAkU/v9cx_dq6PE0/s1600/CoelacanthDist.jpg" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span><b>Ikan raja laut atau Coelacanth</b> merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis <b>(Indonesia Coelacanth)</b> dan Latimeria chalumnae (<b>Comoro Coelacanth</b>). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai<b>nenek moyang tetrapoda</b>, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meski terkadang ikan purba ini bisa berada dikedalaman laut 200 meter.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Pada tahun 1998, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan <b>Pulau Manado Tua, Sulawesi </b>Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdiskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis <b>( Coelacanth Sulawesi)</b>.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Antara ikan raja laut spesies Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro) dan Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi) mempunyai ciri-ciri yang serupa. Ekor ikan purba ini berbentuk seperti kipas dengan mata yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat mencapai 80-100 kg. Perbedaannya terdapat pada warna kulit Latimeria menadoensis yang berwarna coklat sedangkan Latimeria chalumnae berwarna biru baja.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>
</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><b>4. Arwana</b></span></div><div class="separator" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span class="noBottomLine"><img border="0" height="199" src="http://1.bp.blogspot.com/_2pjBh_8luG8/TL58oxHmQ4I/AAAAAAAAAkY/wq6ajD0rQ7g/s320/Golden-Red-Arwana.png" width="320" /></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Menurut <b>kelompok kuno Osteoglossids</b>, ikan ini sudah ada pada periode Jurassic. Saat ini, mereka bisa ditemukan di <b>Amazon,</b> dan di beberapa bagian<b>Afrika, Asia dan Australia</b></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span>Kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan eksotis, arowana adalah predator rakus yang memakan binatang kecil yang dapat mereka tangkap, termasuk burung dan kelelawar yang mereka tangkap dalam penerbangan pertengahan (mereka bisa melompat hingga <b>2 meter </b>(6 '6 ") ke udara) .</span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span>Di Cina, arowana terkenal sebagai "Ikan Naga" karena penampilan mereka, dan mereka dianggap Pembawa keberuntungan/Nasib Baik.</span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span> </span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span> </span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span> </span></span></span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span><a href="http://www.terheran.com/2012/04/spesies-hewan-purba-yang-masih-hidup-di.html">sumber </a></span></span></span></span></div>