Amerika Serikat yang terpecah-belah gagal menghadapi upaya Rusia untuk melemahkan demokrasi dan meragukan aliansi AS, menurut laporan Pentagon, yang memperingatkan adanya peningkatan “perang politik.” Pengawasan terbesar pada ambisi Vladimir Putin bisa jadi terletak pada orang-orang Rusia, merujuk pada bukti kewaspadaan publik yang mendalam tentang kebijakan luar negeri Rusia. Hal ini termasuk invasi 2014 ke semenanjung Krimea Ukraina, dukungan militer untuk separatis Rusia, dan “pernyataan Kremlin bahwa AS adalah bahaya eksternal yang mengancam.”
Oleh: Bryan Bender (Politico)
Amerika Serikat tidak siap untuk menghadapi perang politik yang semakin berani yang diluncurkan Rusia untuk melemahkan demokrasi, Pentagon dan sejumlah ahli strategi independen memperingatkan dalam penilaian terperinci yang menggemakan banyak kritik bipartisan terhadap pendekatan Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia.
Buku putih setebal lebih dari 150 halaman tersebut, yang disiapkan untuk Kepala Staf Gabungan dan dibagikan dengan Politico, mengatakan bahwa Amerika Serikat masih meremehkan ruang lingkup agresi Rusia, yang mencakup penggunaan propaganda dan disinformasi untuk mempengaruhi opini publik di seluruh Eropa, Asia Tengah, Afrik, dan Amerika Latin. Studi tersebut juga menunjukkan bahaya kerja sama yang tumbuh antara Rusia dan China, yang saling memiliki ketakutan akan aliansi internasional Amerika Serikat dan afinitas terhadap “stabilitas otoritarian.”
Penulis laporan itu berpendapat bahwa kekacauan di dalam negeri telah menghambat upaya Amerika Serikat untuk merespons, dengan mengatakan Amerika tidak memiliki “kisah” menarik yang digunakannya untuk memenangkan Perang Dingin.
Penelitian itu tidak menawarkan kritik terhadap Trump, tetapi muncul di tengah berlanjutnya perselisihan dengan tokoh agresif keamanan di kedua belah Partai Republikan dan Demokrat yang menentang pelecehan berulang-ulang oleh Presiden Trump di aliansi AS di Eropa dan Asia, kekaguman publik untuk para pemimpin otoriter seperti Vladimir Putin dan Kim Jong-un, dan kebiasaan Trump mengejek bukti bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu presiden AS 2016. Trump dengan gayanya yang mengejek menambahkan bukti pada pola itu hari Jumat (28/6) di KTT G20 Osaka, Jepang, di mana ia tertawa terbahak-bahak bersama Putin dengan menegurnya, “Jangan ikut campur dalam pemilihan, presiden.”
Baca Artikel Selengkapnya di sini
Oleh: Bryan Bender (Politico)
Amerika Serikat tidak siap untuk menghadapi perang politik yang semakin berani yang diluncurkan Rusia untuk melemahkan demokrasi, Pentagon dan sejumlah ahli strategi independen memperingatkan dalam penilaian terperinci yang menggemakan banyak kritik bipartisan terhadap pendekatan Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia.
Buku putih setebal lebih dari 150 halaman tersebut, yang disiapkan untuk Kepala Staf Gabungan dan dibagikan dengan Politico, mengatakan bahwa Amerika Serikat masih meremehkan ruang lingkup agresi Rusia, yang mencakup penggunaan propaganda dan disinformasi untuk mempengaruhi opini publik di seluruh Eropa, Asia Tengah, Afrik, dan Amerika Latin. Studi tersebut juga menunjukkan bahaya kerja sama yang tumbuh antara Rusia dan China, yang saling memiliki ketakutan akan aliansi internasional Amerika Serikat dan afinitas terhadap “stabilitas otoritarian.”
Penulis laporan itu berpendapat bahwa kekacauan di dalam negeri telah menghambat upaya Amerika Serikat untuk merespons, dengan mengatakan Amerika tidak memiliki “kisah” menarik yang digunakannya untuk memenangkan Perang Dingin.
Penelitian itu tidak menawarkan kritik terhadap Trump, tetapi muncul di tengah berlanjutnya perselisihan dengan tokoh agresif keamanan di kedua belah Partai Republikan dan Demokrat yang menentang pelecehan berulang-ulang oleh Presiden Trump di aliansi AS di Eropa dan Asia, kekaguman publik untuk para pemimpin otoriter seperti Vladimir Putin dan Kim Jong-un, dan kebiasaan Trump mengejek bukti bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu presiden AS 2016. Trump dengan gayanya yang mengejek menambahkan bukti pada pola itu hari Jumat (28/6) di KTT G20 Osaka, Jepang, di mana ia tertawa terbahak-bahak bersama Putin dengan menegurnya, “Jangan ikut campur dalam pemilihan, presiden.”
Baca Artikel Selengkapnya di sini