Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Sudut Pandang Pakar Tentang Risiko Cloud
Beberapa waktu lalu, Shaun Han, VP Oracle APAC memaparkan pendapatnya tentang empat risiko cloud yg harus diperhatikan oleh perusahaan bila ingin bermigrasi pada komputasi awan tersebut. Saat ini sangat banyak penyedia cloud yg berusaha menawarkan layanannya dengan harga yg bersaing. Hal ini tentu sangat menarik bagi perusahaan yg mana layanan bisnisnya sudah terhubungan dengan sistem TI. Shaun pun memaparkan empat risiko yg harus diperhatikan oleh perusahaan sebelum bermigrasi. Perusahaan sebaiknya memperhatikan pertimbangan akses ke data privat, ketersediaan platform, penyelerasan proses & kemudahaan diterimanya cloud oleh para pegawai.
Para pakar orpun praktisi cloud di Indonesia pun memaparkan beberapa pendapatnya tentang risiko-risiko apa saja yg biasanya muncul pada cloud computing. Memperhatikan pendapat para pakar ini sangat berguna bagi mereka yg ingin bermigrasi ke cloud. Neil Cresswell, CTO dari Indonesia Cloud mengatakan bahwa risiko terbesar yg dialami oleh layanan ini adalah serangan DDoS. Neil menjelaskan bahwa serangan DDoS yg dialami oleh penyedia layanan cloud harus diterima setiap harinya. Walaupun begitu, Neil mengatakan bahwa kekhawatiran terbesar dari risiko cloud di Indonesia bukan pada serangan DDoS. Melainkan masih minimnya penggunaan & langkanya para praktisi cloud di Indonesia.
Pernyataan sebaliknya muncul dari Hendrie Aripin, praktisi TI dari Bank Mandiri. Hendrie menjelaskan bahwa risiko terbesar dari cloud bukan pada aspek penggunaannya. Ia lebih mengkhawatirkan risiko regulasi tentang penggunaan cloud di perbankan. Belum ada kejelasan dari Bank Indonesia tentang regulasi cloud tersebut di industri perbankan, tutur Hendrie. Ia menambahkan bahwa risiko pembobolan data pada layanan cloud bisa saja terjadi. Namun di satu sisi ia mengatakan bahwa mengatasi risiko itu lebih baik daripada memikirkan risikonya saja.
Sebagai regulator bank (red-BI), belum ada kepastian yg mengatur bahwa bank boleh menempatkan data or infrastrukturnya pada penyedia cloud yg terakreditasi or sertifikasi, kata Hendrie. Di sisi lain, Denny Sugiri, pakar cloud dari Aplikanusa Lintasarta mengatakan bahwa pemahaman cloud & risikonya harus dipahami tidak hanya oleh pengguna tetapi auditor & regulator. Auditor harus update juga metodologi audit jika mereka mengaudit teknologi cloud, ujar Denny.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenSudut Pandang Pakar Tentang Risiko Cloud diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Beberapa waktu lalu, Shaun Han, VP Oracle APAC memaparkan pendapatnya tentang empat risiko cloud yg harus diperhatikan oleh perusahaan bila ingin bermigrasi pada komputasi awan tersebut. Saat ini sangat banyak penyedia cloud yg berusaha menawarkan layanannya dengan harga yg bersaing. Hal ini tentu sangat menarik bagi perusahaan yg mana layanan bisnisnya sudah terhubungan dengan sistem TI. Shaun pun memaparkan empat risiko yg harus diperhatikan oleh perusahaan sebelum bermigrasi. Perusahaan sebaiknya memperhatikan pertimbangan akses ke data privat, ketersediaan platform, penyelerasan proses & kemudahaan diterimanya cloud oleh para pegawai.
Para pakar orpun praktisi cloud di Indonesia pun memaparkan beberapa pendapatnya tentang risiko-risiko apa saja yg biasanya muncul pada cloud computing. Memperhatikan pendapat para pakar ini sangat berguna bagi mereka yg ingin bermigrasi ke cloud. Neil Cresswell, CTO dari Indonesia Cloud mengatakan bahwa risiko terbesar yg dialami oleh layanan ini adalah serangan DDoS. Neil menjelaskan bahwa serangan DDoS yg dialami oleh penyedia layanan cloud harus diterima setiap harinya. Walaupun begitu, Neil mengatakan bahwa kekhawatiran terbesar dari risiko cloud di Indonesia bukan pada serangan DDoS. Melainkan masih minimnya penggunaan & langkanya para praktisi cloud di Indonesia.
Pernyataan sebaliknya muncul dari Hendrie Aripin, praktisi TI dari Bank Mandiri. Hendrie menjelaskan bahwa risiko terbesar dari cloud bukan pada aspek penggunaannya. Ia lebih mengkhawatirkan risiko regulasi tentang penggunaan cloud di perbankan. Belum ada kejelasan dari Bank Indonesia tentang regulasi cloud tersebut di industri perbankan, tutur Hendrie. Ia menambahkan bahwa risiko pembobolan data pada layanan cloud bisa saja terjadi. Namun di satu sisi ia mengatakan bahwa mengatasi risiko itu lebih baik daripada memikirkan risikonya saja.
Sebagai regulator bank (red-BI), belum ada kepastian yg mengatur bahwa bank boleh menempatkan data or infrastrukturnya pada penyedia cloud yg terakreditasi or sertifikasi, kata Hendrie. Di sisi lain, Denny Sugiri, pakar cloud dari Aplikanusa Lintasarta mengatakan bahwa pemahaman cloud & risikonya harus dipahami tidak hanya oleh pengguna tetapi auditor & regulator. Auditor harus update juga metodologi audit jika mereka mengaudit teknologi cloud, ujar Denny.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenSudut Pandang Pakar Tentang Risiko Cloud diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber