Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Wikileaks Ungkap Pembelian Program Mata-Mata oleh Perusahaan Singapura
Berdasarkan laporan yg dibocorkan oleh Wikileaks pada 15 September lalu terungkap keterlibatan antara perusahaan Singapura, PCS & pemerintah negara tersebut dalam pembelian program software yg dapat digunakan untuk memata-matai.
Wikileaks merilis salinan invoice & support ticket dari perusahaan software Jerman FinFisher. FinFisher selama ini dikenal sebagai perusahaan pembuat program yg digunakan untuk memata-matai. Pada data yg dirilis oleh Wikileaks, terdapat nama klien & harga program yg dibeli.
Pada invoice tersebut terdapat sejumlah program produk FinFisher seperti FinUSB Suite, FinIntrusion Kit, & FinSpy yg dibeli oleh perusahaan PCS. FinSpy sendiri adalah sebuah Trojan yg dirancang untuk menyadap & merekam informasi pada komputer yg terinfeksi termasuk obrolan & telepon melalui Skype, email, SMS, suara dari mikrofon & rekaman video dari webcam.
Secara garis besar, program-program yg dibuat oleh FinFisher adalah program yg digunakan untuk menyusup ke dalam komputer, mengeksloitasi software, & untuk memata-matai komputer melalui jarak jauh. Program FinFisher mampu menyadap komunikasi & data dari OS X, Windows, & komputer Linux serta perangkat Android, iOS, Blackberry, Symbian & Windows Mobile. Dalam laporan tersebut tercatat PCS membeli sekitar 19 lisensi dari FinFisher & menghabiskan sekitar 4 juta dolar untuk program-program tersebut.
Berdasarkan laporan Tech In Asia, pemerintah Singapura adalah pelanggan utama PCS. Bisa dikatakan secara tidak langsung pemerintah Singapura telah membeli program-program mata-mata tersebut.
Melalui laman resminya PCS mengatakan bahwa salah satu programnya Scanner Sentinel Paspor digunakan oleh pemerintah Singapura untuk pemeriksaan di perbatasan. PCS juga melakukan proyek pendaftaran kartu SIM prabayar di Singapura. Sistem registrasi ini dilakukan untuk meminimalisir insiden keamanan dengan membuat sistem pelacak pemilik kartu SIM.
Pada Agustus lalu Menteri Komunikasi & Informasi Singapura, Yaacob Ibrahim mengatakan bahwa Singapura membutuhkan peningkatan keamanan komunikasi & informasi. Ibrahim juga menambahkan bahwa Singapura membutuhkan perangkat untuk mendeteksi & menyerang yg dimanfaatkan untuk keamanan pemerintah.
Hingga berita ini diturunkan belum jelas penggunaan program-program tersebut akan digunakan untuk menyadap warga Singapura or tidak. Namun data yg dibongkar oleh Wikileaks memberikan bukti bahwa program yg digunakan untuk menyadap telah dimiliki oleh salah satu perusahaan Singapura.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenWikileaks Ungkap Pembelian Program Mata-Mata oleh Perusahaan Singapura diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Berdasarkan laporan yg dibocorkan oleh Wikileaks pada 15 September lalu terungkap keterlibatan antara perusahaan Singapura, PCS & pemerintah negara tersebut dalam pembelian program software yg dapat digunakan untuk memata-matai.
Wikileaks merilis salinan invoice & support ticket dari perusahaan software Jerman FinFisher. FinFisher selama ini dikenal sebagai perusahaan pembuat program yg digunakan untuk memata-matai. Pada data yg dirilis oleh Wikileaks, terdapat nama klien & harga program yg dibeli.
Pada invoice tersebut terdapat sejumlah program produk FinFisher seperti FinUSB Suite, FinIntrusion Kit, & FinSpy yg dibeli oleh perusahaan PCS. FinSpy sendiri adalah sebuah Trojan yg dirancang untuk menyadap & merekam informasi pada komputer yg terinfeksi termasuk obrolan & telepon melalui Skype, email, SMS, suara dari mikrofon & rekaman video dari webcam.
Secara garis besar, program-program yg dibuat oleh FinFisher adalah program yg digunakan untuk menyusup ke dalam komputer, mengeksloitasi software, & untuk memata-matai komputer melalui jarak jauh. Program FinFisher mampu menyadap komunikasi & data dari OS X, Windows, & komputer Linux serta perangkat Android, iOS, Blackberry, Symbian & Windows Mobile. Dalam laporan tersebut tercatat PCS membeli sekitar 19 lisensi dari FinFisher & menghabiskan sekitar 4 juta dolar untuk program-program tersebut.
Berdasarkan laporan Tech In Asia, pemerintah Singapura adalah pelanggan utama PCS. Bisa dikatakan secara tidak langsung pemerintah Singapura telah membeli program-program mata-mata tersebut.
Melalui laman resminya PCS mengatakan bahwa salah satu programnya Scanner Sentinel Paspor digunakan oleh pemerintah Singapura untuk pemeriksaan di perbatasan. PCS juga melakukan proyek pendaftaran kartu SIM prabayar di Singapura. Sistem registrasi ini dilakukan untuk meminimalisir insiden keamanan dengan membuat sistem pelacak pemilik kartu SIM.
Pada Agustus lalu Menteri Komunikasi & Informasi Singapura, Yaacob Ibrahim mengatakan bahwa Singapura membutuhkan peningkatan keamanan komunikasi & informasi. Ibrahim juga menambahkan bahwa Singapura membutuhkan perangkat untuk mendeteksi & menyerang yg dimanfaatkan untuk keamanan pemerintah.
Hingga berita ini diturunkan belum jelas penggunaan program-program tersebut akan digunakan untuk menyadap warga Singapura or tidak. Namun data yg dibongkar oleh Wikileaks memberikan bukti bahwa program yg digunakan untuk menyadap telah dimiliki oleh salah satu perusahaan Singapura.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenWikileaks Ungkap Pembelian Program Mata-Mata oleh Perusahaan Singapura diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber